20. CHAOS DAY & POOR SAKRA

498 68 4
                                    

°°°

!Ini hanya fiksi dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan idol!

!Jangan membandingkan atau membawa cerita lain ke cerita ini!

!Idol hanya sebagai visual!

°°°

Ada baiknya vote lah terlebih dahulu

°°°

"Setiap hari kuharapkan kau hadir lagi di sisiku. Walau aku tahu itu hanya ku dapat di mimpiku saja."
-Rendy Marvian Ghalvaro-

°°°

Seorang laki-laki dengan pakaian seragam SMA lengkap dan tas yang tersampir di pundak kanannya melangkahkan kakinya, untuk turun ke lantai dasar rumahnya.

Semua teman laki-laki itu sudah pulang saat pagi buta tadi.

Ia sedikit terkejut saat melihat dua orang berbeda jenis berada di rumahnya.

"Mami? Papi? kapan sampainya? Pagi-pagi udah di rumah." Ada binar bahagia yang sangat jelas di mata laki-laki tersebut.

"BI, BIKIN SARAPAN YANG BANYAK! ADA MAMI SAMA PAPI!" titah laki-laki itu dengan suara yang lantang.

"SIAP, DEN," jawab salah satu ART.

Graceva terkekeh sinis. "Waw, seorang pembunuh bisa melayani orang dengan baik juga ternyata."

"Tidak usah repot-repot. Kami hanya mengambil beberapa barang saja, setelah itu kami akan menginap di hotel." Donny melangkahkan kakinya, untuk mendekati putranya yang berdiri kaku. "Lagi pula kami juga tidak sudi tinggal bersama pembunuh!" tajam Donny, papi Julian.

Julian mengontrol semuanya, mulai dari napas hingga kejadian beberapa tahun lalu yang mulai terputar di dalam otaknya seperti kaset rusak. Tidak! jangan sampai ia lepas kendali. "Julio gimana keadaannya? Iyan kangen."

"KAMU TIDAK USAH SOK PEDULI!" bentak Graceva.

Julian mengepalkan kedua tangannya kuat. Kemudian ia mengambil kunci motor miliknya.

Ia mengendarai motor sportnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Gue bukan pembunuh," gumam Julian dengan keringat yang membasahi keningnya.

°°°

Pada pagi hari ini SMA Nusantara melaksanakan upacara bendera rutin setiap hari Senin pagi. Suasana upacara pada pagi hari ini tidak terlalu khusyuk, karena ada beberapa siswa yang menggoyangkan kakinya, karena kelamaan berdiri sehingga menyebabkan kebas, dan ada juga beberapa murid yang sedang berbicara satu sama lain dengan suara kecil, supaya tidak terdengar oleh guru.

Dan ternyata ada seorang siswa yang mati-matian menjaga kesadarannya. Ia merasakan pusing yang menyerang kepalanya. Penglihatannya berkunang-kunang. Seorang siswa yang baris di sebelahnya lebih merapatkan dirinya, untuk membisikkan sesuatu.

"Kla, lo mimisan," bisiknya pelan.

Orang yang bernama Cakra itu mengelap hidungnya kasar dengan tisu yang baru ia ambil dari saku seragam sekolahnya.

Laki-laki bermarga Dhamaraga itu berdecak kesal. "Ck! Nyusahin aja."

Laki-laki yang memberi tahu bahwa Cakra mimisan tadi menatap Cakra dengan tatapan menyelidik.

CAKRA DAN DUNIANYA | NCT DREAM 00LKde žijí příběhy. Začni objevovat