30.SHE IS MINE

319 19 5
                                    

Saat perjalanan pulang Dian tak henti-hentinya menoleh ke belakang ia merasa jika mobil hitam itu mengikuti mereka.

''Lo gak ngerasa kalo mobil itu ngikutin kita?'' Dian menepuk pundak Yura.

''Biarin aja udah biasa'' Kening Dian mengerut,berarti ini bukan pertama kalinya mobil itu membuntuti Yura, mungkin mobil itu sedang mengawasi Yura Ia tahu cewek ini berasal dari keluarga yang berada terbukti dengan nama belakangnya Dian akui dunia mereka memang berbahaya banyak sekali resiko yang harus ditanggung dengan ikut geng motor tapi Dian menyukainya bagi seseorang yang tantangan pasti akan sangat menyenangkan baginya mereka bukan sekedar geng motor tapi mereka adalah keluarga lagipula mereka tidak pernah melakukan hal-hal yang diluar batas. Dian tersenyum lebar,melangkah masuk ke dalam rumah. Dion belum pulang jadi ia tidak perlu kucing-kucingan masuk ke dalam rumah bau besi berkarat tercium pekat ditangannya. pintu itu sudah lama sekali tidak digunakan hingga besinya mulai berkarat Dian mencuci tangannya di wastafel, setelah selesai Dian mengambil apel dimeja makan dan kembali ke kamarnya.

****

Dian masih bergelung dibalik selimut tebalnya saat jam menunjukkan pukul 06.30. Ghali yang sejak tadi menungguh dibawah kesal dengan kelakuan pacarnya itu Dion juga tidak mengizinkannya untuk masuk ke kamar Dian. Kesabarannya mulai habis persetan dengan Dion dengan tergesa-gesa Ghali menaiki tangga menuju kamar Dian beruntung pintunya tidak dikunci lihat saja apa yang akan ia lakukan.

''Kebo'' Benar dugaannya Ghali mendekat ke Dian yang masih tidur dengan posisi memunggunginya. Baru saja tangannya ingin menarik selimut terhenti ketika melihat wajah polos Dian baru kali ini Ghali melihat Dian tidur sepulas itu niatnya untuk membangunkan cewek itu tertunda. Ghali malah duduk dipinggir Kasur mengeluarkan ponselnya kapan lagi ia bisa mengambil gambar cewek itu saat tidur sepulas ini.

''Woi keluar lo udah gue bilang jangan masuk'' Dion yang masih berbalut handuk berteriak marah mendapati Ghali ada dikamar adiknya. Ghali mana peduli cowok itu dengan santainya mengusap rambut Dian pelan mengabaikan Dion yang masih berdiri diambang pintu.

''Keluar! Tau gini gue mending milih Raihan dibanding lo'' Sebuah bantal berukuran sedang mendarat di kepala Dion. Dian melemparnya cukup kencang membuat Dion terhuyung ke belakang.

''Berisik, Bang'' Ghali tertawa melihat Dion memegangi handuknya yang melorot dengan tatapan tajam Dion mengangkat kepalan tangannya berbalik masuk ke dalam kamarnya di sebelah kamar Dian tak lupa membanting pintu.

''Bangun'' Ghali menarik tangan Dian agar beranjak dari Kasur tapi cewek itu dengan sengaja menarik lengan seragamnya membuat Ghali hampir menindih Dian jika saja ia tidak segera menahan tubuhnya dengan perasaan campur aduk Ghali kembali duduk di pinggir Kasur.

''Dian, gue udah nungguin dari tadi cepat sana mandi'' Dian menggeleng meletakkan kepalanya di paha Ghali.

''Lo make apa? harum'' Dian menghendus seragam Ghali baunya sangat harum jika seperti ini Dian lebih memilih untuk bolos sekolah dan tidur dengan paha Ghali sebagai bantalnya.

''Bangun gak'' Ghali menjauhkan kepala Dian dari tubuhnya ia tidak mau jika sampai sesuatu yang tidak diinginkan terjadi bisa-bisa Dion mengulitinya.

''Gue masih ngantuk''

''Emang semalam ngapain?'' Dian beranjak dari Kasur jangan sampai Dion dan Ghali melarangnya ini itu jika tahu ia keluar tanpa sepengetahun mereka berdua.

''Gue mau mandi sana keluar'' Ghali menurut keluar dari kamar Dian ia merasa aneh dengan tingkah cewek itu ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan. Dion yang sudah rapih dengan seragamnya berpapasan dengan Ghali di tangga.

''Semalam lo keluar?'' Meski masih kesal pada Ghali Dion tetap menganguk.

''Emang kenapa?'' Ghali menggeleng ia belum yakin dengan itu Ghali tahu Dion sangat overprotektif pada adiknya ia tidak mau Dian terkekang dengan hal yang belum jelas.

''Gue duluan jagain adek gue awas lo macem-macem'' Ghali terkekeh duduk disofa ruang tamu menungguh Dian. Selang beberapa menit Dian turun dengan seragam yang membuat Ghali menggelengkan kepalanya tanpa banyak bicara Ghali melangkah keluar mencari sesuatu di jok belakang mobilnya.

''Pake'' Ghali menyodorkan jaket abu-abu pada Dian.

''Gak mau''

''Pake, gue gak suka lo pamer tubuh kayak gitu'' Dian menghela napas mau tidak mau mengambil jaket yang disodorkan Ghali padanya.

''Jangan dilepas'' Dian menganguk malas biasanya juga Ghali biasa-biasa saja jika ia memakai baju ini lagipula ini masih wajar menurutnya.

She Is MineWhere stories live. Discover now