8. Asisten Pribadi

31.6K 2.8K 74
                                    


Kayera meringkuk di sofa dengan kebosanan, upload cerita sudah, makan, ngemil pun sudah. Semua membuatnya bosan, teman - temannya sibuk bekerja, sibuk dengan anak dan suaminya.

"Sialan! Kenapa bisa ketinggalan."

Kayera mendongkak ke belakang dengan masih rebahan malas. Dia melihat Rayel yang menggerutu ke arah tangga.

"Kenapa lagi? Pasti pikun, ada yang ketinggalan." gumamnya seraya geleng - geleng kepala lalu kembali menatap televisi.

"DEK!" teriak Rayel dari lantai dua dengan lantang.

Kayera tersentak pelan, menatap lantai dua dengan menggerutu pelan. Langkahnya pun dia ayunkan ke lantai dua.

"Kenap-"

"Ini berkas penting, anterin ke Braza! Dia di cafe deket apartemen K." serobotnya dengan terengah.

"Ihh, ga mau!" Kayera berseru menolak keras.

"Mereka lagi sama klien, bangkrut engganya perusahaan kita ada di tangan kamu." jelasnya dengan cepat.

"Kenapa ga abang aja!" amuk Kayera.

"Mau BAB ga kuat, udah di ujung." jelasnya seraya berlari ke kamar mandi.

Kayera menggeram kesal."Kenapa tu tai muncul sekarang sih! Ga tepat waktu!" dumelnya seraya berlalu dengan kesal.

🦋🦋🦋

Braza menatap Kayera agak kaget, pakaian atas Kayera memang tertutup karena big size tapi bawahnya mana? Terlihat tidak pakai celana.

"Ini berkas dari bang Rayel." Kayera tersenyum ramah pada dua rekan kerja Braza dan Rayel itu.

Braza meraihnya."Makasih, duduk di sana, tungguin." tegasnya tanpa menatap Kayera.

Braza pun kembali berbincang, fokus pada dua rekan kerja di depannya. Jelas saja kedua rekan kerjanya itu perwakilan, bukan boss sebenarnya. Untung saja.

Mana bisa boss aslinya bisa di suruh menunggu. Dasar Rayel ceroboh!

Kayera duduk, memesan jus dan beberapa cemilan.

Di liriknya Braza yang serius berbincang, senyum terbit walau samar.

Kayera memutuskan untuk menulis di ponsel, ide mendadak bermunculan karena tempatnya sungguh indah dan membuatnya nyaman.

🦋🦋🦋

"Ga usah, gerah." tolak Kayera saat Braza meletakan jas di paha Kayera yang hampir semuanya terekspos.

"Pake." tegas Braza dengan masih merapihkan jas itu di pangkuan Kayera.

Kayera mendengus."Ga ada yang liat, ga ada yang minat, ga ada yang nafsu juga." celoteh Kayera seraya mengunyah kentang goreng.

"Ada."

Kayera mengedarkan pandangannya, tidak ada laki - laki selain pelayan yang sibuk melayani pelanggan di sebelah ujung.

"Mana? Ngaco!" Kayera kembali meraih kentang goreng.

Braza tidak menjawab, hanya menatap wajah polos tanpa make up dengan rambut di cepol asal itu.

Harusnya penampilan Kayera saat ini hanya bisa di lihat oleh suami yang bangun dari tidurnya.

Kayera mendongkak saat merasa di tatap lama."Apa?" tanyanya dengan masih mengunyah.

"Mau ikut ke kantor?" tawar Braza seraya ikut mengambil kentang goreng di depannya.

"Ga mau, pulang aja abis ini. Masa iya ke kantor pake baju kayak gini, malu - maluin diri." cerocosnya dengan mulut di penuhi kentang.

Jorok namun tidak membuat Braza jijik.

"Ikut aja." Braza meraih jus bekas Kayera, menyesap jus itu sedikit lalu menyudahi acara ngemilnya.

"Ga, makasih." tolak Kayera sebelum menyesap jus sisanya.

"Ikut!" tegas Braza lalu beranjak untuk membayar semuanya.

Kayera mendengus."Mulai lagi jadi pemaksa." dumelnya.

🦋🦋🦋

Braza fokus ke depan, Kayera terlalu seksi kalau duduk. Celana pendeknya terlihat seperti CD.

"Lain kali, ganti dulu." kata Braza seraya memarkirkan mobilnya di tempat khusus.

Kayera mengamati pakaiannya."Ga ada yang salah." jawabnya santai.

"Pantat kamu hampir keliatan, Kay."

Kayera melotot."Braza! Dasar mesum! Jelalatan!" amuknya dengan wajah memerah antara marah dan malu.

"Itu fakta." Braza membelai rambut Kayera, membuat Kayera menahan nafas."dirapihin dulu, berantakan." jelasnya datar.

Di rasa rapih barulah Braza turun, membantu Kayera turun."Kita pake jalan pintas." ucapnya.

"Kenapa?" tanya Kayera.

"Banyak orang di depan." jawabnya seraya meraih pinggang Kayera dan membawanya untuk meninggalkan parkiran.

Kayera hanya ikut, dia mencoba biasa dan tidak bawa perasaan. Braza hanya menganggapnya adik, tidak lebih yakin Kayera dalam hati.

Kayera menatap lift mini itu."Udah lama ga masuk ke lift ini, dulu terakhir waktu sebulan kita kenal ya? Kita mau ketemu sama papih." ujarnya dengan senyuman.

Braza hanya mengangguk dan kembali diam, menatap lurus.

"Udah lama juga kita ga main, liburan keluarga juga udah hampir 2 tahun engga."

Braza hanya melirik Kayera."Liburan ada buat keluarga yang harmonis." balasnya tenang.

"Ha? Emang keluarga kita engga? Ngaco!" di pukulnya bahu Braza sekilas.

Braza kembali diam, ternyata Kayera tidak tahu apa - apa. Baguslah.

"Mau kerja."

Braza menoleh pada Kayera.

"minta kerjaan dong, bosen di rumah." lanjut Kayera.

Braza diam, dia memikirkan sesuatu. Senyum pun terbit walau samar."Jadi asisten pribadi, mau?" tawarnya.

"Tugasnya ngapain?"

Braza mengusap kepala Kayera sekilas.

Braza mengusap kepala Kayera sekilas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sex On The Beach (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang