26. Tanda Lahir

16.9K 2.7K 99
                                    

Terakhir kali yang Aluna ingat hanya sinar remang rembulan yang memberi seberkas cahaya di sumur gelap, bau tanah dan rumput basah dan rasa dingin yang menusuk. Di tambah lagi suara petir dari daerah Vulcan yang mencekam. Sekarang, hidung Aluna mengendus aroma lavender yang membuatnya rileks. Tubuhnyapun terasa hangat dan nyaman dengan suasana di sekitarnya yang hening. Tidak ada lagi tanah lembab ataupun suara petir dari Vulcan yang membuatnya ketakutan. Semua perubahan ini membuat Aluna membuka matanya dengan cepat.

Dan benar saja, bukan cahaya rembulan lagi yang meneranginya. Mata Aluna langsung berputar ke segala arah. Ranjang king size empuk dengan tubuh Aluna yang berbalut selimut merah. Properti mewah di setiap sudut ruangan, baik itu lemari cermin dan sofa set semuanya berwarna merah. Luas kamar tidur ini bahkan mengalahkan luas keseluruhan rumah kontarakan Aluna.

Aluna sontak terduduk dan kepalanya berputar ke kanan kiri untuk memperhatikan kemewahan ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aluna sontak terduduk dan kepalanya berputar ke kanan kiri untuk memperhatikan kemewahan ini. Apa ini surga? Terakhir kali dia kehilangan kesadaran di sumur tua itu, selebihnya Aluna tidak tahu apa yang terjadi. Apa dia benar- benar berada di surga selama ini?

Langkah seseorang yang berjalan dari arah kamar mandi membuat mata Aluna langsung tertuju ke sana. Untuk beberapa detik, otak Aluna tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya saat melihat laki- laki tinggi bertelanjang dada, dengan perut kotak- kotak, rambut basah yang sedang di keringkan dengan handuk, dan wajah yang bersinar di pagi yang cerah ini. Mereka berdua sama- sama membeku dengan tatapan yang saling tertuju ke satu arah. Kemana lagi kalau bukan ke arah dada bidang dan perut kotak- kotak itu.

Dan

"Aaaarrrgghhhh....!!!" Aluna refleks berteriak.

Sementara Helios langsung berlari ke arah Aluna dan membekap mulut gadis itu sebelum semua pengawal istana melihat mereka. Aluna malah semakin panik saat melihat perut kotak- kotak itu lebih dekat. Hanya berjarak setengah meter dari tempat dia duduk.

Tentu saja Aluna panik, siapa yang tidak terkejut mendapati kamu terbangun entah dimana dengan seorang pria yang baru saja selesai mandi dengan rambut basahnya.

"Diam, jaga suaramu," peringat Helios.

Melihat Aluna malah melotot ketakutan, Helios kembali berbicara.

"Kalau kamu teriak sekali lagi, tamat riwayat kita berdua."

"Berjanjilah untuk tetap tenang," ucap Helios.

Dan Aluna mengangguk pelan. Helios langsung menurunkan tangannya dari mulut Aluna.

"Ini kamarku di istana," seperti tahu apa yang ingin di tanyakan Aluna, Helios lebih dulu menjelaskan. "Dimana- mana ada pengawal, kalau kamu teriak kayak orang gila, pengawal akan masuk ke sini," Helios berkacak pinggang di depan Aluna, "aku bisa mati kalau ketahuan ada wanita di kamarku."

Aluna menelan ludahnya, semengerikan itukah istana? Masih banyak pertanyaan di kepalanya, tapi sejak tadi otak Aluna sepertinya mengalami masalah. Matanya berkedip- kedip melihat tubuh telanjang dada Helios, belum lagi rambutnya yang masih basah, membuat pias wajahnya semakin menggiurkan. Ayolah Aluna, kamu memang wanita dewasa yang normal, tapi tidak dalam situasi seperti ini.

Infinity Eclipse {Sudah Terbit}Where stories live. Discover now