D U A B E L A S

27.2K 3.8K 915
                                    

Arsenio berjalan memasuki kawasan rumahnya setelah Hero mengantarnya pulang, sebelum memasuki rumahnya dia terlebih dulu pergi ke pos satpam.

"Pak Sapto!" Panggil Arsenio membuat si empunya nama menoleh.

"Iya den ada apa?" Tanya pak Sapto.

"Nanti ada yang nganterin sepeda pak, udah dibenerin," ucap Arsenio sontak membuat senyum terbit di bibir pak Sapto padahal pak Sapto saat mendengar sepedanya rusak tak berani berharap apa-apa ternyata Arsenio bertanggung jawab, tak disangka olehnya.

"Iya gitu? Makasih banyak den, maaf ngerepotin," ucap pak Sapto berterimakasih.

"Iya pak, saya yang harusnya minta maaf udah bikin rusak sepeda bapak. Saya masuk dulu ya pak," pamit Arsenio diujung kalimatnya.

"Sok atuh den," ucap pak Sapto.

Arsenio berbalik menuju pintu depan rumahnya, ia membuka pintu dan melihat pemandangan yang membuatnya ingin muntah.

Di sofa ada Cello yang duduk dengan matanya sembab karena kebanyakan menangis serta tangannya berbalut perban, disampingnya ada Ratna yang merangkul tubuh ringkih Cello.

Tak hanya itu di sana juga ada Anthony yang sudah pulang serta Aksa dan Aska yang berdiri di samping daddynya.

Mendengar pintu yang terbuka membuat mereka menoleh padanya, tanpa aba-aba Anthony berjalan cepat ke arahnya.

PLAK!!

Bunyi tamparan keras menggema di kediaman Bagaskara, Arsenio menerima tamparan hingga dia menoleh ke samping.

"Bagus! Setelah membuat adikmu terluka kamu enak-enakan pergi setelah pulang sekolah ha?!" Hardik Anthony yang terlihat sangat marah.

Arsenio memegang pipinya yang terkena tamparan, seumur hidup dia tak pernah merasakannya. Dan kini orang yang ada dihadapannya, yang merupakan orang tua kandung dari tubuh yang dia gunakan berani menamparnya.

Dia melirik ke arah Cello yang masih sesenggukan, ah dia tahu ternyata Cello mengadukan kejadian tadi siang.

Berbeda dengan Aksa dan Aska yang sangat senang melihat Arsenio yang ditampar Anthony, menurut mereka itu hal yang sepadan karena dia berani menyakiti Cello.

"Aku gak tahu apa-apa Dad! Kenapa Daddy nyalahin aku?" Tanya Arsenio tak terima.

"Jangan menyangkal kamu! Kamu selalu melakukan hal jahat kepada Cello dan Daddy selalu memberi kamu kesempatan untuk berubah, Cello meminta Daddy agar tidak menghukum kamu, dan bukannya kamu minta maaf karena kesalahan kamu dan instrospeksi diri tapi kamu malah tetap melakukan hal yang membuat Cello terluka! Kenapa kamu melakukan hal itu ha?!"

"Kenapa Daddy nyalahin aku? Emang Daddy ngelihat kalo aku nyiram kuah ke Cello? Atau aku bikin jatuh dia? Emang Daddy ada di sana? Si kembar juga gak ada di sana tapi mereka juga nyalahin aku karena kejadian itu. Disini Nio juga korban dikira cuma dia aja yang kena! Dada Nio juga kena kuah tapi Nio diem aja tuh gak ngadu ke Daddy!" Marah Arsenio, dia tak bisa membendung amarahnya.

"Diam!! Jangan jadi anak kurang aja kamu!" Teriak Anthony yang sudah dibutakan kasih sayangnya untuk Cello kembali membentak Arsenio.

"Yang seharusnya diam itu Daddy! Daddy selalu nyalahin aku tentang apa yang terjadi dengan Cello! Setiap Cello terluka Daddy selalu nyalahin aku, emang Daddy udah tanya sama Cello kalo aku nyiram dia atau aku nabrak dia? Enggak! Daddy selalu marah-marah tentang hal yang belum tentu aku lakukan," ucap Arsenio dengan nada marahnya, kedua tangannya mengepal. Dia meluapkan kata-kata yang selama ini ingin dia katakan.

"Udah Dad! Ini semua salah aku seharusnya aku-"

"Enggak dek! Abang percaya sama kamu, kamu gak mungkin bohong sama abang," potong Aksa sambil menggeleng.

ARSENIOWhere stories live. Discover now