D U A B E L A S || HR

1.9K 312 7
                                    

Terlalu banyak rahasia diantara kita.

Bugh!!

Rindou tanpa aba-aba langsung saja memukul pria itu yang membuat Yura menahan nafas saking terkejutnya.

"Rindou! Apa yang kamu lakukan??" Yura segera membantu pria yang baru saja dipukul oleh Rindou itu.

"Maksud kamu apa? Kamu lebih milih lelaki ini daripada aku?!" Ucapnya lantang.

"Kamu apa-apaan sih?! Kamu salah paham!" Teriak Yura tak kalah lantang.

"Salah paham apanya?! Jelas-jelas aku liat kamu pelukan sama cowok brengsek ini!"

"Dasar bodoh! Dia kakakku!"

"H-ha???" Ucap Rindou kaget bukan main.

"Ugh..." Pria yang baru saja dipukul itu menggeram kesakitan karena sudut bibirnya berdarah.

"Loh? Takeomi? Takeomi kakakmu?!" Seru Rindou kaget.

-

"Maafkan aku, aku bersalah... Aku tak tahu dia kakakmu."

Yura menghela nafas, "kamu sudah sering sekali seperti ini... Bahkan saat itu kamu juga menonjok kurir yang tak memiliki kesalahan apapun..." Ucap Yura gusar.

"Semakin hari sikap posesif mu itu semakin menjadi ya ..." Lanjutnya.

"Maafkan aku..." Cicit Rindou pelan

Yura menghela nafas kemudian ia usap pelan pipi Rindou. "Memangnya hal apa lagi yang bisa kulakukan selain memaafkanmu?"

Rindou tersenyum lega, ia pikir Yura akan marah untuk waktu yang lama. Untung saja.

"Ngomong-ngomong bagaimana kamu bisa mengenal kakakku?"

Rindou tersentak. "Ah... I-itu kami pernah berpapasan di sebuah toko mainan..." Katanya dengan nada yang gugup.

Yura memandangi Rindou dengan tatapan curiga. "Hm..." Yura mendekatkan wajahnya.

"A-apa?" Gugup Rindou.

"Yaudah, anggap aja gitu." Final Yura.

"Ngomong-ngomong... Tanggal 14 nanti kayaknya kita harus batalin janji?" Ucap Yura sambil berdiri dari duduknya.

"Loh? Kenapa?"

"... Ayahku manggil aku hari itu, katanya ada yang mau dibicarain."

Rindou diam, selama beberapa tahun ini ia tahu banyak akan kekasihnya itu kecuali tentang keluarganya. Bukan karena Rindou yang tak ingin mengetahui lebih dalam namun setiap membahas keluarganya air wajah Yura selalu terlihat tak enak dan ia benar-benar menghindari topik itu.

Yah meskipun Rindou juga tak terlalu perduli karena yang ia cintai itu Yura bukan keluarganya.
Jadi ia tak pernah memusingkannya.

"... Yaudah kalau gitu, nggak papa." Ucap Rindou menghampiri Yura kemudian menepuk pelan pucuk kepala wanita itu dan memberinya kecupan singkat di bibirnya.

"Kalau gitu aku pulang dulu ya," pamitnya.

Yura mengangguk. "hati-hati.

Rindou keluar dari cafe Yura kemudian berjalan menuju rumahnya dengan pikiran kosong. Hingga akhirnya ia sampai pada sebuah gang kecil dan disana ada seseorang yang sedang menunggunya.

"Akhirnya lo keluar juga."

-
tbc

Falling to you ||Haitani Rindou√Where stories live. Discover now