16

9.8K 193 1
                                    

Seperti biasa Leonard akan sibuk dengan berkas-berkas nya di kantor . Tidak ada yang bisa menggangunya kecuali istri kecilnya itu .

Jam sibuk kerja untuk semua pekerja dimanapun itu tapi Laras dia merasa bosan dengan kemewahan di tempatnya tinggal saat ini. Di tambah sudah 1 Minggu keberangkatan Chika dan Angga ke Jerman . Laras bingung harus apa belanja atau ke salon seperti wanita pada umumnya. Laras sangat tidak suka mall tempat berisik untuknya . Jika tanpa kedua sahabatnya itu .

Dengan kaki telanjang dan rambut panjang yang tergerai indah. Laras keluar kamar dengan masih memakai baju tidur tipisnya . Kaki cantik itu berjalan ke pantri di dapur . Menuangkan air putih dan meneguknya habis . " Jika di lihat-lihat tempat ini lumayan besar tapi sepi ". Lirih Laras melihat sekelilingnya.

   Kakinya kembali membawa dia ke kamar untuk memakai baju santai . Dia juga berfikir akan mencari kerjaan agar tidak bosan atau melanjutkan kuliahnya  saja setelah meminta izin pada Leonard.

Otaknya selalu berputar, jika dia bekerja dan menabung setidaknya jika Leonard menceraikannya dia punya uang untuk melanjutkan hidupnya,
  " Pria menyebalkan itu sedang apa ya sekarang ". Gumam Laras . Yang kini sedang duduk di sofa panjang Deket jendela ruang tengah .  Dengan novel di tangan yang akan dia baca .  Secangkir coklat hangat menemaninya bersantai menikmati rasa bosan .

   Laras membuang fikirannya tentang Leonard dan dia fokus membaca novelnya di sofa .

       Sedangkan di tempat kerja Leonard pria itu tengah marah besar pada sekretarisnya dan Bram. Mereka begitu lalai kali ini sehingga Leonard marah cukup menakutkan.

" Apa yang anda lakukan Yolanda, merubah jadwalku dan menurut saja Dengan bedebah ini dan ayah saya ". Ujar leonard  pada sekertaris barunya itu yang tengah menunduk takut .

" Dan kamu! Kamu bekerja denganku bukan dengan si tua Bangka itu, jadi cukup Bram. Tidak ada lagi alasan kau dengan dia ". Suaranya menggema di seluruh ruangan. Leonard menatap.tajam ke duanya dengan tatapan dingin.

" Sudahlah. Keluar kalian ". Helaan nafas panjang terdengar dan dengan satu tarikan nafas. Mereka pergi meninggalkan ruangan isolasi itu . Yang bilang saja begitu. Menyeramkan memang.

Tlak..tlak tlak....

  Dentingan hils mengenai lantai terdengar begitu elegan, dengan tubuh sexy dan pakaian ketat melekat pada tubuh wanita berbibir merah yang kini, berjalan menuju ruangan petinggi di perusahaan terbesar di Asia . Wanita itu bukan lain model terkenal asal Rusia . Tidak banyak.yang mengenalnya karna dia memang menjunjung privasi.

   " Ini bukan waktunya nona, anda akan kecewa jika memaksa masuk keruangan tuan sekarang". Peringatan Bram pada wanita berambut panjang berwarna ke emasan itu . Mata burunya menandakan dia benar-benar bule untuk mereka yang melihatnya .

" Saya tidak peduli, dan menyingkirlah Bram ". Tegas wanita itu. Terlihat jelas jika dirinya sedang kesal dibalik wajahnya yang cantik.

" Anda akan menyesal nona ". Setelah berucap Bram menghela nafas berat . Melihat wanita itu masuk di telan pintu kaca tebal milik tuannya.

" Apa kita akan terkena Masalah lagi tuan Bram ". Tanya Yolanda yang sedari tadi berdiri di tempat duduknya.
  " Mungkin anda tidak nona Yolanda. Tapi saya yang akan terkena imbasnya, kita hitung dari sekarang, tuan.akan mengamuk pada nona farely di dalam sana ". Gerutu Bram .

Dan iya! Tidak waktu lama sama persis yang sudah Bram fikiran. Suara gebrakan dan suara beberapa benda jatuh di ruangan itu terdengar.

Bram dan Yolanda saling menatap dan tersenyum .

" Wanita keras kepala tuan "
Ujar Yolanda lalu tersenyum .

Bram melihat itu cukup terkejut dan menarik untuknya.

       Bram menatap tajam wanita yang tengah berdiri menjulang di depannya dengan raut wajah tidak suka dia memperlihatkan ya dengan jelas.

" Apa ini ekspresimu  menyambut tunanganmu tuan leo ". Dengan jalan meliku liuk  farely berjalan dengan centil .

" Saya tegaskan. Saya bukan tunangan anda jika menurutmu perjanjian konyol itu ada, aku menolaknya bukan . Kamu sendiri brada disana saat saya menegaskan semua perkataan saya". Dengan terus menatap tidak suka Leonard enggan untuk bangun dari tempatnya saat ini.

" Ini yang membuatku tertarik denganmu. Kamu begitu mempesona dengan kesobongan dan keangkuhanmu leo ". Farely duduk di meja tempat di depan Leonard .

Tanganya melayang akan menyentuh wajah Leonard namun farely menerima penolakan talak.

Plak!!!

" Jaga batasanmu". Leonard berdiri .

Mencengkram lengan farely dan menyeretnya keluar ruanganya tanpa pikir panjang.

Cklek! Brak!!

" Kamu miliku leo ingat itu, semakin kamu menolaku semakin besar keinginanku memilikimu ". Teriak farely di luar ruangan.

Brug!!

Aaakkh!!

Teriakan kesakitan farely membuat Yolanda dan Bram tertawa . " Bodoh sekali bule itu Bram ". 

"  cinta membuat orang bodoh Yolanda ". Lalu keduanya terkekeh dan.meninggalkan farely yang kesal dan marah . Dia pergi meninggalkan tempat itu dengan kekesalan di ujung kepalanya .










  Bram diam saja selama perjalanan pulang , dan Leonard juga masih marah padanya mereka begitu mirip sepasang kekasih yang bertengkar yang meninggikan ego mereka masing-masing.

Tidak butuh waktu lama. Mereka sudah sampai di gedung tempat mereka tinggal. " Telfon Yolanda , jika besok pagi kosongkan jadwalku hingga besok, kamu yang bertanggung jawab menggantikan ku". Jelas Leonard tanpa menatap Bram.

" Baik tuan ". Bram mengangguk patuh.

Leoanrd masuk apartment nya dan begitupun Bram .

     Leonard masuk tapi tidak terdengar apapun Solah tempat itu kosong tanpa penghuni . Membuatnya semakin kesal bukan main.

  " Honey...". Teriak Leonard . Tetap saja tidak ada jawaban.

Cklek!

Senyuman tersungging di bibir sexy Leonard . Dia mendengar suara gemercik air di kamar mandi. Dan ternyata Laras tengah mandi sekarang.

    Leonard melepas jas dan dasinya . Melempar kedua barang itu di atas kasur . Dengan lelah Leonard menaruh bokongnya dan tertidur telentang di sisi ranjang . Menaruh satu lenganya pada jidat dan matanya mulai tertutup .

Satu sisi pintu kamar mandi terbuka, Leonard menoleh pada pintu kamar mandi . Memperlihatkan bidadari ya telah selesai mandi.

" Tumben sore sudah pulang ". Tanya Laras santai .

Dengan susah payah Leonard meneguk liurnya yang terasa mencekik . Dengan penampilan seperti itu Laras tanpa dosa mendekat pada Leonard yang masih menatap tubuh Laras dengan tatapan gelap penuh gairah .

" Leo".  Sapa Laras
Leonard tak.menjawab .

Laras mendekat dan menyentuh dahinya . " Apa.kamu sakit "

Leonard menarik tubuh Laras ke atas tubuhnya . " Leo... Dasar mesum. Lepaskan aku".

" Tidak".

" Leo ayolah aku tidak memakai apapun sekarang". Rengek Laras menekan dada Leonard dan menatap matanya .

"you are the most beautiful wife". Leonard menyingkirkan rambut basah yang menutupi separuh wajah Laras.

Kecupan ringan di rahang Laras membuat laras memejamkan matanya . Menahan gejolak yang tercipta atas keintimannya sekarang.

" Leo. Lepaskan aku ".

" Not now baby".

" You are the most perverted husband ". Ujar Laras menatap sayu Leonard.

Leonard terekkeh dan dengan cepat keduanya berpangutan . Mencium dan menyesap penuh nafsu .

   Keduanya terengah.......

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang