30. Terkuak, Terkejut.

35.2K 2.2K 45
                                    

      Baron menghadang Kayera yang tengah berbelanja dengan Bunga—asisten Braza.

"Hai, Kayera." sapanya ramah dengan senyum yang khas.

"Oh? Hai, Baron?"

"Syukur deh kamu masih inget, untung aku nolak di jodohin sama anak pungut kayak kamu." di liriknya perut Kayera."hamil duluan, sama kakak tirinya lagi." lanjutnya tidak punya perasaan.

Bunga sontak mendorong Baron agar semakin berjarak dengan keduanya."Hati - hati kalau bicara! Jaga mulut!" marahnya.

Kayera terdiam dengan hati yang berdarah - darah.

"Bener kok! Dia bukan anak kandung tante Kanya, mereka mau jodohin dia sama aku biar apa? Biar dia tetep di pandang baik, berkecukupan, tapi maaf, udah ga tertarik." setelahnya Baron berlalu, meraih pinggang kekasih barunya.

"Untung kamu ga kejebak, mereka manfaatin harta kamu." kata kekasih Baron seraya terus menjauh.

Kayera masih diam, antara percaya dan tidak percaya. Fakta apa itu? Kalau pun iya kenapa harus tahu dari orang lain?

"Nyonya?" Bunga terlihat khawatir."mari kita kembali ke kantor, tuan—"

"Antar aku ke rumah mimi, Bunga." potongnya lalu berlalu.

🦋🦋🦋

Kanya menahan nafasnya kaget."Ka-kamu—"

"Mimi masih mau coba tutup - tutupi?" pandangan Kayera terlihat sendu penuh luka dan kecewa.

"Ga gitu, dengerin mimi" Kanya mencoba meraih bahu Kayera namun anaknya itu mundur menjauh.

"Mimi kenapa ga jujur? Siapa Kayera sebenernya, apa ini juga alesan kenapa keluarga mimi sering lukain aku!"

Kanya ikut kacau, tangisannya sama deras seperti Kayera saat ini.

Rayel yang baru datang dari kantor terlihat tergesa, mengabaikan meetingnya.

"Kayera, jangan salah paham. Jangan benci kita, biar kita jelasin."

Kayera menggeleng."Aku butuh waktu sendiri!" setelahnya hendak pergi namun Braza menahannya.

"Dengerin mereka, sayang. Jangan tambah beban pikiran, kandungan kamu udah besar, jangan bikin dia sakit."

Kayera pasrah memeluk Braza, dia memang harus menyelesaikannya hari ini. Semua harus jelas.

Braza menuntun Kayera untuk duduk, di ikuti Rayel yang menenangkan Kanya.

"Orang tua kamu bersedia ketemu, mimi udah atur waktu tapi mimi ga tahu kalau kamu bakalan tahu dari orang lain kayak gini, maafin mimi."

Kayera kembali terisak, memeluk Braza yang terus mengusapnya itu.

"Kita bener - bener sayang kamu, Kay." Rayel bersuara setegar mungkin, dengan terkuaknya fakta ini dia berharap hubungannya dengan Kayera tidak akan berubah.

Kayera semakin berderai air mata.

"Sekalipun udah ketemu, udah tahu, tolong, jangan lupain kita, jangan benci kita." Kanya semakin terisak setelahnya.

Kayera melepas pelukan Braza."Siapa yang mau tinggalin kalian? Aku cuma kecewa karena orang lain yang kasih tahu, kenapa kalian selama ini bungkam terus." isaknya.

"Kita takut kamu pergi." Rayel menyeka air matanya.

"Ga ada alasan buat pergi, kalian sesayang itu sama aku selama ini, ngapain pergi? Orang tua kandung belum tentu sesayang kalian." isaknya semakin menjadi.

Kanya dan Rayel tersentuh, sesuatu yang mengganjal di hati langsung hilang berganti kelegaan.

🦋🦋🦋

"Zi-Zio?" Kayera terkejut bukan main, kenapa ada Zio saat dia akan ketemuan dengan orang tua kandungnya.

Braza yang menemani pun sama kagetnya.

"Kalian kenal?" Bizar bersuara tenang dengan menatap Kayera lekat.

Andai tradisi di keluarganya tidak ada, mungkin Kayera akan menjadi anak gadisnya.

Zio masih diam, fakta memiliki adik saja masih membuatnya syok dan kini dia tahu siapa adiknya itu.

Anzarika mengusap kepala Kayera."Kita baru pertama ketemu, ga nyangka anak mama bisa secantik ini." ujarnya lembut.

Kayera masih diam, menikmati usapan pertama kali dari mama kandungnya.

"Kanya pasti udah jelasin semuanya sama kamu ya?" Bizar tersenyum ramah."kita ga bisa ketemu kamu selama ini karena kita masih menghargai Kanya yang belum siap kasih fakta sebenarnya." lanjutnya.

Kayera hanya mengamati kedua wajah asing yang ternyata orang tuanya.

"Ini Zio, kembaran kamu. Dia lahir lebih dulu dari kamu. Kalian kembar tidak identik." jelas Anzarika dengan masih mengusap rambut Kayera.

Kayera dan Zio saling bertatapan, berarti rasa nyaman, aman, suka dan cintanya dulu bukan rasa yang sebenarnya antara pria dan wanita.

Mereka hanya terikat batin sebagai anak kembar. Pantas saja saat tahu Zio sakit, dia jadi ikut sakit waktu itu.

"Dengan adanya pertemuan ini, kami harap hubungan kita bisa membaik. Tradisi yang selama ini menjerat keluarga pun sudah di hapus, kalau kamu siap, kamu bisa masuk ke kartu keluarga kita." kata Bizar penuh harap.

Bizar dan Anzarika ingin sekali menebus waktu yang telah mereka sia - siakan.

"Sayang." Braza mengusap Kayera yang terus diam itu.

Kayera menatapnya lalu tersenyum."Maaf, aku lagi mencoba yakin aja, kalau semua ini bukan mimpi." jelasnya pada semua.

Obrolan pun masih terus berlanjut, Braza pun terlihat nyaman berbincang dengan mertuanya.

Kayera pun mulai terbuka saat Anzarika mengajaknya berbincang, menanyai soal kesukaan dan sebagainya.

Zio masih diam mengamati, merasa tidak percaya kalau dia dan Kayera adalah kembar.

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Sex On The Beach (TAMAT)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt