21

6.6K 176 10
                                    

                Begitu syok Laras menutup mulutnya dengan Kedua tangannya. Melihat meja kaca yang pecah bercampur darah dari tangan suaminya.

Darah segar mengucur jatuh pada meja kaca yang berserakan tak berbentuk, begitu kacau Leonard di mata Laras malam ini. Laras menatap penuh pada luka di sekujur tubuh suaminya.  Lalu matanya bertemu dengan mata merah padam milik Leonard . Tatapan bak singa lapar melihat mangsanya ,

Tanpa rasa takut sedikitpun, Laras mendekat, meski kewaspadaan terlihat pada raut wajah leoanrd , " pergi ". Suara berat itu terdengar seperti peringatan dan perintah. Dengan nafas naik turun Leonard melihat kosong lantai . Enggan untuk melihat wanita keras kepala di depannya.

   Laras benar-benar keras kepala , dia mendengar apa yang Leonard ucapakan namun dia tetap mendekat .

Leonard mendongak dan menatap tajam pada Laras yang juga ikut menatap mata indah yang seperti belati menusuk kornea matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leonard mendongak dan menatap tajam pada Laras yang juga ikut menatap mata indah yang seperti belati menusuk kornea matanya . Tapi bukan Laras jika itu menggoyahkan egonya untuk terus mendekat pada Leonard .

" Saya peringatkan sekali lagi, pergi dari sini sebelum kamu menyesalinya ". Leonard terus menatap tajam manik coklat milik Laras . Tanpa ekspresi dan yang terlihat itu jauh berbeda dari biasanya . Laras baru melihat sisi pembunuh pada suaminya .

" Nyonya ...".  Bram masuk dan berusaha menarik tubuh Laras .namun di banting lah tangan Bram .

" Keluar Bram, ini urusanku dengan tuanmu". Suara itu membuat Bram mundur perlahan.

" Tutup pintu Bram, jangan buka apapun yang kau dengar nanti".

Bram patuh, tidak habis fikir dengan kedua tuannya, Bram baru menyadari jika kedua manusia di dalam ruangan itu begitu sama. Pantas mereka berjodoh. Ego dan  menakutkan mereka begitu sama . Aura apa itu . Bahkan Laras yang polos berubah menjadi Laras yang menyeramkan .

" Keluar!". Bentak Leonard menendang sisa-sisa pecahan kaca .

Auuhh!

Laras mengaduh dan melihat kakinya berdarah karna kaca yang Leonard tendang mengenai kakinya hingga robek lumayan panjang.

" Keras kepala ... ". Teriak Leonard lagi . Dia marah melihat luka di kaki Laras.

Dengan cepat Leonard mendorong tubuh Laras ke sofa , menindihnya dan mencekik leher Laras. 

" Aku membenci orang yang tidak patuh padaku, lihat gara-gara keras kepalamu, kamu terluka !!! ".

" Harusnya kau keluar Laras!!! ". Teriak Leonard . Dengan mata merah dan amarah yang memuncak , Leonard tanpa sadar melampiaskan amarahnya pada Laras yang tengah hampir mati karna cekikannya , wanita itu tidak ingin melawan. Sebut saja Laras yang bodoh, dia bahkan bertahan sedangkan nyawanya hampir hilang di tangan suaminya.

Uhkk ....ukhh. ..  ukkhh...

Laras terbatuk dan duduk mengusap lehernya yang terasa panas . Leonard melepaskan cekikanya saat melihat wajah Laras yang begitu merah dan air mata yang mengalir deras . Tanpa melawan Laras membiarkan Leonard menyakiti tubuhnya.

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang