AVENGEMENT - 9

6.9K 694 30
                                    



Jerome menyampirkan tas olahraga miliknya ke bahu setelah dia selesai mengenakan kaus tanpa lengan favoritnya. Malam ini dia memang berencana untuk bermain basket bersama teman-temannya dan tentu saja dia juga akan membawa Khansa untuk ikut serta sebab meninggalkan perempuan itu sendiri di rumah bersama ibu dan adik perempuannya yang buas itu sama saja seperti memberikan sebuah umpan besar ke dalam kandang buaya.

Jadi daripada kejadian yang tidak mengenakan saat sarapan beberapa hari yang lalu terulang lagi, lebih baik Khansa terus berada di sisinya kapanpun dan dimanapun agar mama dan Laura tidak mempunyai kesempatan untuk mengganggu istrinya lagi. Sikap protektifnya itu pun mau tak mau membuat kedua perempuan itu kesal setengah mati, terutama mama yang memang jelas mempunyai niat untuk menyiksa Khansa secara psikis sebagai wujud balas dendamnya atas perselingkuhan yang terjadi antara papa dan ibu perempuan itu.

"Kei, gue tunggu di bawah ya?" pesan Jerome pada Khansa yang masih berada di kamar mandi.

"Iya! nanti gue susul ke bawah ya Jei!" balas Khansa.

Jerome berjalan keluar dari kamarnya sembari membawa kaus kaki di tangan kiri, serta kartu ATM yang beberapa waktu lalu dikembalikan oleh Khansa padanya. Mungkin sebaiknya dia segera memberikan kartu ini pada sang pemilik agar Khansa bisa merasa sedikit lebih tenang. Dan biasanya, si pemilik asli kartu ATM ini pasti sedang berada di ruang kerjanya sekarang.

Tanpa banyak bicara lagi, Jerome segera mengarahkan langkahnya ke ruang kerja papa dan mengetuknya 2 kali. Terdengar jawaban 'masuk' dari dalam sana dan Jerome langsung masuk ke dalam dengan ekspresi datar. Papa yang melihat kemunculan tiba-tiba sang putra semata wayang di ruang kerjanya pun hanya bisa melongo kaget. Tapi belum sempat pria paruh baya itu menyambutnya dengan senyuman, Jerome langsung meletakkan benda tipis yang sedari tadi dipegangnya itu di atas meja. Papa menatap kartu ATM itu dengan dahi berkerut.

"Khansa minta aku untuk balikkin ini ke papa," jelas Jerome to the point. "Dia nggak pernah pake uang dari situ, dan dia juga nggak pernah ngecek nominal yang ada di dalamnya setelah pengiriman pertama. Jadi papa nggak usah khawatir kalau uangnya itu akan berkurang. She lived with her own money all this time."

Papa masih diam namun tangannya tak sekalipun bergerak untuk menyentuh kartu itu.

"Dia bilang nominal pertama yang masuk kedalam kartu itu ada 12 juta," Jerome tersenyum miring. "Ibu mertuaku kaya banget ya ternyata?"

"Jerome, papa nggak ada maksud apa-apa. Papa cuma mau bantu Khansa saja karena papa tau kalau dia dan ibunya sedang kesulitan secara finansial. Ditambah lagi Khansa juga perlu banyak biaya untuk kuliah dan tempat kosnya, makanya papa-"

"Dia sebenernya mau aja kuliah disini," potong Jerome dingin. "Bahkan kalau dia disuruh untuk milih universitas bagus yang dia dapat lewat jalur beasiswa atau universitas biasa yang lebih deket sama rumah dan ibunya, mungkin dia akan milih universitas biasa. Tapi hubungan haram papa sama ibunya yang bikin dia harus belajar mati-matian supaya bisa dapet beasiswa ke universitas bagus di luar kota dan kerja serabutan untuk memenuhi biaya hidupnya sendiri karena dia nggak mau pake uang kiriman dari ibunya yang sumbernya nggak jelas dari siapa."

"Kerja serabutan? Maksud kamu?"

Jerome berdecak. "Dia kerja part-time di restoran dan kafe berbeda selama kuliah di Jogja dan dia hidup dari uang yang dia kumpulin dari situ. Kenapa aku bisa tau? Ya karena aku liat sendiri gimana kacaunya hidup dia disana. Apa papa pikir aku nggak bakal observasi dulu soal siapa perempuan yang bakal aku nikahin?"

Papa terhenyak.

"Hidup Khansa nggak lebih baik dari aku pa, bahkan mungkin jauh lebih parah. Dan itu semua gara-gara kalian semua. papa, mama dan si pelakor sialan itu," Jerome menatap mata papanya tajam-tajam. "Papa harus tau beban moral seperti apa yang ada di pundak Khansa sejak skandal kalian terungkap. Dia nggak cuma di hina dan di bully aja, tapi juga sampe harus kerja sana-sini supaya dia bisa bayar uang kuliah sekaligus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri saking nggak mau nya dia pake uang itu. She had the worst and it's all because of you."

AVENGEMENT ( ✔ )Where stories live. Discover now