00.27

4.7K 816 122
                                    

Tuan Jeon beserta anak-anaknya sedang berada dirumah sakit. El terus saja bergumam dan berdoa agar ibunya terselamatkan.

Pikirannya kacau, tidak tahu harus berbuat apa. Dan Jay berusaha menenangkan gadis itu disandarannya.

Dan kebetulan Jungwon dan Yerin berada dirumah sakit yang sama.

Dokter sudah memeriksa Jungwon dan untunglah laki-laki itu bisa diselamatkan karena peluru tidak sampai menembus bagian dalam tubuhnya.

Namun saat ini keadaan Jungwon kritis karena kekurangan banyak sekali darah.

"Jay, mama Jay..." gumam El disela isak tangisnya. Pikirannya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Bahkan luka goresan ditubuhnya pun tidak menjadi masalah sekarang. Yang El pikirkan hanya tentang ibunya.

"sstt tenang ya El..." Jay berusaha menenangkan. Ia juga sempat kaget karena keluarganya tiba-tiba datang kesini dan memberi kabar bahwa mama Yerin terkena tembakan.

Jay pun langsung saja menghampiri El karena sedari tadi gadis itu tak henti-hentinya menangis.

Sementara Youngbin sedari tadi juga masih ada disana mengikuti mereka. Ia hanya diam dan menunduk tanpa berbicara sedikitpun.

Saat ini pun Youngbin hanya bisa menatap gadis itu dari kejauhan dengan tatapan sendunya.

Ceklek.

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang dokter yang baru saja keluar dari sana.

"dokter Choi, gimana keadaan istri saya?" tanya tuan Jeon yang langsung menghampiri sang dokter.

Dokter Choi melepaskan kacamata yanh bertengger diwajahnya, ia menghela nafas gusar dan menatap kearah mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sejenak hanya ada keheningan yang tercipta diantara mereka.

"gimana keadaan mama saya dok! Dia baik-baik saja kan?" El datang menghampiri dokter Choi dan berdiri disamping tuan Jeon.

Tuan Jeon yang melihat itu pun berusaha membuat El tenang, perlahan ia mengusap bahu gadis itu lembut.

"nyonya Yerin tidak bisa diselamatkan" ucap dokter Choi berusaha memberitahu meskipun ia sangat tidak ingin memberikan kabar duka ini.

"apa...?" nafas El tercekat. Seakan-akan ia mengharapkan ini hanya mimpi baginya, atau salah mendengar apa yang diucapkan sang dokter.

"maaf, tapi peluru itu menembus jantungnya. Dia tidak bisa diselamatkan" tegas sang dokter sekali lagi.

Pecah sudah tangis El, untuk yang kedua kalinya ia kehilangan orang yang paling ia sayangi dan itu dalam tragedi yang sama?

Tubuh gadis itu meluruh kelantai, tak sanggup lagi untuk menopang berat badannya.

"mama..." gumam El sangat lirih.

"MAMA JANGAN TINGGALIN EL!" teriak El sekuat mungkin, tak peduli jika ada yang melihatnya seperti ini.

El berlari masuk kedalam ruangan itu, disusul oleh tuan Jeon beserta para saudaranya yang lain.

Ia langsung memeluk jasad ibunya yang masih terbaring diatas brankar rumah sakit itu.

"mama bangun hiks.... Mamaa!!"

Tuan Jeon yang ada disana pun ikut bersedih. Bagaimana tidak, ia telah kehilangan istri tercintanya.

Pria itu berjalan mendekat kearah El, merangkul gadis itu dan menenangkannya.

"mama jangan tinggalin El... El takut sendirian hiks"

Hancur sudah hati El, ia tidak tahu lagi harus bagaimana, El kehilangan tempat bernaungnya. Ingin melawan takdir namun itu juga tidak akan mungkin.

[✓] El With Brother's (TERBIT)Onde histórias criam vida. Descubra agora