40. Putri Mahkota Eterio dan Putri Terhormat Vulcan

18.9K 2.6K 43
                                    

Mata Aluna mengerjap berkali- kali. Kepalanya masih terasa sedikit pusing. Semua berputar di kepalanya tumpang tindih, penikahan yang gagal, Gwyn membawanya lari, makam Vulcan dan terakhir petir dari tangan Gwyn.

Aluna langsung duduk dengan cepat, masih jelas di ingatannya bagaimana Gwyn mengeluarkan petir dari tangannya. Lalu mata Aluna menyusuri sekitarnya. Ini bukan kamar Putri Mahkota yang nyaman, bukan pula kamar Putra Mahkota yang luas. Kamar ini memang hampir seluas kamar Putri Mahkota, tapi warnanya seba hitam, mulai dari ranjang, lemari sampai ke cermin.

 Kamar ini memang hampir seluas kamar Putri Mahkota, tapi warnanya seba hitam, mulai dari ranjang, lemari sampai ke cermin

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Aluna langsung turun dari ranjangnya. Dia berlari keluar kamar ini meskipun kepalanya masih sedikit pusing. Persetan! Dia harus mencari Gwyn dan meminta penjelasan.

Setelah Aluna menjejakkan kakinya di luar kamar. Dirinya malah di sambut dengan pelayan- pelayan berbaju hitam. Ada sekitar dua puluh pelayan perempuan dan delapan pengawal laki- laki yang membungkuk hormat ke arahnya di lorong.

"Selamat datang Tuan Putri," seru mereka serentak.

Sambutan itu membuat Aluna bingung. Sebenarnya tempat seperti apa ini?

Tidak perlu waktu yang lama untuk mendapat jawabannya. Gwyn langsung datang menemui Aluna. Lalu mengulas senyum yang tidak bisa diartikan.

"Sudah bangun Tuan Putri?" tanyanya dengan ramah.

Aluna Cuma bisa menunjukkan wajah kesal di depan laki- laki ini, bila perlu dia harus meludahi wajah laki- laki yang sekarang memakai pakaian serba hitam ini.

"Selamat datang di istana Vulcan," ujarnya bangga.

"Pengkhianat," ujar Aluna pelan, tapi penuh tekanan.

Sementara Gwyn Cuma tertawa renyah seperti memenangkan judi ratusan juta rupiah. Aluna ingin memeluk Helios saat ini juga dan mengatakan betapa kurang ajarnya sahabat yang dia percayai itu. bertahun- tahun menempel pada Helios, ternyata dia pengkhianat. Sudah berapa banyak rencana yang dia susun di belakang Helios?

"Aku mau pulang.....!!!" bentak Aluna yang membuat tawa Gwyn lenyap.

Gwyn mendekati Aluna, lalu menepuk pelan pundak Aluna, kemudian dia menyeringai, "Pulang? Seharusnya ini memang tempatmu, Tuan Putri."

"Aku bukan bagian dari pengkhianat," ujar Aluna dengan tegas.

Dan saat itu juga tatapan Gwyn yang biasanya ramah berubah menjadi anak panah.

"Di tempat ini kamu tidak bisa berbuat semaumu, jangan banyak tingkah Tuan Putri," kata Gwyn, lalu dia menunjukkan sesuatu yang muncul di telapak tangan kanannya, petir biru, "Kau tahu ini tempat yang seperti apa, kan?" ancam Gwyn.

Petir itu semakin kuat membuktikan Gwyn bagian dari klan Vulcan. Klan pengkhiatan. Klan terbuang dan pemberontak terburuk. Betapa lucunya hidup di dunia ini, seorang keturunan pemberontak bisa menjadi kepercayaan calon Raja Eterio. Nasib sial untuk Helios.

Infinity Eclipse {Sudah Terbit}حيث تعيش القصص. اكتشف الآن