21. Destiny

15.8K 2.5K 23
                                    

Tubuh Helios masih basah di beberapa titik. Tentu saja rasa dinginnya begitu menyiksa. Namun sejak beberapa menit yang lalu, dia tetap berdiri di depan cermin dengan bertelanjang dada. Matanya fokus ke arah tanda lahir di rusuk kanannya. Seperti ruam berwarna merah muda dengan bentuk bulan dan matahari yang bersatu. Tidak sesempurna lukisan yang sering dia lihat. Namun lukisan itu di ciptakan khusus untuk Helios, mengikuti bentuk tanda lahir yang ada di tubuhnya.

Tangan Helios menyentuh tanda lahir itu, lalu dia menggeleng kuat untuk menampik sesuatu dari pikirannya. Tapi, berulang kali Helios mencoba menampik, semakin yakin pula dia dengan apa yang dia lihat.

Saat Aluna memeluknya begitu erat. Helios mau tidak mau mendekap tubuh yang basah kuyup itu. Lalu membawanya ke tempat yang lebih aman dari pinggiran danau. Di tengah isak tangis Aluna, Helios tidak sengaja melihat punggung gadis itu karena gaunnya sedikit tersingkap di bagian punggung. Di tambah lagi, tangan Helios harus melingkar di punggung itu supaya Aluna tidak terjatuh.

Helios awalnya tidak percaya yang dia lihat. Namun, semakin di perhatikan, semakin jelas pula apa yang di lihat Helios. Tepat di punggung gadis itu, ada ruam dengan warna merah muda berbentuk matahari dan bulan yang bersatu. Helios berpikir itu tatoo, tapi ternyata tidak, setelah mengamatinya lebih lama. Tanda lahir yang sama dengan miliknya. Bedanya Aluna di punggung, Helios di dekat letak tulang rusuknya sebelah kanan.

Helios yakin bentuk tanda lahir mereka sama, kemiripannya hampir 89%. Lalu dia menggeleng kuat, "Ini tidak mungkin, kan?" ucapnya pada bayangannya di depan cermin.

"Cuma kebetulan saja." Ucapnya menghibur diri.

Tapi, dia malah pergi ke ruangan penyimpanan lukisan setelah menyambar pakaian merahnya dan memakainya secara asal. Helios cepat- cepat menyingkap kain merah yang menutupi lukisan itu. Matanya langsung melihat ke arah lukisan matahari dan bulan yang bersatu. Lukisan ini dibuat oleh Adam-penasehat kerajaan yang tiba- tiba menghilang, untuk mempresentasikan bentuk tanda lahir di tubuh Helios.

Tujuan Helios ke sini bukan karena lukisannya, tapi pada sesuatu yang ada di balik lukisan itu. Helios memasukkan tangannya ke balik lukisan dan mengambil gulungan dari sana.

Gulungan yang di lapisi kain berwarna merah juga. Helios membukanya dengan tidak sabar dan membaca apa yang tertera disana. Gulungan itu berisi ramalan tentang pendamping hidup Helios, lagi- lagi Adamlah yang menulisnya, tepat sehari setelah Helios lahir. Menurut Adam, ramalan itu terlintas di kepalanya setelah menggendong Helios di hari dia lahir.

Helios membaca kalimat demi kalimat dengan seksama.

Saat matahari dan bulan berada di langit yang sama tepatnya di usia mereka yang berkelipatan ganjil, dia akan datang menemui Yang Mulia Putra Mahkota. Layaknya Bulan yang datang memeluk Matahari.

Helios tiba- tiba mengingat pertemuan pertamanya dengan Aluna. Di penjara bawah tanah. Tepat di hari fenomena gerhana matahari total.

"Itu Cuma kebetulan," gumam Helios.

Sejak awal mereka sudah terikat takdir. Lahir dihari yang sama dan memiliki tanda lahir yang sama.

Helios kembali mengingat permohonan Aluna dimalam itu, saat dia akan memenggal kepala gadis berisik itu.

"Ini hari ulang tahunku. Apa kamu tega membunuhku di hari ulangtahunku?"

Yang artinya, Aluna berulang tahun di hari yang sama dengan Helios. Tepat di hari gerhana matahari total terjadi.

"Cuma kebetulan, iya, cuma kebetulan," lagi- lagi Helios mencoba menampik fakta yang ada.

Bagaimana dengan tanda lahir? Helios di dekat tulang rusuknya dan Aluna di punggungnya. Bisa saja ada gadis lain yang memiliki tanda lahir yang sama, bukan?

Infinity Eclipse {Sudah Terbit}Where stories live. Discover now