1. Warung bang Ipul

4.3K 285 18
                                    

"Cla, aku udah ada di depan rumah kamu. Kamu udah siap-siap kan?"

Di balik telpon genggamnya Clara dengan buru-buru bangkit dari atas tempat tidur. Berlari menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan menyikat gigi.

"Iya aku udah bangun dari tadi kok. Ini gak lagi nyikat gigi kok."

Anta hanya mampu menggelengkan kepala. Ia sudah tahu bahwa pacarnya itu pasti kesiangan lagi.

"Kesiangan lagi itu pasti. Malam tadi Om denger dia nonton drakor sampai tengah malem."

"Papah? Kak Anta sekarang ada dimana?"

"Ada di bawah sama papah kamu. Ketahuan kan kalo kamu kesiangan lagi."

Clara menambah kecepatannya berganti pakaian. Menyemprotkan parfume agar bau badannya tersamarkan. Lagipula ia tak memiliki bau badan yang begitu buruk. Buktinya Anta saja suka menciumnya walau jarang mandi.

"Nggak kok! Aku gak kesiangan. Kak Anta liat ya dalam itungan ketiga aku udah ada di bawah!"

"Satu."

"Ihh, Kak Anta jangan cepet-cepet dong itungnya! Curang!"

"Dua"

"Ti–"

"Aku udah siap!" teriak Clara sambil menuruni anak tangga.

"Anak papah yang satu ini kenapa sering telat bangun sih? Kasihan kan Anta nungguin kamu. Lama. Ajak Anta nya sarapan dulu gih! Gendhis buatkan adikmu sarapan dulu Sayang!"

Anta mengikat rambut Clara yang masih berantakan. Gadis itu tak sempat menyisir rambutnya.

"Gak usah pah! Nanti aku sama Kak Anta sarapan di kantin aja. Kak Gendhis, Clara pinjem sepatu kakak ya? Sepatu Clara kayaknya masih basah gara-gara ujan semalam."

"Ehh gue mau ke kampus pake sepatu itu Cla!" teriak Gendhis dari dapur. Ia tengah sibuk memasak untuk makan siang nanti sebelum pergi ke kampus.

"Clara pergi dulu ya pah! Papay!"

"Saya permisi dulu om." Anta ikut pamit.

Motor CBR berwarna hitam itu melaju meninggalkan rumah.

"Claraaa!" teriak Gendhis lagi sambil berlari keluar berharap adiknya itu belum berangkat ke sekolah.

"Sudahlah Gendhis! Pakai sepatu yang lain saja. Sepatu kamu kan banyak. Gakpapa kan?" Rahman-papah dari Gendhis dan Clara. Merangkul Gendhis dari samping.

Gendhis hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan.

~Kalopsia~

"Kamu masih sering begadang ya?"

Hiruk pikuk jalanan kota tak membuat Anta kebingungan dalam mencari jalan pintas menuju sekolah.

"APA KAK? KAK ANTA MASIH SERING KENCING DI CELANA?" Jika sudah memakai helm, telinga Clara akan mendadak tuli. Gadis itu paling tidak bisa diajak berbicara ketika di atas motor.

Ucapan Clara tadi membuat 3 orang gadis yang bonceng 3 menggunakan motor beat menoleh melihat Anta. Mata mereka langsung sinis. Tak menyangka bahwa laki-laki se-cool Anta masih kencing di celana.

"KAMU MASIH SERING BELAJAR SAMPAI BEGADANG YA?" Mau tak mau Anta harus mengeraskan suaranya juga agar orang lain tak salah paham.

"OHH BEGADANG! IYA KAK! KENAPA??"

Berbeda dengan Clara. Anta paling tak bisa mendengar orang teriak di dekat kupingnya. Tapi apa boleh buat. Sepertinya ada pengecualian untuk sang pacar.

KalopsiaWhere stories live. Discover now