Bagian 17

732 63 13
                                    

Suara langkah kaki perlahan terdengar dari dalam toilet, beberapa pelayan kafe sedang asik mengobrol

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Suara langkah kaki perlahan terdengar dari dalam toilet, beberapa pelayan kafe sedang asik mengobrol. Beberapa di antaranya sedang membuatkan pesanan dari orang yang baru saja datang. Aroma harum biji kopi dan kepulan asap air panas menjadi pemandangan yang biasa di tempat kerja mereka, berikut dengan gelas-gelas rapi yang disusun sejajar. Seorang pelayan laki-laki melepas apronnya, lalu menggantungnya di hangar.

“Gue ke toilet dulu,” katanya yang bergerak pergi.

“Eh, nanti dulu.” Salah satu teman menahannya pergi. “Sekalian nih lu bawa pesenan cewek yang duduk deket jendela. Tungguin sebentar,” ujarnya sambil menyelesaikan minuman kopi yang sedang ia buat. Pelayan tadi pun menunda niatnya ke toilet dan menunggu temannya selesai membuat kopi.

Tanpa mereka duga, di tengah penantian itu. Keluar seorang laki-laki berjaket dari dalam toilet. Yang membuat para pelayan dan pengunjung kafe bergidik ngeri adalah baju dan celana laki-laki itu yang penuh dengan darah. Bahkan wajahnya pun penuh dengan cipratan darah. Laki-laki itu berjalan begitu saja tanpa bicara apa-apa, melangkah ke luar kafe. Menciptakan jejak kaki merah di lantai.

Semuanya kaget, beberapa pelayan saling dorong untuk masuk ke toilet dan melihat apa yang terjadi di dalam sana. “Sono, lu liat!” kata salah satu pelayan.

“Ah, lu aja!” ucap pelayan satu lagi. Sampai salah satu dari mereka mengalah, seorang laki-laki jantan pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam toilet. Ia menarik nafas panjang dan segera melangkah masuk.

“Aaaaaaa!!!” Teriakan pelayan itu membuat semua orang kaget. Mata pelayan itu melotot melihat sesosok pria yang terbaring bersimbah darah dengan sebuah pisau tertusuk di bagian lehernya.

Suara teriakan itu bahkan sampai terdengar ke luar, beberapa tukang parkir dan satpam pun sampai masuk untuk melihat keadaan di dalam kafe. Di tengah kepanikan itu, Raffa dengan santai naik ke motor milik Dono. Ia nyalakan mesinnya dan memutar arah. Tiba-tiba dari arah kafe terdengar suara. “Pak, hentikan dia, Pak! Dia pelakunya!” teriak salah satu pelayan sambil menunjuk Raffa.

Seorang satpam dengan dibantu beberapa orang lainnya buru-buru berlari dari dalam kafe dan mengejar Raffa. Tapi sayangnya, pria itu sudah lebih dulu tancap gas meninggalkan lokasi.

Raffa mulai menerjang dinginnya malam dan padatnya suasana jalan kota. Ia melaju dengan kecepatan tinggi seperti orang kesetanan, melesat secepat yang motor ini bisa untuk segera sampai di tempat tinggalnya. Beberapa menit berlalu, Raffa dengan motor Dono masuk ke dalam area rusun. Ia memarkirkan motornya di sembarang tempat, lalu langsung berjalan cepat memasuki bangunan rusun.

“Woi! Bos! Gimana ini parkirnya,” kata seorang tukang parkir saat melihat Raffa yang bersikap tidak biasa.

Raffa sampai di dalam dan naik ke lantai dua. Ia membuka pintu unitnya, dengan wajah penuh emosi ia masuk. Tangannya dengan keras membanting pintu, ia menendang meja hingga terbalik. Pot bunga ia banting hingga pecah, kursi-kursi ia lempar ke mana-mana mengenai beberapa hiasan dinding yang juga ikut terjatuh. Suasana tempat tinggalnya begitu gaduh sampai-sampai terdengar ke tetangga sekitar.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Dec 16, 2021 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Necrolust [18+] (TAMAT) Kde žijí příběhy. Začni objevovat