Chapter 21

17.2K 1.8K 581
                                    


Lagi ahh, 250 vote 250 komen aku bakalan update hehe....

*****

Winter dan Taeil mengecek keadaan Jaemin yang masih tidak sadarkan diri. Darah yang keluar dari selangkangan nya sudah mulai berhenti berkat kecepatan Winter dalam menangani Jaemin. Untung saja Winter saat itu bagian shift malam.

"Apakah bayi nya baik-baik saja?" Tanya Taeil.

"Lemah appa" Jawab Winter.

Taeil langsung ambil tindakan sedangkan Winter dan dua suster lainnya mengikuti arahan atau suruhan Taeil.

"Kita harus melakukan operasi untuk menyelamatkan janin nya. Suster Jun tolong persiapkan ruang operasi" Titah Taeil.

Suster Jun segera keluar dari UGD menuju ruang operasi, menghiraukan panggilan keluarga Na dan Taeyong.

Brankar Jaemin di dorong menuju operasi. Taeil mengambil tindakan sedangkan Winter menghampiri Winwin dan Yuta.

"Mau dibawa kemana Nana?" Tanya Winwin panik.

"Bibi, tenanglah. Kami harus melakukan operasi, benturan pada dinding rahim nya membuat pendarahan dan melemahkan pertumbuhan janin nya. Kami akan melakukan tindakan agar janin nya dapat di selamatkan dan tetap sehat tanpa cacat saat lahir nanti" Jelas Winter mencoba menenangkan Winwin.

"Apakah bisa di barengi dengan mengecek DNA bayi nya?" Tanya Jeno pada Winter.

"Maaf, maksudmu?" Tanya Winter tak paham.

Jeno berdecak.

"Bisakah kau ambil sempel darah janin nya untuk di lakukan tes DNA. Kami harus segera mengetahui nya apakah itu benat-benar anak ku atau bukan" Ucap Jeno.

Kedua bola mata Winter membola.

"SUAMI MACAM APA KAU HAH?!" Pekik Winter menendang lutut Jeno.

"Hey! Yang sopan, kau ini seorang dokter. Tidak tahu tatakrama!" Ucap Minhee yang baru saja menyusul bersama bibi Kim.

"Suami mu itu yang tidak punya hati!!!."

Winter menunjuk ruang operasi.

"Istri mu sedang berjuang di sana untuk keselamatan keturunan mu, tapi kau malah meminta untuk melakukan tes DNA? Dasar bajingan!" Ucap Winter marah.

Seluruh wajah nya memerah sempurna dengan mata yang menajam.

"Kau hanya seorang dokter, tidak perlu ikut campur dalam keluarga ini. Lakukan saja apa yang aku minta" Ucap Jeno enteng.

Winter menatap kearah Yuta. Yuta hanya diam, ingin berbicara pun, kuasa Jung lebih mendominasi disini.

"Tidak mau!!! Itu sangat beresiko! Nana ku bisa keguguran!" Ucap Winter.

"Baguslah jika dia keguguran, itu adalah balasan setimpal atas perbuatan nya pada ku karena telah membuatku keguguran dan tidak bisa hamil lagi" Ucap Minhee.

Winter mengepalkan tangan nya. Ingin rasa nya ia mencabik-cabik habis wajah Minhee sekarang juga menggunakan pisau bedah.

Regret - NominWhere stories live. Discover now