S E B E L A S

27.7K 4.1K 689
                                    

"Duluan Sen!" ucap Bimo melambaikan tangannya pada Arsenio.

Arsenio mengangguk sambil ikut melambaikan tangannya, mulai tadi saat istirahat teman sekelas Arsenio memanggil dirinya Arsen karena dia yang memintanya sendiri.

Arsenio berjalan menuju mobil jemputannya namun sebuah cekalan tangan menahannya, ia menoleh ke si empunya tangan.

"Apa lagi? Mau minta balik seragam?" Tanya Arsenio pada Hero namun Hero tak menjawab dia hanya menatap dalam diam.

"Beneran lo minta seragam?" Tanyanya lagi dengan tak percaya hey, tadi dia hanya asa ceplos bagaimana bisa orang kaya macam Hero yang merupakan pewaris perusahaan terkenal perhitungan dengan seragam.

"Sepeda lo," ucap Hero membuat Arsenio mengerjapkan matanya ternyata dugaannya salah.

Arsenio mengangguk, "Oh iya gue lupa. Gue naik mobil ya, lo naik motor entar gue ngikutin dari belakang."

Tanpa menunggu jawaban Hero ia melanjutkan jalannya menuju mobil namun tarikan pada tasnya membuat Arsenio hampir terjungkal ke belakang.

"Bangsat! Woy lepasin! Lo kira gue kucing main tarik aja!" ucap Arsenio namun tetap dihiraukan Hero.

Sedari tadi Hero memang sudah menunggu Arsenio hingga rela ditinggal oleh anggora Grevantos yang lain namun orang yang ditunggu dengan seenaknya memerintah drinya.

Dengan raut datarnya, Hero tetap menarik tas Arsenio hingga membuat Arsenio tetap mengikuti langkah Hero dengan tertatih-tatih karena berjalan mundur.

Hero melepaskan tas milik Arsenio tanpa aba-aba membuat Arsenio hampir terjungkal untuk kedua kalinya.

"Bang-"

Ucapan Arsenio terputus setelah dengan paksa Hero memakaikan helm entah milik siapa pada kepalanya, gak ada lembut-lembutnya sama sekali.

"Hati-hati dong! Ni kepala masih dipake!" Ucap Arsenio dengan wajah marahnya, wajahnya kini kan tampan berbeda dengan yang dulu dan itu merupakan aset miliknya.

"Naik!" Perintah Hero menghiraukan ucapan Arsenio.

Dengan bersungut-sungut Arsenio menaiki motor ninja milik Hero, sumpah hari ini dia begitu sial sekali.

Ingatkan dia untuk mandi kembang tujuh rupa setelah sampai di rumah. Ia akan melakukan ritual buang sial.

"Jalan, bang!" Ucap Arsenio sambil menepuk pundak Hero.

"Lo kira gue tukang ojek?!"

"Lha kan mirip," ucap Arsenio dengan wajah tanpa dosa yang membuat Hero harus ekstra sabar.

Tanpa aba-aba Hero mengendarai motornya dengan cepat membuat Arsenio hampir terjungkal jika tidak berpegangan pada tas Hero.

"Anjing lo bang!" ucap Arsenio menggeplak helm yang dipakai Hero, masa bodoh jika yang ia geplak ketua geng. Ia sudah kesal tujuh turunan lima tanjakan tiga tikungan.

Hero diam-diam melirik wajah Arsenio yang tertutup helm, baru pertama kali ini ia merasa memiliki seorang adik.

Hero mengendarai motornya dengan perasaan bahagia, perasaan yang sudah lama tak pernah ia rasakan setelah masalah keluarga yang menimpanya.

Motor ninja Hero membelah jalanan yang sepi di siang hari, tak membutuhkan waktu lama kini mereka sudah sampai di sebuah bengkel yang terlihat lumayan besar. Motor dikendarai Hero berhenti, tanpa diperintah Arsenio dengan cepat turun dari motor.

"Di sini bang?" Tanya Arsenio menaruh helm di atas motor, dijawab anggukan singkat oleh Hero.

Hero melepaskan helm lalu mengacak rambutnya, ia turun dari motor lalu berjalan memasuki bengkel diikuti oleh Arsenio dari belakang.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang