Day 10

141 20 98
                                    

Rabu, hari ke-sepuluh
Jadwal :
• Bahasa Perancis
Waktu :
07.00 - 09.00

1️⃣0️⃣ 💠 1️⃣0️⃣

"Bonjour!"

Suara khas Dea menggema di kelas yang sudah mulai ramai ini.

"Udah, itu doang yang gue tau. Nav! Bantuin, ya!" Dea tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya, dan seketika diam menyadari ekspresi Navi pagi ini.

"Uh, eh, bercanda. Hehe."

Raut Navi tak kunjung mereda, membuat Dea akhirnya duduk tanpa melirik lagi.

Navi menghela nafas kasar, teringat selepas jam pulang kemarin Genta benar-benar menghindarinya.

Oke, kemungkinan itu memang mungkin bisa terjadi. But like, seriously? Setelah Navi melalui semua proses ini? Setelah Navi bisa berdamai dengan sang hati?

Dan yang ditunggu pun tiba. Magenta berjalan masuk dengan tenang, menangkap tatapan Navi yang menusuk ke arahnya, membuat dia meringis dalam hati.

Magenta meletakkan tasnya, duduk bertepatan bel masuk berbunyi.

Sembari menunggu pengawas datang, Genta menyerongkan duduknya, bersandar di tembok, membuat punggungnya bisa merasakan dinginnya dinding di belakangnya.

Secara tidak langsung, membuat sosok Navi tertangkap sempurna di bola matanya.

Magenta mengamati dalam diam. Sikap duduk yang tegak, seragam yang rapi, ekspresi siap.

Navi adalah definisi sempurna.

Namun laki-laki itu tidak menyadarinya.

Karena Navi dikejar bayangan masa lalu. Bayangan yang bahkan sudah tidak ada, namun masih saja membekas di dada. Emeralda yang lebih sempurna, membuat Navi selalu merasa dirinya begitu buruk.

Padahal jika dibandingkan dengan orang lain, Navi jelas menang telak.

Yah, insecurity memang menyerang semua orang tanpa pandang bulu.

Magenta tenggelam semakin dalam, membiarkan benaknya berjalan sesuka hati, menjamah beberapa memori yang sebenarnya tak ingin dia kunjungi.

"Kalo lo masa lalunya, tolong jangan ancurin dia yang sekarang."

Kalimat sahabat Navi kemarin rasanya menggema di telinga Genta.

Ya, Navi sudah hancur di dalam. Mengapa juga Magenta harus repot-repot menambahi?

"Genta,"

Tersadar, mendengar Navi memanggil namanya karena kertas ternyata sudah dibagikan. Gadis yang hari ini tampil dengan rambut terurai bebas itu langsung duduk dengan benar dan menyalurkan kertas ke belakang.

Navi mengamati sejenak. Ya, Magenta selalu cantik seperti biasa. Namun Navi masih tidak suka dengan kejadian kemarin, membuat lelaki itu langsung melengos ke arah lain.

Genta melirik, bisa merasakan Navi barusan mengalihkan pandangan darinya. Senyum geli terbit dengan cantik di bibirnya.

Bohong jika Magenta bilang dia tidak menyayangi Navi. Bohong jika Magenta bilang dia tidak merindukan Navi.

Namun, Genta tahu diri.

1️⃣0️⃣ 💠 1️⃣0️⃣

"Selamat, sudah selesai-"

"YESSS!"

Pengawas menggeleng-gelengkan kepalanya melihat mayoritas kelas langsung bersorak gembira, senang karena akhirnya tidak lagi ada jadwal tes.

Sepuluh [Selesai]Where stories live. Discover now