AVENGEMENT - 22

6.9K 623 37
                                    


"Naresh lagi di Bali?! Kapan berangkatnya itu anak?!"

Jerome duduk di pinggir tempat tidur sambil memegang ponsel yang menempel di telinganya sementara Khansa yang sedang menyelesaikan riasannya di meja rias langsung menoleh ke arah Jerome begitu mendengar kabar bahwa salah satu sahabat suaminya yang sangat misterius itu sedang ada di Bali.

"Nggak tau dah gue, tu bocah kan emang rada-rada!" sahut Reksa di seberang sana. "Tapi bulan lalu dia emang udah bilang ke Harya sih kalau dia nggak bisa ikut ngumpul di rumah barunya, soalnya dia ada urusan penting yang harus diberesin. Cuma dia nggak bilang urusannya apa dan di mana."

"Oh gitu. Ya udah kita nunggu klarifikasi nya aja pas dia balik dari Bali nanti."

"Iya. Si Harya kepo banget anjir, dia sampe niat pengen nyusulin Naresh ke Bali buat nyari tau tapi langsung kicep pas diomelin sama Gista, tolol banget emang!" Reksa tertawa geli. "Ngomong-ngomong lo udah jalan belom? Gue lagi nungguin Sadine kelar dandan nih. Lama banget buset!"

Jerome ikut tertawa seraya melirik Khansa yang ternyata sudah siap.

"Gue udah mau jalan nih," Jerome beranjak dari tempat tidur sembari meraih kunci mobilnya. "I'll see you there, yeah?"

"Sure. Safe drive, bro!"

"Naresh ngapain ke Bali, Jei?" tanya Khansa penasaran.

Jerome mengangkat kedua bahunya. "Nggak tau tuh. Naresh cuma bilang kalau dia ada urusan yang harus dia selesain dari bulan lalu, tapi dia nggak bilang kalau urusannya itu di Bali."

Khansa manggut-manggut sembari berjalan beriringan dengan Jerome menuruni tangga. Dan seperti biasa, keduanya akan disambut oleh pemandangan dimana Chyntia yang sedang sibuk bercengkrama dengan mama dan Laura. Sedangkan papa tidak terlihat dimanapun yang mana mereka yakini beliau pasti sudah pergi untuk bermain tenis sesuai dengan jadwal akhir pekannya. Sejak berdamai kembali dengan Jerome, papa mengganti jadwal olahraga nya yang semula ia lakukan di hari sabtu menjadi di hari minggu agar hari sabtunya dia bisa menghabiskan waktu untuk jalan-jalan atau makan malam bersama dengan Jerome, Khansa, Tiara, Irgi dan kedua cucunya.

Masih belum ada tanda-tanda perdamaian yang terjadi antara papa dan mama yang mana Jerome meyakini bahwa papa mungkin belum membicarakan perihal keinginannya untuk bercerai dari mama.

"Kalian mau ke mana? Kalau mau jalan-jalan, ajak Chyntia sekalian ya. kasian dia nggak ada temennya di rumah karena mama sama Laura sibuk." tegur mama santai.

"Males. Siapa suruh nggak punya temen." balas Jerome pedas membuat wajah sumringah Chyntia berubah sedih. Pria itu mengenakan sneakers nya tanpa peduli dengan raut wajah dongkol yang menghiasi ketiga perempuan di area meja makan itu. "Kalau nggak punya temen ya cari sendiri lah, jangan ngerecokin acara orang lain. Orang kok suka banget jadi beban."

"Jer lo kenapa sih jutek banget sama gue? emang gue punya salah apa sama lo?" tanya Chyntia dengan nada sedih.

Jerome mendengkus menahan tawa. "Salah? banyak banget salah lo bangsat. Gue aja heran lo masih punya muka buat tinggal di sini."

Dan ternyata tidak hanya Jerome yang ingin tertawa, Khansa pun mati-matian berusaha menahan tawanya karena kalimat terakhir yang dilontarkan oleh sang suami benar-benar terdengat sangat lucu di telinganya. Sungguh jika Khansa ada di posisi Chyntia sekarang, dia lebih baik segera keluar dari rumah itu dan bersembunyi di tempat yang tak akan pernah bisa dijangkau agar tidak terus-terusan terjebak dalam rasa malu.

"Kenapa lo ketawa-ketawa?! ada yang lucu?!" bentak Laura galak pada Khansa yang langsung menutup mulutnya dan menggeleng.

"Temen satu spesies lo itu yang lucu," Jerome merapikan kemeja flanelnya seraya melirik Chyntia yang kini sedang menatap tajam ke arah Khansa. "Makanya istri gue yang cantik banget ini ketawa. lagian ketawa nggak ada larangannya juga kan? kenapa lo ngomel?"

AVENGEMENT ( ✔ )Where stories live. Discover now