22

6.7K 181 5
                                    

Jika di hitung ini sudah satu tahun Laras menjadi istri Leonard. menjadi istri pria misterius yang bahkan, meski sudah lama mereka bersama Laras belum mengetahui latar belakang suaminya, siapa dia sebenarnya, yang dia tau hanya satu, Leonard pemilik beberapa perusahaan besar di Indonesia, Leonard hanya memberi tau jika keluarga besarnya berada di London . Dan disini pertemuan pertama Laras dan kedua mertuanya .

Bram tengah berdiri tegap memegang iPad memberi tahu keadaan yang sedang terjadi di keluarga besarnya, layar itu memperlihatkan jika ayahnya berulah lagi dengan berbisnis dan perjodohan, kekonyolan yang memuakan untuk Leonard.

" Beri tahu Laras, untuk pulang cepat hari ini ". Ujar Leonard . Duduk di kuris membelakangi jendela , membuat dirinya semakin terlihat menawan di balik samarnya pencahayaan. Tanganya mengayun satu gelas yang berisi win kesukaannya .

" Baik tuan ". Jawab Bram. Lalu dia pamit pergi untuk melaksanakan tugasnya . Menjemput Laras di cafe tempatnya bekerja beberapa bulan terakhir ini .

Bram selalu mengantar dan menjemput nyonya mudanya, jika Laras bekerja . Laras sebenernya risih tapi dia tidak bisa menolak, semenjak kejadian Laras hampir di culik seseorang , Leonard semakin memperketat pengawasan terhadap Laras .

Pukul 16.00 ,
Caffe story'.

Laras tengah melepas celemek yang dia kenakan, hendak membersihan dirinya dan akan pulang siang, hari ini. Karna Bram sudah memberi kabar jika dia harus pulang awal untuk mencegah kemarahan Leonard .

" Ky... Aku pulang dulu ya, nanti Anita yang menggantikan aku ". Ujar Laras. Berdiri di depan kasir.

" Ah .. iya ras. santai aja, mas Ilham sudah memberi tahu aku tadi. ". Jawab rizky. Yang tengah membuat coffie pesanan pelanggan.

" Iya udah , aku pamit . Sampai juga ky ". Laras melambai dan pergi keluar caffe . Rizky melihat Laras keluar dan senyuman terukir di wajah tampan asli Jawa tengah .

Laras melihat mobil hitam yang begitu mencolok dari semua mobil di tempatnya. Dan Laras melihat siapa yang tengah duduk di belakang kemudi dengan menyilangkan tanganya ke dada. Dengan kaca mata hitam melekat di atas hidung mancung asli Eropa.

Kaca mobil itu terbuka sehingga Laras melihat pria itu tersenyum padanya . Bram mempersilahkan Laras yang sudah mendekat melihat suaminya yang mendominasi dirinya . " Tumben kamu ikut ,biasanya sibuk terus ". Laras duduk di samping Leonard.

" Kamu tidak suka aku ikut menjemput istri aku sendiri ". Leonard memberikan kaca mata hitamnya pada Bram yang tengah mengenakan sabuk pengaman.

Tanpa melihat Laras , Bram membersihakan wajahnya dan Laras memutar bola matanya melihat tingkah suaminya . Lalu Bram neyalakan mobil meninggalkan tempat tersebut.

Perdebatan mereka yang sering Bram dengarkan, suami istri yang konyol , Bram tahu betul jika di antara keduanya hingga saat ini belum ada yang mengucapkan cinta , mereka menjalin hubungan tapi tidak mengetahui perasaan satu sama lain.

Di tengah jalan menuju bandara , Soekarno-Hatta Cengkareng Jakarta. Mereka berhenti karna laras melihat seseorang yang dia kenal, menyuruh Bram untuk menepi, begitu panik dan terburu-buru.

" Baik nyonya baik.. sebentar ". Bram ikut panik karna laras menggedor jendela mobil, berharap seseorang di balik kaca itu mendengarnya.

" Tenang Laras. Ada apa ". Tanya Leonard . Melihat seorang pria berumur tengah berdiri dengan stelan jas hitam menggengam ponselnya, Seperti tengah menunggu seseorang .

" Leo.. itu ayah ". Jawab Laras dengan air mata yang mengalir deras. Leonard dan Bram kaget. Dan mereka membuka mobil . Mengikuti Laras yang lebih dulu membuka pintu mobil dengan cepat .

Bram dan Leonard melihat Laras yang berusaha melambaikan tanganya pada orang yang berdiri di sebrang jalan yang berlawanan arah .

" Ayah!". Teriak Laras .

Dengan kebahagiaan yang luar biasa ,Laras bisa melihat ayahnya dengan kedua mata kepalanya sendiri. Setelah sekian lama dia pergi begitu saja meninggalkan rumah besarnya .

" Ayaaaaah!". Teriak Laras lebih keras dan terus berlari berharap orang yang dia panggil melihatnya dan tersenyum.

Namun ketika ayahnya mencari suara yang begitu kencang. Kelakson mobil lebih dulu terdengar nyaring .

Leonard berlari dengan cepat dan menarik Laras ke taman di tengah jalan . Sedetik saja leonard telat . Ntah apa yang akan terjadi pada Laras .

" Apa kamu bodoh ! Ah! ". Bentak Leonard. Laras mengatur nafasnya dan melihat wajah marah Leonard .

" Leo itu Ayah. Kamu lihat dia. Pria yang berjas hitam itu Leo disana ". Laras menangis menunjuk ayahnya . Leonard menurut melihat telunjuk Laras .

Dan ternyata ayahnya sama sekali tidak memperdulikannya , pria tua itu melihat Laras bahkan tatapan mata mereka bertemu . Tapi pria itu lebih memilih membuang muka dan merangkul anak tirinya yang baru saja keluar dari toko kue bersama ibunya, yang berstatus ibu tiri Laras .

Mereka tertawa bahagia,seperti gambaran yang Laras inginkan sejak dia kecil, keluarga yang utuh, keluarga yang hangat penuh cinta. Gambaran itu hancur berkeping. Berantakan tak tersisa . Kebahagiaan itu benar-benar tidak ada untuk Laras.

Mobil Honda itu pergi begitu saja. Meninggalkan luka yang lebih mendalam untuk Laras .

Leonard melihat itu semua. Melihat betapa jahatnya keluarga Laras, dia baru sadar jika Chika pernah memberi tahu apa yang Laras alami di rumah nya sendiri. Leoanard merangkul Laras . Membenamkan wajah polos Laras yang tengah menangis tanpa suara . Laras bak patung begitu lama. Air mata yang mengalir namun tatapan matanya kosong.

" Laras ". Lirih Leonard.

Laras mendongak dengan mata merah yang berkaca-kaca.

Cup!!

Leonard mencium kening Laras singkat. Lalu mewadah wajah Laras .

" Kita ke London hari ini , kamu ikut denganku, tinggalkan negara ini Laras , kita akan memulai semuanya disana". Jelas Leonard . Laras menatap tajam mata berwarna biru itu dengan lekat.

Mencari apa yang Leonard maksud , membawanya ke negara asing yang tidak pernah Laras datangi. Bersama pria di depannya, yang bahkan tidak dia kenal. Meski mereka berdua cukup lama hidup bersama . Mereka masih tetap asing. Hanya sebatas patner tidur dan berusaha menjadi pasangan suami istri seperti pada umumnya.

Selama ini Laras tidak mengeluh apapun. Karna leonard memperlakukannya dengan lembut dan baik . Laras juga sempat berfikir bahwa itu adalah cinta, tapi sejauh apapun dia brharap. Cinta di antara mereka itu sungguh mustahil .

Melihat posisi saja rasanya Laras begitu serakah jika harus menginginkan cinta dari pria di depannya ini.

" Hey. say yes, then we go today". Ujar Leonard .

" Apa ini waktunya aku bertemu orang tuamu ". Tanya Laras masih tidak mengerti.

" Iya! Kita harus ke London Laras, memberitahu mereka jika aku milikmu ". Jawab Leonard serius .

" Tapi ... Kau tau aku tidak pernah ke luar negri atau kemanapun, aku akan mrepotkanmu ".

" I'm glad you bothered". Leonard terkekeh. Dan karas memutar bola matanya.

" Tinggalkan negara ini Laras , kita memulai semuanya disana ". Leonard menatap tajam lagi mata Laras . Membiarkan Laras melihat keseriusan di matanya.

Laras juga menatap mata itu dengan teduh. Sungguh ucapan Leonard mamapu mengalihkan pikiran Laras . Wanita itu mengangguk dengan mata saling menatap satu sama lain.

" Yes! ". Ujar Leonard, bertanya pada Laras .

" Iya. Aku akan ikut denganmu". Ujar Laras tersenyum .

Mereka berpelukan begitu erat . Dan wajah bahagia itu terlihat bram di ujung jalan . Melihat kedua majikannya yang nampak bahagia Bram tahu jika usaha tuannya tidak gagal.

" Kami akan pulang nyonya Helen ". Ujar Bram pada seseorang di sebrang telpon.

Wanita berpakaian rapih , yang tengah menempelkan ponsel ke pipi cantik yang merona itu tersenyum merekah . Melihat figur foto besar di ruang kerjanya dengan bahagia .

" Cintaku akan pulang ". Gumam wanita itu dengan bahagia .

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang