2. Cactus

24.8K 3.3K 166
                                    

Hampir sepanjang malam Aluna terjaga dan hampir seluruh kuota internetnya habis hanya karena mencari tahu apa kado yang cocok untuk laki- laki yang dia kagumi. Berdasarkan hasil search melalui Tuan Google dan dengan pertimbangan pikiran seorang Aluna, akhirnya dia memutuskan untuk membelikan Langit bunga.

Berdasarkan kalimat yang dia baca dari google tadi malam, bunga mempersentasikan berbagai macam ucapan, mulai dari selamat, mohon maaf, dan rasa terimakasih. Bukan hal yang aneh jika dijadikan kado ulangtahun juga, kan?

Karena itu, pagi ini Aluna berangkat secepatnya dan menyambangi toko bunga di dekat kontrakannya. Dan ini pertama kalinya Aluna membelikan bunga untuk seseorang, terlebih lagi untuk orang yang dia sukai.

"Mau cari bunga apa kak?" tanya pelayan toko saat melihat Aluna Cuma memutar matanya melihat jenis- jenis bunga yang tertata rapi.

Aluna tidak tahu nama- nama bunga itu, dia Cuma terlahir sebagai perempuan, tetapi hanya tahu mawar merah saja. Itupun karena sering di jadikan bunga untuk menyatakan cinta dalam drama yang Aluna tonton.

Dan mustahil dia memberikan Langit mawar merah, kalau dia tidak berniat mengatakan perasaan hari ini juga.

"Untuk siapa bunganya, kak?" tanya si pelayan toko yang tersenyum manis itu lagi.

"Untuk teman," jawab Aluna dengan canggung. Di bilang teman juga tidak sering bercengkrama.

"Teman kakak suka bunga apa?" tanya si pelayan toko untuk ketiga kalinya.

Aluna Cuma bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana dia bisa tahu bunga kesukaan Langit, dia Cuma tahu minuman kesukaan Langit, itupun karena sering melihat seniornya itu minum di kantin kantor.

"Kurang tahu juga."

"Teman kakak perempuan atau laki- laki?"

"Laki- laki,"

"Oh," si pelayan wanita tersenyum menyimpulkan sesuatu, "Kalau cowok kasih buket bunga mawar aja, kak." Sarannya.

"Nggak, jangan mawar, nanti salah artikan." Tolak Aluna dengan halus.

"Kalau gitu, itu aja," Aluna menunjuk bunga lily putih yang menurutnya menarik.

"Kak, itu artinya kematian loh," jelas si pelayan toko.

Aluna jadi kikuk sendiri. Dia tidak tahu menahu masalah bunga.

"Kalau gitu, saya aja yang merangkai sendiri bunganya." Tawar si pelayan toko.

Aluna sebenarnya setuju saja, tapi pasti si pelayan toko ini akan memberikan buket bunga yang cetar membahana dan harga membuat merana. Aluna harus menghemat budget penyeluarannya. Di tengah pikirannya yang bingung, Aluna melihat jejeran bunga di sebelah bunga mawar putih. Aluna langsung menuju ke arah pot- pot kecil yang menurutnya lucu itu. Ukurannya yang mini membuat Aluna tertarik, pot yang hanya setelapak tangan itu di isi kerikil warna warni dan di tumbuhi kaktus- kaktus mini.

"Kaktus juga cocok untuk hadiah, kak," saran si pelayan toko yang entah sejak kapan berdiri di belakang Aluna.

"Kaktus, biasanya melambangkan cinta abadi. Dia tetap kuat meskipun nggak di sirami air. Yang artinya, meskipun cintamu nggak dapat balasan kamu tetap bertahan mencintainya."

Sontak Aluna melihat si pelayan toko yang lagi- lagi tersenyum setelah menjelaskan arti bunga kaktus. Perempuan ini mungkin peramal, atau memang di jidat Aluna tertulis, 'aku mencintai senior yang belum tentu membalas cintaku'.

"Aku ambil yang ini," tunjuk Aluna ke arah kaktus unik berwarna merah. Dari semua jejeran, Cuma ini satu-satunya yang berwarna merah.

 Dari semua jejeran, Cuma ini satu-satunya yang berwarna merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Infinity Eclipse {Sudah Terbit}Where stories live. Discover now