14. Asing

1.3K 153 31
                                    

- Just info author ngetik sampe 2000+ kata👍

Tenkyuu

~Kalopsia~

Sambil melangkah keluar rumah sakit, Clara memperhatikan kartu pemeriksaan kandungan yang selalu ia bawa ketika mengecek janin yang ada di dalam perutnya. Tadi dokter mengatakan bahwa saat ini usia kandungannya sudah menginjak 4 bulan. Perutnya pun sudah mulai membesar.

Ketika melewati parkiran, tanpa sengaja ia melihat Anta. Cowok itu mengendarai sepeda motor yang biasa ia gunakan untuk membonceng Clara.

CBR berwarna hitam yang juga ia beli bersama Clara ketika mereka berdua masih berpacaran. Sepeda motor yang cowok itu katakan hanya akan ia gunakan untuk memboncengi Clara. Tak ada gadis lain yang boleh naik di sana, kecuali Clara.

Tapi kini nyatanya. Ia membawa seorang gadis di belakangnya yang tak lain tak bukan adalah Gendhis. Kakak kandung Clara.

Anta turun dari sepeda motornya. Berjalan semakin mendekati Clara, diikuti oleh Gendhis di belakangnya.

Tatapan matanya tak sengaja beradu dengan Clara. Kemudian beralih menatap perut gadis itu.

Belum terlalu terlihat jika Clara sedang mengandung karena gadis itu mengenakan baju oversize.

Anta berlalu begitu saja.

Mereka tampak begitu asing.

Clara yang tak mampu dan tak tahu harus menyapa atau tidak.

Dan Anta yang memang sudah muak melihat mantan pacarnya itu.

Sementara Gendhis. Kini gadis itu menghentikan langkahnya tepat di depan Clara.

"Habis cek kandungan ya? Ayahnya mana?"

Clara sama sekali tak menggerakkan bibirnya. Pandangannya menatap lurus ke depan. Berusaha sekuat mungkin menahan wajahnya agar tak menunduk ke bawah.

Gendhis berbisik ke telinga Clara. "Gue bakal ambil semua yang udah pernah lo rebut dari gue, Cla. Hh ternyata jadi lo enak juga ya."

Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya, menyusul Anta yang sudah lebih dulu masuk ke rumah sakit.

Clara pun juga begitu. Tanpa menundukkan sedikitpun pandangannya, ia kembali berjalan.

Hingga pada akhirnya ia sudah tak mampu lagi menahan hatinya yang begitu rapuh.

Tangga di tepi jalan telah menyelamatkan dirinya. Ia duduk di sana dan termenung.

Air mata?

Tampaknya sudah tak ada lagi sisa air mata yang bisa gadis itu keluarkan.

Tapi rasa sesak dan perih itu seakan bertambah 2 kali lipat dari sebelum-sebelumnya.

Bahkan ketika pertama kali ia bertemu dengan Anta, mereka berdua tak seasing itu. Anta lah yang lebih dulu menghampirinya, bertanya apakah Clara ingin bertukar es krim dengannya.

Sirat mata Anta tadi, menunjukkan sisi yang sebelumnya tak pernah Clara lihat. Dan tak pernah Anta tunjukkan kepada gadis itu.

"Aku lebih pilih dibentak kak. Daripada kita berdua saling pura-pura asing," ucap gadis itu memainkan ujung kakinya di atas anak tangga.

"Siapa yang asing?"

Clara langsung menolehkan wajahnya.

Kini sudah ada Nafta di samping kirinya. Cowok itu mengenakan baju kaos putih dan jaket yang diikatkan ke leher, dengan helm yang masih terpasang di kepala.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang