D E L A P A N B E L A S || HR

1.7K 252 12
                                    

Memang akhir bahagia itu tidak ada pada siapapun.

"Yura!!!" Teriak Rindou dari kejauhan sambil berlari menghampiri Yura.

Suasana hening, baru saja ada seseorang yang menembak kearah Yura dan seketika orang itupun dihabisi oleh Senju.

Tidak, bukan Yura yang tertembak, melainkan Draken. Draken melihat orang itu membidikkan pistolnya kearah Yura dan dia pun dengan sigap berlari dan menghalangi orang itu menembak Yura, namun malah dirinya lah yang tertembak.

"Kenchin!" Teriak Mikey.

Yura mematung pemandangan yang sama seperti 12 tahun yang lalu ketika ibunya dibunuh. Bulu kuduknya meremang, matanya mulai kehilangan sinarnya.

Senju dan Takeomi menyadari itu, "gawat!" Desis mereka berdua.

"Semuanya pergi dari sini!"

Senju dan Takeomi segera berlari menuju tempat yang aman dan tak lupa ia segera menyeret Takemicchi.

"A-ada apa ini??" Tanya Takemicchi yang kebingungan.

Wajah Senju serta Takeomi terlihat pucat. "Jika terus berada disana kita bisa mati!"

Takemicchi melirik kearah belakang dan betapa terkejutnya ia ketika melihat semua orang sudah terkapar ditanah, mau itu anggota Brahman atau Bonten Yura menghabisi mereka tanpa pandang bulu.

"A-apa-apaan itu????! Kita baru saja berlari tapi dia sudah menjatuhkan orang sebanyak itu?!" Teriak Takemicchi tak menyangka.

"Jika dibiarkan mau lari pun kita tak akan selamat." Ujar Sanzu kamudian berhenti dan mulai menodongkan pistolnya kearah Yura.

"Sanzu brengsek! Apa kau berniat membunuh adikmu!" Teriak Takeomi.

"Aku tidak perduli."

Dor!! Dor!! Dor!!

Sanzu menembak Yura tiga kali dan berhasil mengenai jantung dan juga perutnya. Namun itu tak membuatnya jatuh, ia tetap menghajar habis orang-orang disana.

"Apa dia itu zombie?" Decih Sanzu.

"Dia sedang tidak sadar dasar brengsek!" Teriak Senju.

Rindou mendekati Yura kemudian memeluknya, "hentikan..." Ucapnya tepat ditelinga Yura.

Yura menghantam tubuh Rindou ke tanah.

"Rindou!! Pergi dari sana! Kau bisa mati!!!" Teriak Ran.

Rindou mencoba bangun, tangannya ia angkat mencoba untuk meraih gadisnya yang mulai berlumuran dengan darah. Jantungnya rasanya berhenti berdetak ketika melihat Kakucho memegang besi ditangannya dan memukul belakang kepala kekasihnya itu.

Akhirnya Yura terjatuh ia sudah tak sadarkan diri, darah mengucur keluar dari perut, jantung, dan juga kepalanya.

Rindou berteriak namun suaranya tak terdengar lagi. Suaranya menghilang saking kerasnya ia ingin berteriak. Ia dengan cepat meraih tubuh gaidsnya yang bersimbah dengan darah.

"... Yu-yu... Ra...!"

~

"Kenchin!" Teriak Mikey kemudian menghampiri Draken yang sudah terkapar dengan luka tembakan tepat di jantungnya.

"Maaf..." Ucap Draken dengan lemah.

"Apa maksudmu? Ini bukan salahmu, akulah yang salah." Mikey menangis sambil memegang tangan sahabat yang sudah menemaninya sejak kecil.

"Ambulance! Cepat panggil ambulance!!!" Teriaknya kesiapapun yang berada didekatnya.

"... Aku, sudah terlalu merindukan Emma..." Lirihnya sambil tersenyum kearah Mikey.

Air mata Mikey turun dengan deras, Kenchin terus tersenyum. "Aku bisa bertemu dengan Emma, aku bahagia."

Draken menghembuskan nafas terakhirnya.
Mikey melirik pistol yang ada disampingnya, ia pun meraih pistol itu dan menodongkannya kearah kepalanya.

Mikey ikut tersenyum, "setelah dipikir-pikir lagi, aku juga sudah sangat merindukan Emma dan kakakku."

"MIKEY HENTIKAN!!!" Teriak Sanzu sambil berlari mencoba untuk menghentikan Mikey.

Dor!!!

Namun terlambat Mikey menembak dirinya sendiri, hingga kepalanya berlubang, ia tersungkur disamping mayat Draken.

Sanzu sampai disana, ia menangis. "Bahkan sampai akhir pun... Kau hanya melirik kearah Draken..."

-
Tbc

Falling to you ||Haitani Rindou√Where stories live. Discover now