17. Insting

27.8K 2.7K 121
                                    

     Kayera mengatur nafasnya, matanya menatap kedua mata Braza yang menggelap indah. Perasaannya sungguh gila.

Braza menyeka bibir Kayera yang basah, memerah dan bengkak karena ulahnya itu.

Braza tak bosan menatap, mengusap pipi yang memerah di depannya dengan lembut.

"Ki-kita-"

Braza kembali mendekat, mengulum bibir Kayera dengan penuh perasaan. Braza tidak melewatkan apapun, di hisap, jilat dan kulum dengan lembut.

Kayera bahkan hanyut, sungguh pengalaman yang memabukan. Akal sehatnya entah di lempar kemana.

Braza mengusap tengkuk Kayera, menariknya pelan agar lebih merapat di tambah di usap punggung rapuh itu dengan penuh kelembutan.

"Engh.." Kayera melenguh tanpa sadar saat Braza mengisap bibir bawahnya dan meneroboskan lidahnya nakal.

"Cukup." bisik Braza di depan Kayera, nafasnya masih terengah dengan hidung masih bersentuhan dengan pipi Kayera.

"I love you, Kay." bisik Braza sebagai penutup dengan di hadiahi kecupan singkat di bibir.

Kayera hanya diam, menatap Braza dengan perasaan yang semu nan campur aduk.

🦋🦋🦋

Braza menuntun Kayera ke arah kamarnya, Rayel yang baru datang dan berpapasan hanya berlalu dengan sibuk bermain ponsel.

"Bang utang." kata Kayera tanpa menghentikan langkahnya, terus saja menoleh ke belakang.

"Nanti, lagi dapet cemceman lagi nih, sibuk." balasnya acuh tak acuh.

Kayera mendengus, abangnya itu tidak kapok - kapok di sakiti perempuan.

"Eh eh tunggu." Rayel urung masuk ke dalam kamarnya.

Braza dan Kayera berhenti melangkah, menoleh ke arah Rayel.

"kenapa ke kamar lo? Kalian mau ngapain?" tanyanya penuh selidik, walau mereka sudah keluarga tetap saja Braza dan Kayera tidak sedarah.

Peraturan selembar kertas itu sangat mudah di langgar, Rayel tetap harus waspada apalagi Kayera adik kandungnya.

"Cek kamar, lagi di urus pembantu soalnya basah penuh buah naga." terang Kayera dengan menatap nanar abangnya itu.

Insting seorang kakak ternyata luar biasa, biasanya Rayel akan acuh saja saat Kayera hilir mudik ke kamar Braza bahkan sering tidur di sana tapi kenapa saat ini baru di pertanyakan dan di permasalahkan.

"Kamar abang aja." kata Rayel dengan melambaikan tangan, mengkode Kayera untuk masuk ke kamarnya.

Kayera hanya mengangguk, itu lebih baik dari pada berduaan dengan Braza.

"Gue yang di kamar lo, biar Kayera di kamar gue." kata Braza seraya menahan lengan Kayera yang hendak melangkah.

"Nah, itu bagus." kata Rayel sumringah.

🦋🦋🦋

"Gue ga buta." kata Rayel dengan sesekali masih fokus pada ponsel.

Sampai malam saja perempuan calon pacarnya itu masih setia bertukar pesan, mungkin lagi PDKT jadi apapun di bahas. Kalau udah jadi pacar mah, pesan lama balesnya juga ga masalah.

Dasar Rayel!

Braza hanya melirik Rayel, pantas saja Rayel tidak di jadikan CEO, kelakuannya masih agak bocah yang banyak main.

Pelatihan jadi CEO saja banyak absen karena perempuan. Ck, ck! Dan Braza yang masih muda pun di angkat papihnya lebih dulu di banding miminya mengangkat Rayel di perusahan cabang.

"Ck! Gue tahu lo main hati sama adik gue." Rayel terlihat jengkel saat Braza hanya menatap dengan wajah datarnya itu.

Braza tidak mengiyakan atau menyangkal.

Rayel jadi emosi melihatnya."Suka Kayerakan? Gue bisa liat, soalnya gue pengalaman soal cinta, walau banyak gagal." cicitnya di akhir.

Braza masih menatap Rayel, berapa sih usia Rayel? Tidak ada dewasanya sama sekali.

Ah benar, kedewasaan memang tidak bisa di ukur dari umur.

"Hm."

Rayel melotot kesal."Hm apa? Lo iyain dugaan gue?" hebohnya.

Braza hanya mengangguk samar lalu menarik selimut. Sudah malam dan dia harus bangun pagi besok.

"Wah wah, ga bisa di biarin." Rayel sibuk sendiri dengan sesekali kembali pada ponsel."tapi ga masalah sih, toh bokap lo sama nyokap gue mau pisah saat beres kontraknya abis." lanjutnya acuh tak acuh.

Makanya Braza tenang walau cemas dan khawatir sempat singgah. Tapi, dia yakin kalau di depan nanti akan ada jalan untuknya dan Kayera.

"Tapi kasihan Kay." Rayel mematikan ponselnya."tante siska jadi punya bahan olok - olok dia, hubungan lo sama Kayera bakal rumit." di liriknya Braza yang terdiam.

Braza menatap langit - langit.

"Pasti banyak omongan ga enak masuk ke telinga Kayera, gosipnya pasti gini. Mantan kakak tiri nikahi adik tirinya."

Braza menghela nafas pelan."Iyah, udah tahu resiko apalagi saat ini Kayera hamil anak gue." jelasnya tenang.

Rayel melotot terkaget - kaget sekaget - kagetnya."APA?!" suaranya melengking nyaring.

"APA?!" suaranya melengking nyaring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Sex On The Beach (TAMAT)Where stories live. Discover now