17. Penguntit

1.2K 157 72
                                    

hehe maaf ya baru update, aku lupa kalau punya cerita di sini

kalian juga jangan lupa vote+komennya dong😬

Spam komen titik aja juga gakpapa kok😭✌️

Asal jangan sampe authornya aja yg komen sendiri, kan kesian

~Kalopsia~

"Sendoknya mana bang? Ya kali makan mie rebus pake tangan."

Bang Ipul mengibaskan kain lapnya ke depan wajah Iwan. "Ambil sendiri sono! Gak usah manja lu ye! Biasa juga ngerusuh di dapur gue."

Iwan menjelingkan bola matanya.

Masih pagi sudah mendengar seorang duda mengomel.

"Pembeli adalah Raja!" ucapnya sambil melangkah menuju ke dalam pondok dimana tempat bang Ipul biasanya membuatkan mie rebus untuk pelanggannya.

"Raja kagak ngutang!"

"Iye serah lu lah bang! Kalah gue ngelawan duda," jawab Iwan pasrah.

"Ekhem!" Clara menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

"Ehh ada neng Clara. Duduk neng! Sarapan dulu!"

Dengan tergesa-gesa bang Ipul berlari mendahului Iwan. Mengambil sebuah piring berisikan nasi goreng kecap lengkap dengan telur mata sapi di atasnya.

"Nih! Bang Ipul ade buatin nasi goreng spesial buat neng Clara. Dimakan ya neng ya!"

Clara mengangguk dan tersenyum, duduk di sebelah Ipal yang tengah asik dengan ponselnya. "Makasih bang Ipul. Maaf ya Clara jadi ngerepotin."

"Iyee same-same neng! Kagak ngerepotin kok."

"Giliran sama cewek aja. Lembut kayak bubur," celetuk Iwan.

Cowok itu kembali duduk di depan mangkuk mie rebus miliknya. Hanya dua kali suapan, mie di dalam mangkuknya itu sudah habis tak bersisa.

Dengan mulut yang masih penuh. Iwan menarik tangan Ipal. "Cabut Pal!"

"Bayar woi!" teriak bang Ipul.

"Sekalian pas makan siang bang! Tambahin ke bon utang dulu!" jawab Iwan ikut berteriak.

Bang Ipul menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ini buku bon utang isinya juga name die semue." Menunjukkan isi dari buku sebuah buku kecil yang ia gunakan untuk mencatat orang-orang yang berhutang di warungnya.

Benar saja!

Dari atas sampai bawah. Nama Iwan dan Ipal seperti saling sahut menyahut.

Jika diperhatikan baik-baik tampaknya kedua cowok itu memang tak pernah sama sekali membayar makanan yang mereka pesan di warung Bang Ipul.

"Hehe ketinggalan." Iwan kembali mengambil kunci sepeda motornya yang tertinggal di atas meja.

"Makan yang banyak Sayang," ucapnya sambil mengelus puncak kepala Clara.

Hal itu sontak membuat pupil mata Clara membesar dan tubuhnya menegang.

Jujur saja selama ini ia tak pernah melihat Iwan mendekati perempuan. Bahkan bang Ipul saja sempat mencurigai bahwa cowok itu menyukai Ipal, temannya sendiri.

"Neng?" Bang Ipul melambai-lambaikan tangannya di depan wajah gadis itu.

"Ehh, i-iya kenapa bang?"

"Habis ini mau ngapain neng? Kalo bosen main aje di rumah bang Ipul. Nonton tv!"

"Badan Clara rasanya masih kurang enak. Rencananya mau istirahat aja di rumah."

KalopsiaWhere stories live. Discover now