00.24

4.4K 775 37
                                    

"setelah gue habisin para keluarga Jeon itu, gue bakal bawa El sama gue dan pergi sejauh mungkin dari sini"

"lo serius? Lo mau kabur kemana?"

"London, gue bisa minta tolong sama paman gue?"

"setelah itu lo tinggalin gue? Wah sial!" umpat seseorang diseberang telfon.

Youngbin terkekeh pelan, "lo bisa ikut kalau lo mau"

"gak deh, gue cuma bantu selesain tugas lo disini. Gue gak mau ikut"

"terserah-"

Brukh.

Youngbin menghentikan ucapannya saat tak sengaja mendengar sebuah suara.

"Bin... Woi!"

"gue tutup telfon dulu!" panggilan pun Youngbin putuskan secara sepihak, tak peduli jika seseorang diseberang sana tengah memaki dirinya.

Youngbin hanya ingin mencaritahu sumber suara itu, dari mana ia berasal.

Namun setelah ia memeriksa setiap sudut ruangannya, tak ada apapun disana.

Meow~

Youngbin hanya menampilkan senyumnya saat melihat seekor kucing putih berjalan kearahnya.

Sementara disisi lain, El menghela nafas lega setelah menutup pintu kamar tersebut. Takut ketahuan oleh Youngbin.

Wajahnya tampak gusar, El mendengar semua pembicaraan Youngbin tadi. Padahal El hanya ingin minum sebentar, namun saat ingin kedapur, El tak sengaja mendengar perbincangan tersebut dan Seketika perasaannya hancur.

El merasa dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Bahkan El mendengar semua rencana Youngbin.

"membunuh seluruh keluarga Jeon? Apa itu termasuk mama?" monolog El sendiri.

Dan sepanjang malam itu El terus memikirkan hal tersebut, El ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini. Dan ingin segera pulang kerumahnya.

Paginya, El bangun pagi-pagi sekali, takut jika Youngbin akan mengetahui bahwa dirinya tidak ada ditempat ini. Dan sebelum ketahuan, El memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut.

Gadis itu berjalan gontai melewati jalanan yang sepi itu.

El tidak tahu arah tujuannya untuk saat ini. Yang terpenting ia sudah berhasil kabur dari apartemen itu.

"El kangen papa..." lirih gadis itu, perlahan air matanya keluar membasahi pipi putih mulusnya.

Tiba-tiba saja ia mengingat sosok sang ayah yang selalu berada disisinya, menemani El setiap saat.

Sosok yang selalu El bangga-banggakan. Namun kini sosok itu tidak lagi disisinya.

"gak El, lo gak boleh cengeng. Lo harus kuat." gumamnya sudah seperti orang gila. Bahkan orang-orang yang berlalu lalang menatap kearahnya dengan kebingungan.

El mengusap pipinya dengan kasar, untuk menghapus jejak air mata yang ada dipipinya.

Tiiinnn.

El tersentak dikala suara klakson mobil mengangetkan dirinya.

El menoleh kearah mobil sport berwarna navy itu.

"udah bosen hidup hah?!" protes seseorang itu, menyembulkan kepalanya keluar jendela mobil.

"Jake?!" El terkejut melihat siapa seseorang itu.

[✓] El With Brother's (TERBIT)Where stories live. Discover now