27. Star of the night

964 85 13
                                    

"Kak!"

"Bangun kak!"

"Kaki El bengkak!"

Clara membangunkan Anta yang pada saat itu tak sengaja ketiduran di kamarnya karena membantu dirinya menenangkan El yang rewel semalaman.

Deru napas bayi kecil itu terlihat semakin cepat.

Dengan keadaan yang masih setengah sadar Anta berlari ke rumah bang Ipul. Berniat untuk meminjam sepeda motor duda satu itu.

"Kunci motor!" teriaknya padahal masih jauh dari warung.

"Ape?!" Bang Ipul masih belum mengerti.

"Pinjem motor lu bang! Anak gue sakit!"

Mendengar hal tersebut, bang Ipul pun mencampakkan kunci motornya kepada Anta.

Tak menunggu lama lagi Anta menancap gas.

Dari jauh dilihatnya sebuah mobil yang sedang terparkir di depan kontrakan.

Ada Nafta disana.

Tengah membukakan pintu mobil untuk Clara.

Sebelum masuk ke dalam mobil, gadis itu sempat berhenti melihat Anta sejenak, tapi Anta memberinya kode agar segera bergegas pergi ke rumah sakit.

"Gue nyusul!" ujarnya.

~Kalopsia~


"El ganteng udahan dong nangisnya. Nanti Om Reno sama Om Hafis beliin El ice cream deh."

Suasana di dalam ruangan itu terasa sangat menegangkan.

Selain Nafta, Clara, dan baik kecilnya, juga ada Reno dan Hafis yang datang untuk menjenguk.

Dokter mengatakan bahwa El harus dirawat inap lebih kurang seminggu. Beruntungnya ada Nafta yang membantu biaya registrasi rumah sakit.

Cowo itu tidak tanggung-tanggung dalam membantu Clara. Ia bahkan meminta agar bayi kecil itu dirawat di ruangan VIP.

"Kayanya dia mau digendong. Tapi keadaannya lagi kaya gini, gak bisa." Raut wajah Clara tampak sangat gelisah.

Tidak ada seorang ibu yang tenang jika melihat anaknya terbaring di atas brankar rumah sakit.

Lebih lagi kondisi Elzan saat ini sedang sangat mengkhawatirkan. Tubuhnya yang masih mungil sudah dihubungkan oleh banyak selang.

"Sayang maafin bunda yaa?" Diusapnya puncak kepala sang anak dengan sangat lembut.

Nafta, Reno, dan Hafis hanya bisa diam menyaksikan. Mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Bingung.

"Assalamualaikum." Iwan datang diikuti dengan Anta di belakangnya.

"Waalaikumussalam."

"Dokter bilang apa?" tanya Anta langsung mendekati El.

"El harus dirawat beberapa hari di rumah sakit," jawab Clara.

"Anak ayah jangan nangis lagi ya nak? Tahan sebentar ya sakitnya."

Seperti biasa, Anta meniup ubun-ubun bayi itu, dielusnya pelan. Membuat tangis El perlahan menghilang.

Itu terlihat sangat tidak mungkin, tapi begitulah adanya.

Reno dan Hafis yang baru menyaksikan kejadian itupun sontak terkejut.

Bertanya, bagaimana bisa Anta menenangkan seorang bayi dengan semudah itu.

Bahkan ibunya saja kesulitan.

KalopsiaWhere stories live. Discover now