S E M B I L A N B E L A S

25.8K 3.8K 999
                                    

AS Group adalah perusahaan raksasa yang memiliki beberapa cabang perusahaan yang tersebar di seluruh penjuru negara. Segala bentuk usaha yang mereka lakukan pasti berhasil dan berkembang pesat, namun yang menjadi topik paling utama adalah tak ada yang mengetahui siapa pemilik dari perusahaan AS Group.

Setiap ada kerja sama atau rapat penting pasti yang menghadiri hanyalah sang tangan kanan sekaligus menjabat sebagai sekretaris. Bahkan kebanyakan karyawan AS Group tak ada yang mengetahui pemimpin mereka, hanya sang tangan kanan yang mengetahui rupa sang penguasa. Meski begitu tak ada yang berani mencari tahu siapa sang penguasa tersebut selama semua keuntungan berjalan lancar.

Setya melepaskan genggaman tangannya lalu menghampiri oleh seorang pengawal, mereka berbincang-bincang sambil Setya menunjukkan sesuatu di ponselnya.

"Wow!! Kita ke AS Group ngapain bang?" Tanya Arsenio setelah Setya sudah berada di dekatnya lagi.

"Abang mau ngasih dokumen sama temen abang," ucap Setya diangguki oleh Arsenio meski dia sendiri bingung untuk apa membawa dirinya hanya untuk memberi dokumen pada temannya.

Setya mengajak Arsenio untuk masuk ke dalam lobi tak sedikit yang melirik ke arah mereka berdua bagaimana tidak, paras keduanya yang tak main-main tentu membuat siapapun akan menoleh untuk kedua kalinya.

Setya membawa Arsenio ke arah lift yang membawa mereka ke lantai 25. Lantai tertinggi di perusahaan itu membuat kerutan di dahi Arsenio, kira-kira siapa teman dari abangnya itu.

Lift terbuka membuat kedua kakak beradik itu keluar dari lift dan disambut oleh seorang pria berpakaian sangat rapi dapat dilihat dari licinnya jas yang dia pakai mungkin semut akan tergelincir jika berjalan di atasnya. Pria itu kira-kira berusia 25 tahunan, Arsenio akui pria di depannya ini memiliki wajah yang lumayan tampan dengan garis rahang yang tegas. Memiliki tubuh tinggi namun tak setinggi abangnya Setya.

"Ini dokumennya," ucap Setya tanpa basa-basi menyerahkan dokumen ditangannya.

"Okay, makasih banyak ya," ucap pria itu mengambil dokumen itu.

"Gue pergi."

Setelah mengatakan itu Setya menarik adiknya untuk pergi meninggalkan pria yang menatap kepergian mereka berdua dengan senyuman tipis.

Arsenio dan Setya kembali menaiki mobil Setya, Arsenio memakai seatbelt-nya lalu menoleh pada abangnya.

"Tadi temen abang namanya siapa?" Tanya Arsenio penasaran.

"Arash Hendrawan."

Mendengar hal itu Arsenio mengangguk, "Oh Arash-HAH ARASH HENDRAWAN?!!"

Teriak Arsenio kaget, matanya terbelalak dengan mulut terbuka lebar.

Setya meringis pelan telinganya sedikit berdenging mendengar teriakan Arsenio.

"Kenapa sih dek? Gak usah teriak emang bayar?" Tanya Setya.

"Astaga bang! Abang emang gak kenal Arash Hermawan atau gimana sih?! Dia itu tangan kanan pemilik perusahaan itu bang! Kok abang bisa punya temen keren kayak gitu!" ucap Arsenio dengan semangat, dia tak menyangka orang yang tadi ia temui adalah orang penting. Jika tahu dia mungkin akan minta foto siapa tahu dia ketularan menjadi tangan kanan pemilik AS Group juga.

"Dia temen abang, pasti abang tahu siapa dia."

"Terus keluarga kita kerja sama gak bang sama AS Group?" Tanya Arsenio penasaran meskipun sebenarnya ia tak peduli dengan perusahaan keluarganya.

"Enggak."

Mendengar perkataan Setya membuat Arsenio mengangguk tentu saja dia senang kalau perusahaan keluarganya tak bekerja sama dengan perusahaan raksasa itu, jika mereka kerja sama berarti keluarganya tambah kaya dan kekayaan itu pasti dimanfaatkan oleh Ratna dan Cello.

ARSENIOWhere stories live. Discover now