6

6K 506 46
                                    


Jaeyun kembali memuntahkan cairan bening pagi ini.

Tubuhnya terlihat sangat ringkih dan kurus.

Sementara pria brengsek bajingan itu hanya menatapnya dengan kaos putih andalannya malas.

"Sudah muntahnya sayang?,kau harus banyak makan agar kembali berisi"

Jaeyun mencoba berdiri dengan berpegangan pada kloset,namun dirinya kembali terduduk dengan suara rantai yang menemani.

"Kenapa kau jadi lemah sekali hm?"

Sunghoon mendekat kemudian memberi sedikit ciuman pada bibirnya,membuat jaeyun kembali merasa mual.

"Janganlah dirimu jaeyun,jangan sampai kau keguguran jika itu terjadi......tentu saja aku akan buat kau hamil lagi,mau?"

Jaeyun menggeleng saat pria itu mengangkat tubuhnya dan meletakkan nya di atas ranjang.

"Minum obatmu,dan jangan kabur oke sayang!"

Sunghoon kembali melumat bibirnya sebelum mengambil sebuah jaket dan keluar dari kamar.mungkin pergi bekerja, pekerjaan nya?entah jaeyun juga tak tau.

Sementara itu jaeyun bernafas lega pria itu sudah pergi, walaupun nanti ia akan pulang lagi setidaknya dirinya bisa tenang sekarang.

Kepalanya menunduk menatap perutnya.

Tak lebih sebulan dirinya bersama pria itu dan dirinya dinyatakan hamil.haruskah kita ucapkan selamat.

Sepertinya jangan karena jaeyun sungguh kasian pada anak tak berdosa yang kini tumbuh di perutnya.

Tangannya mengelus perlahan perutnya.

"Kau ah-tidak kita harus kuat sayang"

Haruskah kita ucapkan selamat datang pada baby-nya.













Selamat datang baby.baby Shim atau baby park?










...

Tubuhnya sedikit terkejut kalah sebuah lengan melingkar di perutnya.

Dirinya sedang memasak namun malah melamun memikirkan masa depannya yang sudah hancur karena pria park brengsek itu.

"Kau masak apa sayang?"

Tubuhnya merinding kalah pria itu mengecup juga menjilati lehernya.

"S-sunghoon"

Dirinya masih agak takut dengan pria itu.dirinya memang tak pernah di pukul sebagai pelampiasan emosi,namun pria itu biasa memecut punggungnya sangat dirinya melawan.emang beda yah?

"Sayang kau tau?aku cinta sama kamu"

Tangan jaeyun yang sedang memotong wortel itu terhenti kemudian dirinya menoleh sedikit namun malah sebuah kecupan pada hidungnya yang ia dapat.

"Kau ingin ku buatkan teh"

"Aku tak mabuk sayang"

Jaeyun kembali merinding saat sunghoon kembali menggigiti pundaknya tangannya bahkan sudah masuk kedalam kemejanya dan mengelus dadanya.

Jaeyun mengambil tangan sunghoon kemudian berbalik dan mendekatkan hidungnya pada mulut sunghoon.

Tak bau alkohol.

Sunghoon mengigit kecil hidungnya kemudian membalik kembali tubuh jaeyun dengan dirinya yang melangkah untuk membersihkan diri.

Sunghoon sungguh memiliki mood yang berbeda-beda,pada awal dirinya di culik sunghoon terlihat sangat menyeramkan namun lama-kelamaan sunghoon jadi sedikit pengertian padanya dalam arti membiarkan jaeyun melakukan yang ia mau padanya namun tak boleh keluar dari rumahnya.apalagi setelah dirinya hamil sunghoon bahkan membelikannya alat merajut agar tak terlalu bosan di rumah.

...

Huwek

Jaeyun kembali memuntahkan isi perutnya,dirinya hanya mencium aroma masakannya dan langsung mual.

Memegangi perutnya kemudian menatap sunghoon memohon.

Sunghoon meminum segelas alkohol ditangannya kemudian meletakkan gelasnya dan berjalan ke arah jaeyun.

"Ini menyiksamu?"

Jaeyun mengganguk mengadu,ini sungguh menyiksa.

"Baguslah,haha!"

Jaeyun hanya mampu menunduk saat pria itu tertawa sangat bahagia saat mengetahui dirinya tersiksa disini.

"Ekspresi apa itu?kau membuat ku ingin memakanmu saja"

Jaeyun menggeleng saat pria itu mengangkat tubuhnya menuju ranjang.

"J-jangan sunghoon"

"Ooh,apa kau baru saja memohon?"

Jaeyun menggeleng saat pria itu malah menatapnya menggoda.

Bibirnya di kecup sekali dua kali.lalu pria itu menatapnya tajam.

"Kau ingin melawan jalang!"

Air matanya menetes saat pria itu menyebutnya dengan nama yang sangat ia benci itu.

Air matanya masih mengalir mengabaikan tangan sunghoon yang kini mulai membuka kemejanya.

"Park sunghoon brengsek"dan jaeyun hanya dapat mengumpati pria itu dalam batinnya.

Dirinya hanya diam ketika pria itu mulai menyetubuhi nya dengan nikmat bahkan saat pria itu sudah mencapai pelepasan nya.

Ketika pria itu sudah selesai dirinya membalik tubuhnya dan menutupinya dengan selimut mengabaikan pelukan yang di berikan pria di belakangnya.























Haruskah ia kabur.

...

obsessionWhere stories live. Discover now