19. Baikan

1.3K 141 17
                                    

komennya cantik)
votenya juga ya✨

ditempat kalian udah malam ya?
klo tempat aku sih udh tengah malam🙄

~Kalopsia~

"Cla."

Clara menoleh. "Apa ini?"

"Ambil!"

"Untuk apa ini Na? Aku gak bisa nerima barang atau uang gitu aja tanpa ada alasan apapun. Kamu udah banyak bantu aku Na."

Nafta meraih tangan kanan Clara dan meletakkan uang tunai serta sebuah handphone keluaran terbaru pada tahun itu.

"Buket boneka yang pernah lo buat di Cafe gue kemarin, keren juga. Itu bisa dijadikan bisnis Cla."

"Lalu?" tanya gadis itu tak paham.

"Lo pasti bosen kan kalau cuma duduk diem di rumah aja? Saran gue buka aja usaha rumahan, bikin buket bunga. Anggap aja uang itu gue pinjemin buat modal awal. Nanti kalau udah balik lagi modalnya baru lo bayar."

"Na ... ini banyak banget. Lagipula belum tentu bakalan balik modal. Orang-orang di sini jarang pakai buket bunga begini."

"Nanti gue bantu promosi pake selebaran. Terus gue suruh anak-anak buat bagiin ke pelanggan yang datang ke Cafe."

"Tapi aku gak yakin Na. Kalau uang kamu ini habis gitu aja gimana? Aku gak bisa."

Nafta memijit pelipisnya. Menolong Clara memang sesulit ini. Padahal gadis itu benar-benar membutuhkannya. Tapi ia malah memikirkan orang lain yang ingin menolongnya.

"Handphone ini guna banget buat lo. Usia kandungan lo semakin bertambah. Dan gue." Nafta menggantungkan kalimatnya.

"Gue jauh dari lo. Gue gak bisa mantau lo tiap jam. Sewaktu-waktu lo mau melahirkan, lo bisa hubungin gue langsung."

"Ini semua buat lo, Cla. Lo gak bakalan tau kalo gak nyoba buat buka usaha kayak gini."

Clara mengangguk. "Terima kasih Nana."

Ia mulai mengutak-atik handphonenya.

Nokia 6600

Sama seperti  milik Nafta.

"Bisa kan pakainya?" gurau Nafta melihat Clara yang tengah memperhatikan ponselnya di atas meja.

"Lo dulu punya hp?"

"Punya! Tapi udah aku jual sama bapak-bapak gitu. Pas aku masih jadi gembel di terminal bus."

Nafta terkekeh pelan mendengarnya. "Gembel cantik!"

~Kalopsia~


"Bang Ipul ... ini Nafta atau biasa dipanggil Nana!"

"Nana ... ini bang Ipul!"

Nafta bersalaman dengan bang Ipul.

"Atau biasa dipanggil duda Naf!" sahut Iwan yang tengah bermain ular tangga bersama Ipal.

Slapp!

Bang Ipul mengibas kain lapnya ke atas mainan ular tangga Iwan dan Ipal. Membuat dadu yang mereka gunakan terlempar entah kemana.

"Yehh lu pade ye! Dari siang tadi ampe sekarang kagak pulang-pulang! Bosen gue ngeliat muke lu bedue tau gak!"

Ipal menarik napas cukup dalam. Sambil menunduk-nunduk di bawah meja untuk mencari dadu. "Ntar kalau kami berdua udah gak kesini-kesini lagi pasti sepi bang. Jadi selagi kami masih ada. Hargailah ya bang!"

KalopsiaWhere stories live. Discover now