10

5.5K 486 30
                                    


"S-sunghoon"

Panggilannya dijawab dengan gumaman oleh pria yang sedang sibuk dengan korannya itu.

"A-aku ingin susu coklat"

"Kenapa kau jadi banyak mau sekarang,hm?"

Pria itu berkata dengan koran yang di singkirkan dari hadapannya diganti dengan handphone nya.

"Maafkan aku"

Tangannya kemudian mengelus perutnya,apa sekarang saatnya mengidam?

Tapi sepertinya anaknya harus banyak bersabar karena ayahnya bahkan seperti tak menganggapnya ada.

Pria itu terlihat membalas pesan beberapa kali sebelum kemudian mengantongi kembali handphonenya.

"Aku akan pergi"

Pria itu kemudian bangkit dan mencium bibirnya sedikit brutal, sebelum kemudian mengusap kepalanya dan keluar rumah.

...

Jaeyun duduk dengan peralatan rajut di depan matanya,dirinya akan belajar merajut dan akan membuat baju juga kaos kaki untuk anaknya.

Dirinya cukup pandai melakukan ini karena dulu ia sering melakukan hal seperti ini bersama ibunya.

Hah,itu membuatnya rindu dunianya yang dulu.namun, sekarang dirinya tinggal seorang diri keluarga nya sudah lenyap jika kalian lupa.dan sepertinya kerinduannya tak akan bisa terbayar.

Dirinya baru saja selesai membuat sepasang kaos kaki saat suara ketukan pintu terdengar.

Apa itu sunghoon? Lagipula ini masih siang apa ia pulang cepat.

Jaeyun bangkit dari duduknya kemudian menuju pintu.

Cleck

Pintu terbuka menampilkan seorang pria yang lebih tinggi dari jaeyun.sangat tinggi.

"Selamat siang"

"Ya,anda siapa?"

Pria itu tersenyum padanya, kemudian menunjukkan sebuah kantong plastik berwarna hitam.

"Sunghoon menyuruhku memberikan ini"

Jaeyun mengambil kantong plastik itu kemudian menyuruh pria itu masuk untuk duduk di dalam.

"Apakah kau jaeyun?"

Jaeyun yang sedang membuka kantong plastik itu kemudian mengalihkan pandangannya kemudian mengganguk.

Dua kotak susu coklat adalah isi dari kantong plastik itu.

Jaeyun mengambil satu kotak susu itu kemudian meminumnya.tapi bukankah ini terlalu aneh.

"Berhati-hatilah"

"Hm?"

Jaeyun dengan cepat meletakkan kembali susunya dan menatap penasaran pria itu.

"Sunghoon itu sakit jiwa"

"Dia bisa saja membunuh anakmu bahkan membunuhmu suatu waktu"

"T-tidak"jaeyun refleks memeluk perutnya.

"Ikutlah denganku......."

Jaeyun menatap pria itu ragu, haruskah.

Dirinya kemudian menunduk menatap kakinya yang kini sudah tak terantai lagi.pria itu sudah berubah akhir-akhir ini.

"Namaku EJ"

Jaeyun kembali menatap pria itu, kepalanya menggeleng namun hatinya mengatakan iya.

"Cepatlah kita tak punya waktu jaeyun!"

Jaeyun terkejut saat pria itu terdengar seperti berteriak kepadanya.

"Kau ingin mati di tangan pria itu seperti keluarga mu,hah!!"

"A-aku........"

Jaeyun tersentak saat pria itu menarik tangannya.

"Ayo jaeyun,demi anakmu!"

Dan jaeyun pada akhirnya mengganguk.














Demi anaknya?tapi sunghoon kan ayahnya.

...

Keduanya berlari keluar dari pagar rumah yang entah bagaimana bisa pria itu buka.

Berlari tanpa berbalik kebelakang juga tak peduli keadaan sekitar.hingga bahkan tak sadar sepasang mata yang menatap di ujung jalan seberang sana.

Keduanya tiba di sebuah lorong kecil dengan jalanan setapak,berjalan masuk sampai mereka tiba di sebuah bangunan bertingkat.

EJ mengajaknya menuju sebuah pintu di bawah tangga bangunan itu.membuka pintunya dan membiarkan jaeyun masuk.

"Istirahatlah di dalam"

"Terimakasih"jaeyun tersenyum berterima kasih kepada pria baik itu.yang dibalas dengan anggukan.

Jaeyun masuk kedalam ruangan kecil itu.terdapat sebuah ranjang kecil juga sebotol air mineral di atas nakas di sampingnya.

Dirinya duduk di atas ranjang kemudian mengambil botol air itu membukanya dan meminumnya untuk menenangkan dirinya.

Dirinya bersandar kemudian mengelus perutnya.

Apa yang baru saja terjadi?

Apa dia baru saja kabur dari sunghoon?

Siapa pria yang membawanya ke sini itu?

EJ?

Apakah ini benar?

Apakah ini tak apa?

Ini tak salah kan?

Air mata tiba-tiba turun dari matanya, emosi nya tak karuan sekarang.dirinya terlalu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Air matanya masih mengalir saat mata itu mulai tertutup untuk menuju alam mimpi, mengharap sebuah keajaiban.seperti yang sunghoon katakan.
























                         












































Dirinya bahkan tak mengetahui suara perkelahian yang terjadi diluar.























Pintu terbuka namun bukan pria EJ pelakunya.





















Anak nakal hm?
...

obsessionWo Geschichten leben. Entdecke jetzt