00.28

4.8K 831 276
                                    

"mungkin menerima dan mengikhlaskan yang telah terjadi itu adalah jalan yang terbaik, mau bagaimanapun takdir ada ditangan tuhan dan tidak bisa kita hindari meskipun berusaha sekuat mungkin. Inilah hidupku yang sekarang, jauh dari kata ketenangan. Aku akan mulai membiasakan diri hidup dengan mereka. Keluarga baruku. Papa dan mama jangan pernah mengkhawatirkan aku disini. El, putri kalian baik-baik saja"

°°°

El dan Jay kini sedang berada dirumah sakit, menjenguk Jungwon yang sampai saat ini belum juga sadarkan diri.

Laki-laki itu tampak terbaring damai dengan masker oksigen yang melekat pada wajahnya.

El memperhatikan Jay yang sedari tadi terus menggenggam tangan sang adik.

"Jay..." panggil El saat tak sengaja melihat pergerakan kecil dari jari-jari Jungwon yang digenggam oleh Jay.

Jay terkesiap, dan senyum tipis terbit dibibirnya.

Perlahan laki-laki itu membuka matany. El pun ikut tersenyum lega. Entah kenapa ada kesenangan tersendiri didalam hatinya.

"Jungwon..." El memanggil nama laki-laki itu dengan suara pelan. Laki-laki itu perlahan membuka mata sipitnya.

El dan Jay saling melirik satu sama lain, bertukar senyuman karena merasa senang ketika sang adik sudah tersadar dari komanya.

"panggil dokter" suruh Jay, dan El mengangguk tanpa ragu.

Kemudian gadis itu pun keluar dari ruangan untuk memanggil seorang dokter yang akan kembali memeriksa keadaan Jungwon.

Tak butuh waktu lama, El datang bersama seorang dokter.

Dokter pun mulai memeriksa bagaimana keadaan laki-laki itu sekarang. Sementara Jay dan El memperhatikan dengan telaten.

"syukur lah keadaan Jungwon sudah mulai membaik. Dia hanya perlu waktu untuk beristirahat" jelas sang Dokter, membuat El dan Jay tersenyum lega.

"kalau begitu saya permisi dulu"

"baik dokter, terimakasih" ucap Jay.

Jay dan El kembali menghampiri Jungwon yang masih terdiam itu.

El perlahan mengusap pucuk kepala laki-laki itu dengan sangat lembut.

Merasakan ada usapan lembut dari kepalanya, Jungwon menoleh kearah sipelaku lalu sedikit tersenyum.

"noona El..." lirih laki-laki itu sangat pelan. Sampai-sampai hanya terlihat pergerakan bibir saja.

El tersenyum, entah kenapa ia menjadi emosional seperti ini dan mulai menangis.

"Jungwon cepat sembuh ya" ucap El pelan, dan laki-laki itu mengangguk.

°°°

"noona, dipanggil sama daddy" El terkesiap dari posisi tengkurapnya, menjadi posisi duduk.

Sedari tadi gadis itu asik memandangi foto dirinya dengan sang ibu, namun saat mendengar panggilan dari Sunoo, El langsung menghentikan kegiatannya.

Dahi El berkerut bingung menatap kearah laki-laki itu, ada apa tuan Jeon memanggilnya tiba-tiba begini.

"ada apa?"

"gak tau" Sunoo mengedikkan bahunya acuh.

Tak ingin berpikir panjang, El pun pergi dari kamarnya, menuju keruang kerja tuan Jeon, sementara Sunoo berlalu pergi begitu saja.

[✓] El With Brother's (TERBIT)Where stories live. Discover now