Roma, Italia

349 45 76
                                    

Happy Reading!

=========

"Tuan dan Nyonya Cassano, sebentar lagi kita akan mendarat di Bandara Fiumicino di Roma, Italia. Waktu setempat menunjukkan pukul 1 lewat 10 menit di siang hari. Waktu di Roma sama dengan waktu di Amsterdam. Silahkan mengenakan sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi, melipat dan mengunci meja serta menyimpan sandaran kaki dan layar vidio ketempat semula. Pastikan jendela di samping tetap dalam keadaan terbuka. Laptop dan alat elektronik lainnya dimohon untuk dimatikan sekarang"

Roma merupakan salah satu kota yang menjadi pilihan sebagai salah satu destinasi favorit bagi para turis ketika memilih untuk berlibur ke Eropa

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Roma merupakan salah satu kota yang menjadi pilihan sebagai salah satu destinasi favorit bagi para turis ketika memilih untuk berlibur ke Eropa.

Mendapat julukan sebagai City of Eternal, atau Kota Keabadian membuat kota ini dipercaya oleh seluruh warganya jika kota ini hancur maka seisi dunia akan hancur.

Maka dari itu ketika mendaratkan kaki di kota ini, para turis akan merasakan sebuah sensasi yang berbeda dari antara kota - kota besar yang ada di Negara Italia ini.

Tapi hal itu tidak berlaku untuk Vincenzo Cassano, baginya kota ini adalah salah satu kota yang sangat ingin ia hindari karena begitu banyak kisah kelam yang dirinya miliki selama tinggal di kota ini.

Baru setelah 15 tahun, dirinya kembali menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Itu juga karena dirinya mendapat kabar bahwa kondisi ayahnya sudah semakin memburuk. mau tidak mau, walaupun dengan berat hati ia harus menginjakkan kakinya kembali disini.

"Darling, gwaenchana?" tanya Cha Young melihat suaminya hanya diam, menatap kosong ke arah jendela saat pesawat itu perlahan mulai mendarat

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Darling, gwaenchana?" tanya Cha Young melihat suaminya hanya diam, menatap kosong ke arah jendela saat pesawat itu perlahan mulai mendarat.

Vincenzo menarik nafasnya perlahan, ia memutar tubuhnya kemudian menggengam erat kedua tangan isterinya, matanya menatap dalam tepat ke arah dua manik mata berwarna hitam milik Cha Young.

"Sejujurnya aku tidak siap untuk kembali kesini, Sweetie~" ada jeda di dalam kalimatnya "Terlalu banyak kenangan pahit yang ada disini." lanjutnya lirih.

Cha Young menarik kepala suaminya, ia menyandarkan kepala tersebut ke dadanya membuat Vincenzo langsung melingkarkan tangannya di pinggangnya.

"Everything's gonna be okay, darling"

SacrificioWo Geschichten leben. Entdecke jetzt