21.SHE IS MINE

539 29 0
                                    

Raihan membantu Dian turun dari motornya setelah memarkirkan motornya di depan sebuah butik besar yang sekarang sudah memiliki cabang di beberapa daerah.

"Ayo"

"Han" Raihan tertawa kecil dan mencubit pipi Dian.

"Ada gue" Raihan meraih tangan Dian kemudian mengenggamnya.

" Assalamualaikum Mba Mama mana?" Raihan menyalim tangan wanita yang berusia paruh bayah yang sedang melayani pembeli Dian tersenyum canggung dan ikut menyalimnya.

"Ehh Waalaikumsalam Raihan udah lama gak ke sini Ibu ada di ruangannya. Itu pacar kamu yah? cantik banget sih"

"Temen Mba"

"Aduh gak usah malu-malu" Raihan hanya menganguk singkat memaklumi asisten Mamanya ini yang memang cerewet dan susah diam.

"Saya ke Mama dulu" tiba di pintu dengan cat warna coklat Raihan menarik handle pintu ke bawah tanpa perlu mengetuknya.

"Saya harus cari model prianya dimana? Untuk gantikan kamu sementara Saya harus segera mempormosikan bajunya secepatnya"

"Yasudah gak papa itu bukan salah kamu semoga kamu cepet sembuh yah anak saya sama calon menantu saya udah datang Saya tutup" mendengar itu Raihan mendengus pelan meski ia mengharapkan itu.

"Sini sayang duduk" Dian dan Raihan duduk.

"Kalian udah makan? "

"Udah Ma,tadi mampir dulu di cafe"

"Oiya Mama telpon Dero dulu"

"Buat apa?" Raihan memicingkan matanya mendadak ia tidak suka.

"Gantiin Henry dia lagi sakit jadi gak mungkinkan dia pemotretan. Dian gak papakan kalo Dero jadi pasangan kamu?" baru saja Dian ingin menganguk tapi Raihan menyentak keras.

"Biar aku aja"

"Kamu mau? Mama gak nawarin kamu Karna Mama kira kamu gak mau waktu itu Mama pernah minta tolong kamu nolak dengan keras"

"Sekarang mau"

"Yaudah, Mama panggil Sisca dulu"
Jihan bangkit dari duduknya melangkah keluar pintu.

"lo serius? "

"Gue selalu serius kalo itu menyangkut lo" Raihan tersenyum lembut dan mengelus pucuk kepala Dian. Dian terhenyu dengan tatapan Raihan yang begitu lembut dan menenangkan.

"Ayo kalian siap-siap" Dian menganguk merasa canggung dan melepas tasnya yang sejak tadi bertengger di pundaknya.

"Ini yang model cewek baru itu ya ampun cantik banget sih" Wanita itu tersenyum dengan mata berbinar ia mendekati Dian.

"Calon mantu" Wanita itu tertawa mendengar penuturan Jihan. Lagi-lagi Raihan mendengus. Apa mamanya itu tidak bisa berhenti membuatnya berharap lebih.

"Kenalin nama saya sisca panggil Sisca aja"

"Dian"

"Yaudah langsung aja yuk saya gak sabar dandanin kamu" Sisca meraih tangan Dian masuk ke sebuah pintu menariknya duduk di kursi depan cermin besar terdapat meja yang di penuhi alat make up yang Dian tidak ketahui karena ia tidak terlalu menyukai menggunakannya. Bahkan di rumah dia hanya punya bedak bayi yang tak pernah absen di kamarnya Dian begitu menyukai baunya.

"Ma,masih lama gak?" Raihan mulai jengah jika saja bukan karena Dian ia sungguh tidak mau berurusan dengan hal semacam ini. Raihan melirik jam di dinding,sudah setengah jam ia menungguh.

"Sabar. Gak sabaran banget pengen ketemu Dian" Raihan menatap penampilannya lewat cermin. Tuxedo putih rancangan Jihan di padukan dengan sepatu hitam. Tanpa sadar mulut mengumamkan kata yang sukses membuat Jihan tertawa.

She Is MineWhere stories live. Discover now