Chapter 1

46.9K 2.4K 612
                                    


Annyeong... aku kembali dengan book baru.


*****


Jeno melangkah masuk ke dalam rumah nya yang hening. Sudah satu minggu ini keadaan rumah nya begitu sunyi semenjak Minhee sering menghabiskan waktu nya di butik milik nya. Jeno tau, itu alasan Minhee untuk menghindar dari pembicaraan minggu lalu tentang keluarga Jeno yang terus mendesak Minhee untuk hamil. Padahal perjanjian di awal sebelum pernikahaan, keluarga Jeno tau jika Minhee sulit untuk mengandung dan mereka menyetujui nya. Tapi akhir-akhir ini Taeyong sering mempermasalahkan kondisi Minhee dan selalu menyuruh Minhee baik Jeno terapi dan mengikuti program hamil atau bayi tabung. 

Jeno sudah mencoba membicarakan hal ini bersama Minhee namun Minhee selalu menghindar dan lebih dulu berangkat atau pulang lebih larut setelah Jeno tertidur. Hari ini Jeno akan menyempatkan waktu nya untuk berbicara lagi pada Minhee. 

Setelah membersihkan tubuh nya, Jeno pergi ke ruang kerja nya yang berada di lantai bawah sambil menunggu Minhee. membolak balik beberapa berkas kerja nya. 

Beberapa menit kemudian Jeno mendengar suara mobil Minhee masuk ke dalam bagasi rumah. Keadaan rumah sudah gelap dengan beberapa lampu yang sengaja Jeno matikan agar terlihat jika Jeno sudah tidur. Pintu rumah terbuka, Minhee masuk ke dalam rumah sambil melihat lantai dua.

"Apakah Jeno sudah tidur?" Ucap Minhee pada diri nya sendiri.

Minhee hendak melangkah ke lantai dua namun suara berat Jeno menghentikan langkah nya dengan lampu utama yang Jeno nyalakan.

"Sampai kapan kau akan menghindariku?" Tanya Jeno berada di belakang Minhee.

Minhee menghela nafas nya membalik tubuh nya berhadapan dengan Jeno.

"Aku lelah, aku ingin langsung istirahat" Ucap Minhee.

"Tidak ada di rumah saat suami pulang? Istri macam apa kau Kang Minhee?" Ucap Jeno sedikit membentak.

"Kang Minhee?" Tanya Minhee memicinngkan mata nya.

"Kenapa? Kau tidak suka?".

Minhee menghela nafas nya.

"Aku sudah berganti marga menjadi marga suami" jawab Minhee dengan tenang.

Jeno mendengus pelan.

"Kau tau jika kau sudah mempunyai suami. Tapi dimana tanggung jawab mu sebagai istri yang terus pulang larut seperti ini?" Sarkas Jeno.

"Jeno-ya, aku malas berdebat" Hela Minhee.

"Aku pun malas untuk berdebat denganmu apalagi dengan kondisi lelah seperti ini. Tapi jika aku diam aja dan membiarkanmu. Kau akan semakin lupa jika kau sudah mempunyai suami" Ucap Jeno.

Minhee menghela nafas nya membalikkan tubuh nya acuh meninggalkan Jeno.

"Jung Minhee, aku belum selesai berbicara!!" Pekik Jeno.

Minhee mengcengkram pagar tangga dengan menahan emosi nya.

"APA LAGI?! APA LAGI YANG AKAN KAU BICARAKAN?".

"MEMBAHAS MASALAH MOMMY MU YANG TERUS MENDESAK KU AGAR AKU HAMIL?".

"ATAU MEMINTA KU UNTUK MENGECEK RAHIMKU YANG BERMASALAH?!".

Nafas Minhee memburu menatap Jeno dengan pandangan yang buram karena genangan air mata di kedua mata nya.

Jeno menghela nafas nya merasa bersalah. Menghampiri Minhee lalu memeluk Minhee lembut.

Regret - NominWhere stories live. Discover now