33. She is mine

68 2 1
                                    

"Udah semua kan?." Raihan menganguk cowok itu sibuk memilih cemilan, katanya untuk ia bawa ke basecamp.

"Gue ikut ke basecamp."

"Emang lo diizinin?."

"Ya gak usah dikasih tau."

"Gue perginya malam minta izin dulu ke Dion atau gak ke pacar lo." Ucap Raihan sedikit menekan kata pacar.

"Gak  bakalan diizinin gue ikut  nanti gue yang tanggung sendiri kalo ketahuan." Dian menoleh mendapati Ghali dan juga Widi di depan rak sebelah Ghali menatapnya sebentar kemudian kembali fokus memilih beras. Dian baru ingat besok osis akan mengadakan kegiatan sosial membagikan sembako ke fakir miskin yang tinggal di kolong jembatan.

"Lo gak ada yang mau dibeli?." Tanya Raihan.

"Gue mau ice cream."

"Yaudah ayo beli." Sebelum beranjak dari sana Dian sempat melirik kecil ke arah dua orang itu masa bodoh yang penting impas.

**

"Mama." Raihan meletakkan barang yang belanjaan di atas meja pantry.

"Wah, ada si cantik nih apa kabar?." Wanita paruh baya itu muncul dari lorong dapur dengan celemek yang sedikit berlumuran tepung .

"Baik, Tan. Aku boleh ikut bantu tante buat kue gak ?" Dian tersenyum menyalim tangan wanita paruh baya itu.

"Boleh dong. Tapi kamu masih make seragam sekolah. Yaudah kamu pake baju tante aja." Jihan melepas celemeknya kemudian menarik tangan Dian menuju kamarnya.

Sekarang wanita itu sibuk memilah baju-bajunya di lemari kemudian di cocokan ke badan Dian wajahnya sangat antusias Dian tersenyum Raihan pernah bilang Jihan sangat ingin punya anak perempuan.

"Ini pasti cocok di badan kamu tante pengen banget liat kamu make dress ini pasti cantik." Jihan mengangkat sebuah dres bermotif bunga-bunga.

"Kamu ganti gih tante nunggu di luar."

"Aku gantinya kamar mandi di luar aja."

"Yaudah kamu ke kamar Raihan aja gantinya sekalian suruh dia turun." Dian menganguk.

"Raihan, gue boleh masuk ? ." Raihan membuka pintu kamarnya.

"Gue minjem kamar mandi lo bentar yah gue mau ganti baju. Oiya lo dipanggil tante Jihan."

"Bentar gue ngantuk." Ucap Raihan merebahkan tubuhnya ke kasur memikirkan apakah keputusannya sekarang sudah benar atau tidak  dirinya tidak bisa menapik bahwa perasaanya semakin hari semakin membesar.

"Ayo Han. Tante Jihan nunggu di bawah." Dian menarik tangan Raihan gadis itu sangat cantik memakai dress bunga-bunga itu. Raihan mengerjapkan matanya kemudian memeluk Dian.

"Bisa gak lo jadi punya gue aja?." Sadar dengan perkataanya buru-buru cowok itu melepas pelukannya kemudian berdehem pelan.

"Sorry yang gue bilang barusan lupain aja." Raihan memijit pangkal hidungnya melangkah lebih dulu ke luar kamar.

****

''Tumben banget lo bawa mobil ke basecamp.''

''Lo make dress gitu yakali gue bawa motor. Jaketnya dikancingin dressnya tipis.''

''Kan pake mobil.'' Raihan hanya menghela nafas pelan sebenarnya bukan itu alasan utamanya.

''Lo udah izin?.'' Dian menggeleng, menatap layar ponselnya yang sejak tadi bergetar panggilan masuk dari Dion tanpa berniat mengangkatnya Dian memasukan ponselnya ke dalam saku jaket Raihan yang ia kenakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang