9

11.9K 293 0
                                    

      Ibu kota nampaknya sedang bersahabat dengan pria berahang tegas dan bibir seksi ini, bagimana tidak ibu kota yang bernotaben terkenal dengan kemacetannya hari ini tidak, jalur kiri lancar tidak ada macet sama sekali begitu nampak pejalan kaki dan mobil-mobil lain berlalu lalang dengan keadaan jalan yang normal , benar-benar pemandangan langka untuk kota Jakarta.

   Mobil Alphard hitam yang Bram kemudikan melesat jauh menembus kota . Laras dengan santai duduk di jok belakang bersama Leonard yang tengah duduk tegap dengan mata terpejam, tidak lupa kedua tanganya di lipat kedepan.  Lalu Laras mendekat dan membisikan sesuatu .
    " Apa punggungmu baik-baik saja ". Bisik Laras.  Membuat Leonard membuka matanya.  dengan kesal dia menengok ke arah Laras.
  " Harusnya aku yang bertanya seperti itu ". Jawab Leonard tersenyum miring.

Laras memukul paha kiri Leonard sehingga Leonard mengaduh refleks..

" Awhh..".

Bram sekilas menengok belakang arah suara bosnya... " Fokus kedepan Bram ". Suara tegas itu membuat Bram langsung tegang . Dan berucap " Baik tuan ".  Bram terfokus pada jalanan.
     Laras tertawa tertahan melihat keduanya . Leonard tiba-tiba merangkul pinggang Laras dan berhasil membuat Laras menegang kaget.
" Jangan macem-macem Leonard , disini ada Bram ". Bisik Laras pelan namun terdengar jelas oleh pria yang sedang merangkulnya dengan satu tangan dan tangan lain mendongakan wajah Laras .
   " Ini hukuman untukmu karna membuatku kesal ". Jawab Leonard .
     Dengan cepat Leonard mencium bibir laras.tangan kanannya tak tinggal diam. Menjamah setiap Senti tubuh Laras. Menciptakan lenguhan namun tertahan oleh bibir Leonard. Tangan Laras menahan agar Leonard tidak melanjutkan kegilaannya. Meski Bram tidak menengok sama sekali Laras paham betul, Bram tau apa yang bosnya perbuat di jok belakang.

       Dengan senyuman merekah Leonard duduk kembali setelah merapihkan rambut dan jas yang ia kenakan . Ia nampak senang membuat wanitnya kesal dengan wajah merah menahan malu.

Laras tengah merapikan bajunya . Dan enggan melihat ke samping . " Sini biar aku bantu ". Tawar leonard mendekatkan wajahnya.
  
Laras dengan cepat mundur kan setengah badannya. Dan menjawab " tidak usah ".

Terlihat Leonard melihat ke arah lain dan menahan senyum.  " Baiklah ".  Ujar Leonard .

Selang beberapa menit mobil yang mereka tumpangi telah sampai di lobi bandara . " Tuan kita sudah sampai ". Ucap bram.

" Keluar Bram ". Perintah Leonard pada Bram . Dan langsung di penuhi oleh asisten sekaligus supirnya itu.

Laras hanya diam dan menoleh pada pria yang memasang wajah serius dan tegas . Berbeda dengan beberapa waktu yang lalu.

" Aku akan selesaikan semuanya dengan cepat. Maafkan aku karena membuatmu kesal ".  Ucap leonard serius. Laras menahan air mata agar tidak terjatuh di depan pria menyebalkan di depannya .

  Dengan cepat Laras melangkur Leonard dengan cepat tanpa bicara sepatah katapun.






             🥂🥂🥂


..

Tidak ada hal baik dalam bentuk perpisahan dalam hubungan mereka, meski Leonard dengan pasti meyakinkan Laras kala itu.

Nyatanya Laras di Landa ketakutan . Saat ini Laras duduk di depan jendela apartment yang beberapa waktu lalu begitu ramai suara pria yang selama ini menemaninya, suara tawa dan kehangatan setiap ucapannya yang tak pernah Laras terima dari siapapun. Namun dia dapatkan dari seorang Leonard , pria asing yang misterius dan susah untuk di tebak. Pria itu mampu memberikan apa yang selama ini Laras impikan .

      " Jadilah wanita patuh Laras. Aku akan kembali padamu secepatnya ". Ujar Leonard beberapa jam lalu .

Itu kata-kata terakhir Leonard di iringi kecupan singkat mengakhiri perpisahan mereka di bandara . Laras hanya mengangguk dan patuh . Lidah yang seketika terasa keluh. Air mata yang begitu saja merembas . Ntah apa yang dia tangisi.

       

       

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrtt... Drrrtt....

Laras berbalik dan melihat ponselnya bergetar. Satu panggilan dan langsung dia jawab .

" Apa kamu sudah merindukanku Laras ".

Dengan senyuman mereka Laras menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.

" Tidak ... Bahkan aku sangat bersyukur kau pergi ". Bohong Laras .

Suara kekehan terdengar dari sebrang telpon ...

" Harus berapa kali aku bilang. Kau tidak pandai berbohong sayang ".

" Terserah ". Jawab Laras manyun.

Suara tarikan nafas terdengar berat.

" Aku begitu merindukanmu Laras".
" Sangat... Aku salah tidak membawamu bersamaku ". Suaranya lirih

Laras tersenyum senang.

" Kalo begitu kembalilah lagi, lalu kamu bawa aku kemanapun kamu pergi tuanku". Jawab Laras .

" Setelah urusanku selesai. Aku akan membawamu , maka bersabarlah dan tunggu aku ".

" Kamu jaga diri baik-baik, aku akan menunggumu ". Jawab Laras.

Percakapan. Berlanjut lama . Padahal mereka baru berpisah hanya hitungan jam saja .  Hubungan singkat itu ternyata berdampak besar pada keduanya . Mungkin sekarang hanya percakapan ringan saja . Tanpa mereka sadari bahwa keduanya tengah jatuh cinta satu sama lain.

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang