41

1.6K 68 13
                                    

Leonard memeluk Laras dari belakang . Dengan Laras yang terus memberontak .keduanya terengah karna main kejar-kejaran di jalan . Mereka kini berada di taman kota di Seoul.

" why . Laras". Ujar Leonard di sela nafasnya yang cepat .

" Why are you being mean like this.. hah ! ". Leonard membalikan Laras hingga kini mereka bertatap muka sangat dekat .

 Leonard membalikan Laras hingga kini mereka bertatap muka sangat dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Lepaskan aku leo ". Kini Laras menarik tanganya yang di genggam Leonard .

" Lalu kau kabur begitu ". Bentak Leonard .

Laras memejamkan matanya kaget.
" Untuk apa kau lakukan ini. Kita sudah berakhir ". Ujar Laras menunduk.

" Berakhir kau bilang. Kita memulainya berdua. Dan mengakhirinyapun harus berdua paham ". Jawab leonard .

Laras menatap kembali Leonard . Wajahnya yang kini berantakan dan sedikit kurus . Laras memegang rahang Leonard .

" Harusnya kau baik-baik saja tanpaku leo ". Laras menangis lirih, sejak pertama dia melihat Leonard hatinya begitu pilu. Dan kini tangisan itu tak terbendung lagi.  Dengan apa yang dia lihat leonya begitu berantakan, kenapa harus bertemu kembali batinnya.

Leonard menatap Laras lembut dan mengerti apa yang di maksud Laras.

" Rasanya aku mau mati saja Laras . Ketika bangunku tidak ada dirimu, untuk memejamkan mata saja aku takut ". Ujar Leonard  mewadah wajar Laras .

" Kenapa kamu bodoh dan malah kabur ke kesini ".

" Itu yang terbaik untukmu dan masa depan kamu leo ".  Balas Laras lirih.

" Tidak ada hal baik jika kau meninggalkan aku, kau tau betapa frustasinya aku mencarimu hah!!". Bentak Leonard.

Laras menunduk dan menangis. Tubuhnya lemas dan dia tak mampu menatap wajah Leonard .

" Kau masih sah menjadi istriku, dan akan seperti itu , I beg you, Laras, don't leave me again".  Leonard mengatupkan tanganya memohon dengan tulus .

    Pria sombong ini kini membuang ego dan harga dirinya . Pria yang tengah tak berdaya di hadapan wanita yang dia cintai .   Laras menggengam tangan Leonard dan menciumnya dengan lembut.

" Jangan memohon, aku tau aku salah karna berfikir kau akan baik-baik saja jika aku pergi, aku yang salah. forgive me I will not leave you again ". Laras mewadah wajah Leonard .

Keduanya begitu merindu satu sama lain .

" You promise ". Ujar Leonard .

Laras mengangguk " Yeah I promise".

Kini keduanya berpelukan begitu erat. Ke salah pahaman kini telah terpecahkan.  Keduanya hanyut dalam rasa rindu yang begitu menggunung.

        Salju pertama turun di bulan pertama pertemuan mereka , yah keduanya hanyut dalam rasa rindu yang begitu besar. Sampai tak terasa rambut mereka kini penuh dengan butiran putih pekat salju.

" Kau kedinginan ". Ujar Leonard terkekeh melihat Laras yang gemetar .

" Masih bertanya , dasar bodoh ". Laras memukul pelan dada besar Leonard

" Aduh... Kasar sekali kamu Laras ". Leonard memeluk kembali Laras .

Lalu keduanya terekekeh dan Leonard melepas pelukannya . Lalu melepas jasnya untuk di kenakan Laras .

" Bram sebentar lagi sampai, kau tidak apa-apa kan Laras ". Leonard memeluk pinggang Laras dan menuntun Laras ke bangku halte yang tidak jauh dari taman .

" Yah. Aku baik-baik saja , kau penuh salju sekarang ". Jawab Laras dan tersneyum .

" Sini. Mendekatlah". Laras melihat salju yang di kepala Leonard dan berdiri di depan Leonard yang tengah duduk menatap apa yang Laras lakukan padanya .

" Kau nampak semakin kurus. Apa kamu sakit". Leonard merengkuh pinggang kecil Laras .

" Aku sedang diet ". Jawab Laras asal .

Leonard hendak bertanya kembali namun Laras dengan cepat mewadah wajar Leonard hingga pria itu mendongak .

" Sekarang udah tampan kembali, cup!!". Dengan cepat Laras mengecup bibir Leonard .

Lalu Laras mematung kaget. Menyadari apa yang dia lakukan .

Keduanya bertatapan penuh keinginan dan rasa cinta keduanya sungguh tidak berkurang . Leonard benar-benar merindukan wanitanya ini.  Saat pertama kali melihat Laras di hotel . Rasanya beban yang begitu berat yang dia bawa saat Laras menghilang. Saat itu juga beban itu hilang . Ada kelegaan yang dia dapat . Oh Larasati Pohan sungguh besar pengaruhmu di dalam hidup Leonard .

Dia akan menjadi mayat hidup jika dirimu menghilang . Dan lihatlah sekarang Leonard seperti kembali hidup seperti sebelumnya.

    Mobil hitam yang di kendarai oleh Bram kini sudah terparkir di depan  halte . Mereka menyadari Bram yang datang.

" Oke Laras , ayo". Leonard mengulurkan tangannya . Dan di sambut manis oleh Laras .

Mobil hitam itu melesat dengan cepat dikarenakan salju yang kian melebat.

" Tanteku tidak bisa di hubungi leo ". Lars mengadu dan meremas ponselnya .

" Nona jeslyn sudah saya antar kan ke apartemennya , sesuai perintah tuan ". Ujar Bram yang masih fokus pada jalanan .

" Ohhh syukurlah, dia pasti khawatir dan terkejut melihat kejadian tadi ". Gumam Laras melihat samping jendela yang diluar tampak salju memenuhi pinggiran jalan .

" Awalnya pasti terkejut, tapi Bram sudah menjelaskan itu semua ". Leonard meremas punggung tangan Laras yang brada di pahanya .

" Benar nyonya , nona jeslyn sudah mengerti setelah saya jelaskan ".  Ujar Bram .

Laras menoleh pada Bram lalu menoleh pada Leonard yang berada di sampingnya . Keduanya berciuman lembut.  Melupakan Bram yang sudah pasti dia mendengar apa yang terjadi di jok belakangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang