24. Kembali Bertemu

24.1K 2.2K 39
                                    

           Braza mendongkak saat Ziyep masuk ke dalam ruangannya yang baru saja dia tempati lagi sebelum mencari tempat tinggal yang mampu menenangkan jiwanya.

"Kenapa bisa lepas? Papih belum puas siksa, Kanya." Ziyep mendudukan tubuhnya di sofa sebrang.

Braza terlihat kembali menyibukan diri di meja kerjanya.

"apa papih bikin anak pungut itu tahu kalau mereka bukan bagian da—"

"Kayera, jangan panggil dia anak pungut." Braza berkata dengan acuh nan datar.

Ziyep tersenyum miring."Tersinggung? Jadi bener, dia calon mantu papih?" kekehnya pelan nan santai.

Braza tidak merespon, dia yakin kalau papihnya itu sudah tahu jawabannya.

"jangan bikin papih kasih tahu dia kebenarannya langsung."

Braza menghentikan gerakan penanya lalu menatap Ziyep."Apa bisa jangan ganggu dia? Papih urusannya sama mimi Kanya!" geramnya tertahan.

"Tapi dia yang bisa jadi alat papih buat bikin Kanya tahu rasanya papih dulu." balasnya santai.

Braza mengetatkan rahangnya."Apa papih gagal dewasa? Apa papih secinta itu sama mimi Kanya? Kenapa papih ga bisa lepas yang udah bukan milik papih!" geramnya dengan refleks berdiri dari duduk.

Ziyep menatap datar anaknya itu, kilat misterius kembali menghiasi tatapannya."Bawa dia jauh, sebelum papih jauhin dengan cara papih!" setelahnya berdiri dan berlalu.

🦋🦋🦋

Dari awal Braza hanya ingin melindungi Kayera, dia ingin pikiran ibu hamil itu bersih tanpa terganggu oleh gosip yang datang dari keluarga, luar atau bahkan usikan papihnya.

Braza hanya takut anaknya kenapa - kenapa kalau Kayera tertekan. Hamil di luar nikah saja sudah sangat membuatnya tertekan.

Braza membawanya kabur tidaklah di dasari niat buruk. Dia tidak ingin kabar nikah kontrak, fakta bukan anak kandung sampai ke Kayera di saat dia hamil.

Apakah dia harus memberi tahu Rayel agar bekerja sama dengannya?

Braza tahu kalau Rayel tidak akan mengizinkannya membawa Kayera karena Rayel sudah salah paham padanya, Braza yakin soal itu.

Mungkin ini yang di maksud Rayel dulu,

"Samain dong, di luar kerjaan latih juga biar cerewet. Mau sampe kapan diem bae? Mau sampai kapan apapun lo diemin, ga semua bisa terima sikap lo yang satu itu." cerocos Rayel tak berjeda.

Braza memang harusnya menjelaskan bukan bisu dan memendam semua niat baiknya yang membuat orang lain salah tanggap.

"Kita harus ngobrol." Braza menghadang Rayel yang baru saja keluar dari perusahaan cabang milik miminya.

Rayel hendak berlalu namun Braza hadang lagi."ini penting! Semua demi kesehatan dia sama anak gue." sorot matanya kini bersinggungan dengan Rayel yang masih membenci itu.

"percaya kali ini sama gue, gue bukan papih."

🦋🦋🦋

"Hm.." Kayera menggeliat."ngapain?" gumamnya tanpa membuka mata.

"Kita pulang, Kay."

Kayera sontak membuka mata, menatap Braza yang mengusap perutnya dengan masih tidak percaya dan setengah mengantuk.

"ayo, pulang." Braza mengecup perut itu dengan di akhiri usapan lembut.

"Kok bisa, ke-kenapa bisa masuk?" Kayera bergerak, hendak bangun dan dengan gesit Braza membantunya hingga bersandar di kepala ranjang.

"Suatu saat, aku janji kasih tahu." Braza mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir Kayera sekilas.

Akhirnya dia bisa menyentuhnya lagi.

"Soal kamu kabur, aku maafin." Braza mengusap bahu Kayera dengan menatapnya lekat.

"Aku ga percaya kamu, Za. Kamu mau pisahin aku—"

"Aku aja ga bisa pisah dari kamu, kamu masih ragu soal itu? Kamu ga percaya aku gila selama kamu kabur?"

Kayera menahan tangisannya, mencoba untuk tidak percaya.

"jangan keras kepala, semua demi kamu sama anak kita. Ayo, kita pergi liburan lagi sampai lahiran."

Kayera menggeleng tanpa berpikir."Mau sampe kapan kita lari - lari terus? Kita hadepin aja karena tante Siska udah tahu semuanya, aku udah hancur, buat apa lagi di tu-tup - tutupi." ujarnya gemetar menahan tangis.

Braza diam, menatap keputus asaan Kayera dengan lekat.

"Kalau gitu, aku minta ke papih untuk keluarin aku dari kartu keluarga, biar aku di adopsi paman terus nikah sama kamu."

Kayera sontak menggeleng, kenapa semuanya serba salah. Kayera ingin menikah tapi bukan begitu caranya.

"Ga usah, Braza. mimi yang serahin perusahaan. Mimi bakalan cerai sama papih."

Kayera dan Braza menoleh ke arah pintu, di sana Kanya berdiri dengan senyum hangat yang sempat Kayera rindukan. Senyum lepas yang Kayera lihat saat dia 8 tahun dulu.

 Senyum lepas yang Kayera lihat saat dia 8 tahun dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sex On The Beach (TAMAT)Where stories live. Discover now