8

13.6K 285 1
                                    

Siang menjelang sore , tubuh lemah tak bertenaga hingga membuat yang empunya malas untuk menggerakan tubuhnya, wanita itu memilih untuk mengerjapkan matanya sesekali karna mencium bau mawar kesukaannya dan menutup wajahnya saat melihat beberapa bunga mawar di depannya , dan senyuman tipis dari pria yang menemaninya beberapa bulan terakhir.

" Hei... Pemalas bangunlah apa kamu tidak akan mengantarku ke bandara ". Ujar Leonard mengusap rambut Laras .

Laras menurunkan selimutnya sebatas dada memperlihatkan wajah manis yang polos kegemaskan .
   Bibir merah jambu itu sedikit membengkak di bagian bawah. Dan Leonard terkekeh melihatnya, dia ingat apa yang terjadi di balik bengkaknya bibir Laras. " Apa ini sakit". Ujar Leonard . Mengusap bibir Laras.

" Tidak ". Jawab cepat Laras dan menyingkirkan tangan Leonard .

Dia mengangkat kedua tanganya . Dengan wajah mengiba . " Apa". Ujar Leonard . Pura-pura tidak memahami maksud Laras.

Laras manyun dan itu membuat Leonard gemas, dia menaruh seikat mawar yang ia bawa untuk Laras ke atas nakas di samping tempat tidur. Dengan tersenyum Leonard membawa Laras ke kamar mandi, menaruh tubuh Laras ke bathtub yang terisi air hangat . Bercampur busa sabun berbau aroma terapi lavender...

      Karena Laras meminta untuk berendam sendiri tanpa di bantu Leonard , akhirnya Laras melakukanya sendiri . Dan Leonard berinisiatif membuat makanan untuk Laras di dapur , sambil menunggu istrinya selesai mandi .

                       🌹🌹🌹🌹

Saat ini di ruang makan mereka sarapan dengan santai karna keberangkatan Leonard di jadwalkan siang .  " Berapa lama kamu di London". Tanya Laras . Dengan tangan menyuapkan sandwich buatan Leonard ke mulutnya sendiri.

" Mungkin 3 bulan atau lebih, kantor cabang di sana banyak mengalami kendala , aku harus turun tangan sendiri untuk menyelesaikannya ". Jawab Leonard menatap Laras.

" Kamu bisa menemuiku kapanpun kamu ingin, aku akan mengirim seseorang untuk menjemputmu". Jelas Leonard dengan semirik licik nya .

     Laras melihat itu dan menampilkan wajah keasal " aku tidak akn merindukanmu , jadi pergilah".

Leonard terkekeh melihat Laras . Dan mereka melanjutkan sarapannya .

Memang begitu singkat pertemuan mereka bahkan saat mereka tidur bersama dan makan bersama sekalipun mereka tidak memahami satu sama lain. Mereka hanya berfikir, keuntungan dari setatus merek saja .
    Hubungan yang membingungkan . Jika cinta tumbuh di tengah-tengah mereka apakah hal baik akan terjadi . Atau malah jadi  bumerang untuk hidup  dari salah satunya .

      Tentu benar, perasaan tidak bisa di tebak, tidak bisa di prediksi kapan rasa cinta dan sayang itu muncul, semuanya tiba-tiba. Seperti rasa nyaman yang berubah menjadi cinta bagi Laras .  Wanita itu tengah bingung dengan hatinya . Meski dia tidak tau maksud dari Leonard mengajaknya menikah namun tidak mengadakan resepsi ataupun sumpah. Mereka menikah begitu saja . Hanya surat nikah dan satu kertas perjanjian yang dengan sadar Laras tanda tangani, sudah membuat keduanya menjadi terikat hingga detik ini .

" Kenapa kamu selalu menjadi candu Laras, tubuhmu, suaramu, nafasmu, bahkan detak jantungmu sekalipun adalah candu bagiku "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Kenapa kamu selalu menjadi candu Laras, tubuhmu, suaramu, nafasmu, bahkan detak jantungmu sekalipun adalah candu bagiku ". Ujar Leonard . Dengan lembut mencengkram pinggul Laras . Keduanya berkeringat ... Laras berusaha menahan tubuhnya dengan tenaga minim yang dia punya.

" Berhentilah Leonard.. kau sungguh gila ..". Laras berusaha melepaskan dirinya . Namun Leonard menekan tubuhnya dan menghimpit Laras antara dirinya dan dinding kaca di depan Laras .  " Jangan menolakku sekarang Laras. Euuugghhh..". Leonard mengeram . Dengan cepat dia membalikan tubuh Laras menghadapnya.

Laras tidak bisa menolak setiap keinginan Leonard. Dia melayani suaminya sebisa mungkin , karna hari ini adalah terakhir dia mencium aroma tubuh pria gagah yang tengah membuatnya bernafsu sekarang ini.
  Membuat Laras hilang jati dirinya menjadi Laras yang nakal hanya untuk suaminya. Erangan dan desahan Laras semakin gencar dan terdengar menggema di kamar mereka . Suara keduanya bagai musik romantis seisi kamar. Bak pengantin baru keduanya limbung dengan leonard di atas tubuh Laras .  Di akhiri teriakan nikmat dari Laras kemudian di susul Leonard ...

Cahaya matahari semakin meninggi dengan malas Leonard melepaskan diri dari Laras . Dia menutup tubuh Laras dengan selimut . Wanita itu tengah memejamkan matanya tapi tidak tertidur.

" Istirahatlah , aku akan pergi dengan Bram ". Ujar Leonard melangkah masuk ke kamar mandi .

Laras bangun dan memakai kemeja putih yang beberapa jam lalu dia kenakan .  Dia masuk kamar mandi dan mereka berdua mandi bersama. Tanpa melakukan apapun mereka hanya mandi Karana kegiatan beberapa jam yang lalu membuat Leonard hampir terlambat ...

   

                       Bram sudah menyiapkan semuanya keperluan yang harus Leonard bawa , sekarang ini mereka tengah pergi ke bandara, mengendarai mobil mewah milik Leonard, di iringi obrolan ringan antara Leonard dan Laras tanpa terasa mereka sampai.
" Aku akan selesaikan dengan cepat dan kembali menjemputmu". Ujar Leonard mengusap pipi Laras dengan lembut.

Laras mengangguk dan tersenyum tipis.
   Sejujurnya tidak ada hal baik dalam sebuah perpisahan meski itu keharusan.

Laras yang tidak bisa jujur dengan perasaannya, dia hanya bisa mengikuti jalan yang dia pilih. Hubungan timbal balik. Laras butuh setatus atas namanya dan Leonard butuh tubuh Laras dan juga status yang sama agar ayahnya tidak lagi berbuat hal yang tidak Leonard suka .

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang