7. Melawan Restu

1.2K 132 11
                                    

Anta berlutut di depan Mira dan merapatkan kedua tangannya.

"Anta mohon mih!"

"Anta mohon sekali ini aja mami kabulin permintaan Anta!"

"Tolong jangan menikah dengan laki-laki itu! Mami boleh menikah dengan siapa aja asal jangan laki-laki itu mih!"

Entah apa yang ada di dalam pikiran Mira yang tersenyum melihat anaknya memelas seperti itu kepadanya.

"Kenapa? Bukannya kamu seneng kalau dapet papi baru yang lebih perhatian sama kamu?"

Anta menggeleng dengan cepat. Air matanya menetes begitu saja.

"Gimana hubungan Anta sama Clara kalau mami menikah dengan papanya Clara?"

"Cuma dia satu-satunya orang yang ... perhatian sama Anta selain Bi Imah. Anta mohon mih."

"Kenapa gak kamu aja yang cari perempuan lain? Kamu gak berhak mengatur hidup saya Anta! Kalau kamu gak suka sama keputusan saya."

"Silakan angkat kaki dari rumah ini!"

Mira berlalu begitu saja.

"Jadi Non Clara teh pacarnya Den Anta?"

"Iya Bi. Aku pamit pulang dulu ya. Tolong jangan kasih tau Anta kalau aku datang kesini!"

Clara memberhentikan taksi di pinggir jalan. Air mata sudah memenuhi seluruh wajahnya.

Bahkan supir taksi pun tak berani banyak bertanya. Hanya memberikan sekotak tisu kepada gadis itu.

~Kalopsia~

BRAK!!!

Clara membuka pintu rumahnya dengan sangat keras. Rahman, Gendhis, dan juga Mira sampai terkejut mendengarnya.

Ya, setelah meninggalkan anaknya di rumah. Ia datang dan menebarkan senyuman palsu itu kepada keluarga Clara.

"Papah mau menikah tapi gak pernah bilang ke Clara! Kenapa papah setega itu sih sama aku?! Aku salah apa Pah?!"

Rahman dan Gendhis saling bertukar pandang.

Laki-laki itu berdiri menghampiri Clara yang masih berada di ambang pintu.

"Ayo duduk dulu! Gak enak diliatin sama mamah kamu."

"Dia bukan mamah aku! Mamah aku Cristina pah!"

Rahman menatap anak gadisnya yang tampak sangat tersulut emosi.

"Iya calon mamah baru kamu maksud papah. Papah dan tante Mira bukannya ingin menyembunyikan pernikahan ini dari kamu. Tapi kami cuma sedang mempersiapkan semuanya saja. Lagipula dari awal kamu kan sudah tau kalau papah dan tante Mira akan segera menikah. Iya kan?"

"Itu dulu pah!"

"Sebelum kita tau kalo tante Mira ini maminya kak Anta."

"Sekarang kita semua udah tau. Apa papah tetep bakal ngelanjutin hubungan papah dengan tante Mira?"

"Kalau papah tetep menikah. Hubungan aku sama kak Anta gimana pah? Aku sayang sama kak Anta!"

Rahman melirik Mira. Seolah meminta bantuan kepada wanita itu untuk menjawabnya.

Mira yang merasa dibutuhkan pun datang mendekati Rahman.

KalopsiaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant