AVENGEMENT - 30

8.3K 634 44
                                    


Menjadi seorang ibu adalah impian terbesar Khansa sejak remaja.

Disaat semua teman-temannya bermimpi untuk menjadi seorang dokter, seorang model, seorang pengacara, dan segala macam profesi bonafit lainnya itu, Khansa justru memilih untuk menjadi seorang ibu dan guru TK. Alasannya sederhana. Dia sangat suka pada anak kecil dan selalu mendapatkan energi serta kebahagiaan yang begitu besar hanya dengan melihat mereka bermain dan tertawa bersama satu sama lain.

Khansa juga ingin bertemu dengan seorang pria yang bisa ia cintai, menikah dengannya dan membangun keluarga kecil yang hangat bersamanya. Tapi ternyata semua impian itu bisa terwujud meski dia harus menghadapi rintangan pahit yang menyerangnya sejak ia masih remaja hingga dewasa secara terus-menerus. Sampai akhirnya semua impian itu ia kesampingkan dan dia menggantinya dengan harapan akan kehidupan yang lebih tenang.

Setelah menjadi bulan-bulanan banyak orang karena kasus perselingkuhan ibunya dengan ayah dari pria yang ia nikahi, Khansa hanya ingin agar dia bisa mendapatkan ketenangannya kembali di dalam hidupnya. Impian itu berubah menjadi lebih sederhana daripada impiannya yang sebelumnya. Sampai akhirnya dia mendapati sebuah fakta bahwa Jerome, pria yang semula ia yakini hanya ingin membalas dendam padanya, ternyata juga memiliki suatu kehidupan yang tak kalah pelik. Dan bersama-sama, mereka menjalani kehidupan pernikahan dadakan itu dengan baik, mereka saling menjaga dan melindungi satu sama lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Yaitu ketenangan.

Sekarang semua keinginan Khansa dan Jerome sudah mulai terwujud satu-persatu. Mereka sudah mulai mendapatkan kebahagian mereka secara perlahan-lahan namun pasti. Tapi masih ada perasaan lain yang mengganjal di hati Khansa. Ya, dia masih belum bertemu secara langsung dengan mama mertuanya dan ini sudah bulan ke 8 sejak Kiana lahir ke dunia namun tak pernah sekalipun wanita yang masih tetap ia hormati itu menghubungi apalagi menemui sang cucu.

"Kei."

Khansa yang sedari tadi sibuk melamun sambil memandangi Kiana yang sudah tertidur pulas di dalam box bayi nya  setelah selesai menyusu tadi langsung tersentak kaget.

"Ya ampun, Jei! kamu ngagetin aku aja!" seru Khansa sambil memegangi dadanya. Jantungnya berdegup cukup kencang karena memang suara Jerome yang ngebass itu terdengar cukup keras di telinganya.

"Perasaan aku manggilnya pelan deh," Jerome terkekeh lalu kemudian dia mengecup puncak kepala sang istri. "Yah. udah bobo tuan putrinya."

"Abis nyusu banyak banget dia, makanya langsung pulas bobonya." Khansa tertawa seraya meraih dasi Jerome dan membukanya dengan lembut. "Mau mandi atau makan dulu?"

"Mandi dulu aja, aku mau nyium Kiana soalnya."

"Ya udah aku siapin makanan buat kamu aja kalau gitu. Kamu kalau mau pegang-pegang Kiana cuci tangan dulu ya, Jei!"

"Siap bunda."

Jerome masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci tangan lalu kemudian dia menghampiri box bayi dimana putrinya, Kiana, sedang tertidur dalam balutan piyama berwarna pink yang bisa memberikan kehangatan untuk tubuhnya yang mungil. Seulas senyum terbit di bibirnya yang tipis. Ketika semua orang mengatakan bahwa Kiana begitu mirip dengannya ternyata memang tidak sepenuhnya salah. Hidung mancung serta bibirnya yang tipis benar-benar begitu serupa dengan miliknya. Namun mata bulat dan rambutnya yang hitam dan tebal jelas-jelas berasal dari Khansa.

Jemarinya bergerak lambat untuk menyentuh pipi Kiana lalu kemudian dia mengusap rambutnya dengan lembut.

"Dapet salam dari oma, nak." bisik Jerome. "Oma kangen sama kamu katanya, tapi masih belum berani ketemu. Insha Allah kita bisa secepatnya ketemu sama dia ya?"

AVENGEMENT ( ✔ )Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon