13. WHAT'S WRONG WITH THEM?

733 93 10
                                    

!Ini hanya fiksi dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan idol!

!Jangan membandingkan atau membawa cerita lain ke cerita ini!

!Idol hanya sebagai visual!


Todos somos frágiles
-CakrawalaBumiDhamaraga-

.

.

.

Rendy menepuk-nepuk tangan Sakra yang masih menarik tangannya.

"Lepasin." Rendy memberontak cekalan itu.

Sakra berhenti, kemudian membalikkan badannya.

"Gue bisa jalan sendiri." Laki-laki itu langsung bergegas.

"Oke," ucap Sakra ikut menyusul Rendy.

Saat sampai di kantin rumah sakit, Rendy langsung duduk di kursi, dan diikuti oleh Sakra.

"Harus banget nyayat tangan?" Sindir Sakra.

Rendy mengerutkan keningnya. "Siapa yang nyayat tangan?"

Sakra berdecak kesal, "ck! nggak usah pura-pura." Laki-laki itu langsung menyingkap lengan hoodie yang sedang dikenakan oleh Rendy.

Rendy membelalakkan matanya, lalu ia kembali menutup lengan hoodienya secara perlahan, "gak sopan, lo."

"Lo masih punya sahabat yang selalu ada di samping lo. Jadi, kalau lo lagi dititik terendah, lo bisa cerita ke mereka. Bukannya malah nyayat-nyayat tangan kayak gini."

"Nggak penting juga. Lagian gue nggak mau jadi beban..." Rendy menjeda sebentar ucapannya. "Cukup gue dibilang beban sama keluarga gue aja." Rasa sesak kembali menyeruak di dada laki-laki itu, saat ia mengingat perlakuan Ayah kandungnya.

"Kalau mereka nganggap lo sahabat, pasti mereka nggak merasa terbebani saat lo cerita atau minta tolong." Sakra berdiri dari duduknya, lalu menepuk pundak Rendy "lo, mau pesan apa?"

"Nggak usah. Gue ada urusan." Kini giliran Rendy yang berdiri dari duduknya, kemudian ia beranjak pergi, meninggalkan Sakra sendirian.

•••

BRAK

Lagi-lagi Sakra membuka pintu ruang rawat Cakra dengan tidak santai.

Semua orang di sana langsung menoleh ke arah sumber suara.

"E-eh, ada Om," ucap Sakra cengengesan seraya menyesap madu sachet miliknya.

"Malu banget gue," ucap Cakra.

"Dia yang berulah, Nava yang malu," tambah Nava.

Sedangkan Johnny hanya terkekeh, lalu ia menatap anak bungsunya yang sedang berbaring di atas brankar.

"Kamu, mau makan apa?" Tanya Johnny

"Om, nggak usah beli. Ini saya udah beli makan," sela Sakra.

Johnny menatap Sakra, "gitu?"

"Iya, Om."

"Makasih, ya."

"Sama-sama, Om."

Johnny kembali mengarahkan tatapannya kepada Cakra, "mau disuapin atau makan sendiri?"

"Makan sendiri aja, Yah," jawab Cakra.

"Yaudah, Ayah tinggal dulu," pamit Johnny.

"Ini punya Om mau taruh di mana? atau mau dibawa?" tanya Sakra.

CAKRA DAN DUNIANYA | NCT DREAM 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang