11. Matahari

17.3K 2.7K 201
                                    

Kesal karena di bayarin kain mahal, kesal juga karena dibelikan ice cream bahkan rasanya di pilihkan sendiri oleh Langit. Aluna memang kesal, sangat, tapi Cuma sesaat. Setelah melihat wajah tampan Langit lagi, kesalnya menguap ke angkasa dan rasa luluh membuatnya tunduk.

Itulah cinta.

Selalu bisa membuat orang bodoh.

Seperti pagi ini, Aluna sengaja bangun pagi- pagi. Meskipun dia tahu Ayah dan Ibu Adena tidak ada di rumah, dan Adena sudah pergi ke butik Ibunya untuk membantu Ibunya. Aluna sengaja bangun pagi dan memasak nasi goreng demi Langit. Semalam Langit sempat cerita, kalau lidahnya tidak cocok dengan masakan di rumah ini. dan Langit bosan harus makan roti setiap sarapan pagi.

Aluna jadi berinisiatif memasak nasi goreng. Dan dalam jumlah berlebihan. Dan dengan hati yang riang. Siapa yang tidak senang memasak makanan untuk orang tercinta? Dan konon katanya, kalau kita memasak dengan penuh cinta, rasanya berpuluh kali lipat lebih lezat.

"Pagi Kak," sambut Aluna di meja makan lengkap dengan nasi gorengnya yang mengepulkan asap dan aroma menggoda.

Langit tidak menjawab. Dia langsung duduk di salah satu kursi makan.

"Makan nasi goreng dulu, kak. Ini spesial aku buatin untuk kakak." Aluna menyendok nasi goreng kedalam piring. Tapi sendokan kedua berhenti saat Langit menjawab.

"Nggak usah terimakasih." Jawabnya. Dan tangannya mengambil roti coklat di atas meja.

"Loh, katanya bosan makan roti terus," protes Aluna, dia masih belum menyerah, Aluna menyodorkan nasi gorengnya ke depan Langit. "Coba dulu, kak. Ini spesial loh." Tawar Aluna lagi.

Tapi Langit tetap memakan roti coklatnya, "Aku nggak selera," ujarnya ketus.

"Kenapa nggak selera, kak? Kakak takut rasanya nggak enak? Ini aku masak sepenuh hati loh." Canda Aluna.

"Takut ada sesuatu didalamnya." Ketus Langit lagi.

"Ya Ampun, kak, nggak mungkin dong aku ngasih racun di dalamnya." Aluna bahkan menggigit bibirnya sendiri. Seburuk itukah dia di mata Langit.

"Siapa tahu kamu sengaja masukin sesuatu yang bisa buat aku tunduk sama kamu,"

"Kak, aku nggak sejahat itu." Kali ini Aluna sedikit membentak karena merasa tersinggung.

"Nggak sejahat itu tapi bisa senekad itu." Balas Langit.

"Lain kali nggak usah repot-repot buatin aku makanan," Langit pergi meninggalkan meja makan padahal rotinya belum habis. Selera makannya hilang.

"Kak," cegah Aluna.

"Mau kemana?" lanjutnya bertanya sebelum Langit benar- benar pergi.

"Kalau aku bilang mau ketemu Aludra, kamu mau apa? Cemburu?" ada decakan kecil yang terdengar saat Langit berkata demikian. Lalu dia benar- benar pergi keluar rumah.

Sementara Aluna memandangi nasi goreng buatannya yang bisa di makan lima orang. Sebanyak itu dia memasak untuk Langit. Tak sesuappun Langit memakannya. Malah Langit mencurigai masakannya. Sumpah, Aluna bukan gadis licik seperti penilaian Langit. Lalu sekarang apa? Kemana Aluna harus membawa nasi goreng yang dia masak penuh perasaan ini?

🌜🌝🌛

Masih pagi. Ksatria pedang pasti belum berlatih di bukit ini. kira- kira itulah dugaan Aluna. Kali ini dia benar- benar butuh udara segar. Sesak di dadanya semakin melilit. Dia ingin menangis dan teriak di atas bukit. Dia ingin mengeluarkan segala umpatan yang tercekat di ubun- ubunnya.

Entah karena emosi atau memang kesetanan, Aluna berhasil menginjakkan kaki di puncak bukit. Tanpa hambatan, padahal dia membawa semua nasi gorengnya dalam wadah yang cukup besar.

Infinity Eclipse {Sudah Terbit}Where stories live. Discover now