T U J U H || HR

2.7K 431 0
                                    

Dan hari ini aku pun tahu.


Rindou memegangi pipinya yang agak lebam sekaligus bibirnya yang berdarah. Sial dia tadi dikeroyok oleh orang-orang walhala itu mereka benar-benar menyebalkan.

Tapi tentunya mereka menang, Rindou dan Ran memang benar-benar luar biasa jika bertarung bersama. Mungkin karena mereka adalah saudara makanya mereka bisa sekompak itu.

Setelah selesai dengan walhala Rindou segera pergi dari sana tanpa memperdulikan apapun toh mereka sudah menang. Lagipula sedaritadi isi kepala Rindou hanya terisi oleh Yura seorang.

Ia ingin segera menemui kekasihnya itu, namun tentunya ia harus merapihkan penampilannya terlebih dahulu.

Rindou berhenti didepan sebuah toko lalu bercermin dari sana. Sial dia benar-benar terlihat seperti gembel.

Rindou kalut ia tersentak, apakah ia begitu prustasi akan penampilannya sekarang hingga ia berkhayal bahwa Yura sedang ada didalam toko itu sambil memandanginya?

Tok tok.

Kaca toko itu diketuk dari dalam. Mati aku. Batin Rindou ia tidaklah berkhayal didalam toko itu memang ada Yura kekasihnya.

"A-y-o m-a-s-u-k!" Katanya sambil menunjuk pintu.

Rindou mau tak mau akhirnya masuk kedalam toko itu, ah bukan toko melainkan cafe.

"Kamu babak belur?" Tanya Yura begitu Rindou masuk.

Cafe kecil yang lumayan megah namun disana belum ada satupun pengunjung karna memang cafe itu belum buka. Cafe itu buka sekitaran 2 jam lagi.

"Ah... Tadi aku dihajar preman dijalan." Ucapnya menggaruk pipinya pelan, rasanya seperti tertangkap basah mencuri di toko orang. Yah meskipun apa yang ia katakan bukanlah kebohongan.

"... Ugh, aku sangat benci preman."

Yura membawa Rindou ketempat duduk disana kemudian meninggalkannya untuk mencari kotak p3k. Setelah mendapatkan kotak itu ia segera menghampiri Rindou dan membersihkan lukanya dengan telaten seakan ia sudah terbiasa membersihkan luka seseorang.

"Kamu benci preman?" Tanya Rindou.

"Uhm... Ya, ibuku dibunuh oleh preman sejak itu aku sangat membencinya."

Rindou tersentak sekarang perasaannya kalang kabut, bagaimana jika kekasihnya itu tau kalau dia sendiri juga adalah seorang preman? Apakah hubungan mereka akan berakhir? Ayolah ia tak menginginkan itu, ia sangat mencintai perempuan yang ada dihadapannya itu ia tak ingin kehilangannya.

"Nah selesai!" Ucapnya sambil merapikan kotak p3k dan meletakannya kembali ditempat semula. "Preman itu benar-benar jahat... Bagaimana bisa dia membuatmu babak belur begini?"

Rindou menggeleng. "Tidak masalah, kamu bekerja disini?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Yura mengusap pipi kekasihnya yang biasa ia cubit itu. "Cafe ini milikku."

Rindou mengenggam tangan Yura kemudian menciumnya. "Aku baru tau."

Yura tersenyum kecil.

"Kalau begitu hari ini kamu sudah tau."

-
Tbc

Falling to you ||Haitani Rindou√Where stories live. Discover now