13.SHE IS MINE

693 34 1
                                    

Dian dan Dero duduk dibangku dekat tempat alat kebersihan. Dero menatap Dian orang yang selama ini ia rindukan.

"Di, sebelum gue jelasin gue boleh nanya?"

"Apa?"

"Lo ada hubungan apa sama adek gue?"

"Temen. Jelasin kenapa lo pergi gak ada kabar selama satu minggu setelah itu lo kembali dan putusin gue gitu aja"

"Di,gue benar-benar minta maaf. Gue gak pernah mau ninggalin lo gue sayang banget sama lo sampai sekarang tapi gue gak ada pilihan Oma sakit lo tau kan dia cuman tinggal sama pembantunya jadi gue mutusin buat pindah ke london buat nemenin dia. Waktu itu gue gak ada kabar selama seminggu karena gue lagi ngurusin kepindahan gue kesana dan alasan gue mutusin lo karena gue gak tahu kapan gue kembali lagi kesini gue gak mau bikin lo nungguh Di"

"Kenapa harus putus? gue gak papa kok harus nungguh."

"Karena gue juga gak percaya yang namanya LDR."

"Lo gak percaya sama LDR? kalo gitu sama aja lo gak percaya sama gue."

"Bukan maksud gue gitu gue gak mau lo nungguh tanpa kepastian."

"Tanpa kepastian? sekarang lo udah kembalikan."

"Gue kembali kesini karena Oma gue udah meninggal." lirih Dero suaranya mengecil ketika menyebut kalimat terakhir.

"Ma-maaf gue gak tahu."

"Gak papa."

"Kenapa lo gak kasih tahu gue tentang ini ?."

"Gue mau kasih tau lo tapi gue takut gue terlalu pecundang buat kasih tau ini ke lo."

"Andai aja lo kasih tau gue mungkin sekarang gak gini."

"Ya, lo mau maafin gue." Dian menatap Dero kemudian menganguk pelan Dero tersenyum.

"Gue boleh meluk lo? Gue kangen banget sama lo" Dian tersenyum tipis Dero mendekat kemudian memeluk Dian sangat erat melepaskan semua rasa rindunya.

"Lo-lo berdua ngapain ?." Dero dan Dian terlonjak kaget kemudian melihat Raihan yang berdiri menatap mereka berdua dengan tatapan terkejut.

"Entar gue jelasin kita kembali ke depan dulu."Raihan menatap Dero dan Dian yang sudah berjalan didepan dengan pandangan yang sulit diartikan. Setelah sampai mereka duduk kembali ditempat masing-masing.

"Ma, aku sama Raihan duluan yah kita ada urusan." mama Raihan menatap Dero dan Raihan bergantian kemudian menatap Dian.

"Urusan apa ?."

"Biasa urusan cowok."

"Berarti Dian ikut dong?."

"Yaiyalah, Dian kan datang sama aku jadi pulangnya sama aku juga."

"Tapi kan acaranya belum selesai."

"Nanti aku sama Raihan pamit duluan ke Ara."

"Yaudah hati-hati. Dian boleh tante peluk kamu ?."Dian tersenyum menganguk kecil. Sedari dulu memang Jihan sangat ingin memiliki anak perempuan tapi tuhan berkehendak lain dengan mengkaruniakannya dua anak laki-laki yang tidak bisa diajak memasak di dapur.

"Boleh tante." Jihan memeluk Dian dan berbisik.

"Tante suka sama kamu gak tau kenapa. Jangan lupa main ke rumah ya."

"Iya, tante."

"Ma, kita pergi dulu"

"Iya."

Diparkiran Dero mencegat Raihan dan Dian yang ingin masuk kemobil Raihan. "Kenapa lagi sih? Gue mau nganterin Dian pulang."

"Dian pulang sama gue."

"Pulang sama lo? Sebenarnya lo ada hubungan apa sih sama Dian ?." Dero menghela nafasnya tatapanya berubah menjadi sendu.

"Dian itu mantan gue."

"APA? Mantan lo?" Mata Raihan membulat.

"Iya yang sering gue ceritain." Raihan merasakan sesak di dalam hatinya.

Pikiran yang ia tepis jauh-jauh tadi ternyata benar.

****
Raihan akhirnya membiarkan Dian pulang bersama Dero setelah beberapa lama mereka beradu mulut.

"Di, kita makan dulu yah" Dero yang sibuk menyetir menoleh kearah Dian,cewek itu menganguk. Dero menepikan mobilnya ke Restoran yang dulu sering Dian dan Dero datangi.

"Lo mau pesan apa?" Tanya Dero ketika mereka sudah duduk disala satu meja di restoran itu.

"Kayak biasa,itupun kalo lo masih ingat" Dero tersenyum tentu saja ia masih ingat kemudian menyebutkannya pada waiterss.

Dero menatap Dian lamat-lamat banyak sekali yang berubah menurutnya Dian semakin cantik.

"Di,apa perasaan lo masih sama?"

"Gue gak tahu"Dian menggeleng menatap Dero dimatanya terpancar jelas kekecewaan saat mendengar jawaban Dian.

"Apa kita masih bisa kayak dulu lagi?"

"Gue gak tahu,tapi gue saranin lo jangan berharap banyak ke gue"

"Ken---" ucapan Dero terpotong ketika waitress datang membawa pesanan mereka.

Dian dan Dero memakan makanan mereka dalam diam sesekali Dian mengamati pengunjung restoran yang lebih banyak di dominasi kaum remaja Dero tidak lagi bertanya ia lebih memilih menatap Dian sambil menghabiskan makanannya.

***

"Der,berhenti"Dero menatap Dian dengan kening berkerut,
mengapa Dian menyuruhnya berhenti padahal rumah Dian terbilang masih jauh dari sini atau Dian sudah pindah?

"Kenapa?" Tanya Dero setelah menepikan mobilnya.

"Tungguh bentar" tanpa menungguh jawaban Dero lagi Dian segera keluar dari mobil Dero menyipitkan matanya menatap Dian yang berlari kecil kearah gerombolan geng motor yang sepertinya akan melakukan balap itu.

Diluar Dian mendekat ke arah kumpulan geng motor itu ia ingin menghampiri seseorang.

Ghali sedang bersiap untuk balapan dengan Farel terlonjak kaget menatap kearah Dian yang berdiri didepannya.

"Lo ngapain disini?"

"Di,ada apa?" Tanya Dero entah sejak kapan ia menyusul Dian. Ghali menatap Dero tatapanya sangat tajam.

"Murah"kini pandangan Ghali beralih ke Dian.

"Lo ngatain gue murahan?"

"Iya,tadi gue kerumah lo mau jelasin soal tadi tapi gue lihat lo pergi sama cowok tapi bukan cowok ini" Kini kesabaran Dian sudah habis ia maju beberapa langkah kemudian menampar pipi Ghali setelah itu Dian segera berbalik berjalan menjauh dari sana diikuti Dero dibelakang.

"Brengsek"

"Di,tunggu" Dian berhenti kemudian menatap Dero yang berjalan kearahnya dengan mata yang berair.

"Hey,jangan nangis kok lo sekarang cengeng sih kan dulu enggak" Dero dengan sigap membawa Dian kepelukannya.

"Sakit,Der"

"Kita pulang yah. Udah ngak usah nangis lagi Gue sakit liatnya,Di"Dero melepaskan pelukannya dan menggengam tangan Dian membawanya masuk kedalam mobilnya.

****

"Makasi udah nganterin gue mau mampir?" Dero menggeleng.

"Dian" Dian yang ingin keluar dari mobil Dero menoleh kemudian menatap Dero.

"jangan nangis lagi cukup malam ini gue liat lo nangis" Dian tersenyum tipis.

"besok gue jemput kita berangkat bareng" Dian menganguk.

"Emang sekarang lo sekolah dimana?"

"Disekolah lo. Sana masuk gih disini dingin" Dian menganguk dan berjalan masuk kedalam rumahnya. Dero masih setia berdiri didepan rumah Dian menatap punggung Dian yang menjauh hinggah akhirnya menghilang dibalik pintu.

Sekarang gue tahu,Di kenapa lo gak tahu sama perasaan lo sendiri batin Dero

She Is MineWhere stories live. Discover now