Chapter 39

16.8K 2K 1K
                                    


Kalian hebattttttttt huhu. Makasiiihhhhh, sayang kaliaaaannnnn💚💚💚.

350+ vote, 250+ komen💕.

*****

"Haechan..."

Haechan menoleh. Begitu juga dengan Hendery.

"Mark?."

Mark melangkah mendekati Haechan dengan langkah gontai.

"Dy!!!."

Bibir Mark melengkung tersenyum mendengar Chenle memanggil nya sambil mengulurkan kedua tangan nya meminta untuk Mark menggendong nya.

"Boleh aku menggendong nya?."

Haechan menatap kearah Hendery.

"Kami harus pergi sekarang" Ucap Hendery.

"Hanya sebentar, ku mohon. Izinkan aku menggendong anak ku" Ucap Mark.

Hendery tersenyum miring.

"Kemana saja kau selama ini Mark? Kau baru mengakui jika Chenle anak mu? Ayolah, kau fikir aku tidak tau perlakuan mu selama ini pada adik ku bagaimana? Bahkan pada keponakanku juga" Ucap Hendery.

Mark bungkam. Ia mengakui jika dirinya benar-benar bejad. Memperlakukan Haechan dan Chenle dengan sangat buruk bahkan melukai fisik serta perasaan Haechan.

"Ada apa kau kemari? Aku yakin, kau tidak mungkin menemuiku tanpa alasan" Ucap Haechan.

Mark menatap Haechan.

"A-aku merindukan Chenle."

Haechan terkekeh. Ia mengangkat Hoodie Chenle dan memperlihatkan bekas luka yang ada di tangan Chenle karena ulah Mark.

"Kau masih ingat ini?" Ucap Haechan.

"Fullsun..."

"Maaf Mark, aku sudah menyerah. Lebih baik Chenle tidak pernah mengenal siapa daddy nya sejak dini daripada dia tau bagaimana buruk nya kau pada kami" Ucap Haechan berani.

"Haechan... Aku menyesal" Ucap Mark.

"A-aku, aku terlalu terobsesi pada Jaemin. Dan sekarang aku menyadari nya, jika Jaemin bukan di takdirkan untukku. Dan-"

"Terlambat Mark. Aku sudah tidak ingin mendengar apapun lagi darimu. Sudah cukup luka batin dan fisik yang aku terima selama ini."

Haechan memberikan kode pada Hendery.

"Jangan pernah mencoba mencari Haechan dan Chenle. Apalagi menemui mereka. Jika itu sampai terjadi, Seo tidak akan tinggal diam!."

Haechan pergi meninggalkan Mark di depan pintu apartemen Haechan.

Mark mengusak rambut nya kesal.

"Brengsek!!! Padahal aku ingin meminta tolong padanya. Hanya dia yang ada di pihak ku!" Ucap Mark meninju tembok.

Regret - NominWhere stories live. Discover now