Chapter 12| Bunga Matahari

85 10 30
                                    

bagaimana bisa aku tidak suka jika setiap harinya kita selalu bersama. walau aku belum tau kamu sekedar berlabuh apa menetap

****

suasana hening menyambar seisi stadion, suasana yang tadinya cerah menjadi suram dengan keheningan ini. angin sepoi menerka rambut terurai gadis yang tengah berdiri di dekat lapangan tersebut . matanya penuh dendam menatap gadis di tepi lapangan yang tengah memega kamera hitam, kali ini tatapan nya penuh dengan kebencian. Gadis itu menghela napas kasar apapun bisa ia lakukan demi apa yang ia mau. 

"ada apa lo kesini ngacau in orang lagi latihan lagi. inget ya ri jangan mentang mentang kamu itu anaknya ketua umum kamu bisa se enaknya aja disini" protes marcell menatap muak Riri

Dan benar yang harus elena tau sejak malam kemarin sifat marcell berubah drastis kepada Riri bahkan ia tak pernah menyangkal bahwa marcell yang dulunya halus dengan riri kini menjadi orang yang paling membenci riri. ya meski memang semua ini salah riri sendiri, ia telah salah memilih orang untuk dipermainkan hatinya.

"gue mau minta maaf atas keributan yang terjadi semalem gue beneran nyesel dan gue mohon buat jepe mau ya balikan sama gue" ujar riri menghembuskan nafas lega

Dan benar semua orang yang duduk menyimak perkataan riri tadi terkejut, namun tidak dengan marcell justru ia merasa menjadi muak. bisa bisanya setelah apa yang riri perbuat dengan se enaknya dia meminta maaf tanpa memikirkan perasaanya dulu . marcell tersenyum kecut luka dihatinya kini tak lagi bisa di obati. mungkin terlalu percaya dengan seseorang itu tidak baik. bisa jadi orang yang ia percayai dengan penuh tidak bisa menjaga kepercayaan itu

"oke gue maafin lo, tapi enggak buat balikan sama lo karena gue udah ga mau dikhianatin kedua kali. asal lo tau aja di bohongin itu sakit apalagi yang ngebohongin orang yang gue sayang sama sahabt gue sendiri. gue muak sama lo ri" ujar marcell akan pergi namun tangannya dicekal oleh elena 

elena menggeleng, mengode marcel supaya tidak pergi, untuk menyelesaikan masalahnya sekarang jika ingin hidup dengan tenang maka ia harus menyelesaikan masalahnya sekarang juga. elena menatap serius marcell namun ia gagal jatungnya selalu tidak stabil ketika menatap mata itu, entah mengapa dan bagaimana elena juga tidak tau apa yang ia rasakan sekarang 

"gue mohon pe, emang segitu bencinya ya sama lo. ini semua mesti gara gara cewe kameramen itu kan? emang cewek ganjen" sahut riri yang tidak terima elena menyakal tangan marcell

"lo punya telinga kan ri? kala gue bilang engga ya engga. dan lo jangan ejek elena cewe ganjen because elena ga ganjen" timpal marcell

"lo liat sendiri kan kameramen centil sekarang jepe ga belain gue ini semua gara gara lo" teriak riri memaki maki elena namun elena hanya diam ia tidak mau suasana menjadi ribut hanya karena dia

"lo gak malu apa ri maki maki elena ganjen sedangkan lo sendiri disini yang keliatan ngemis ngemis balikan sama gue. berobat lo" balas marcell

coach bima yang baru saja sampai melerai pertengkaran barusan, pagi yang cerah ini menjadi panas hanya karena perdebatan barusan. bahkan pemain senior pun hanya bisa diam mendengar dan menyimak bukan apa apa hanya takut suasana menjadi ricuh.

"maaf coach saya tidak bisa menjadi kapten yang baik"

"marcell, mending sekarang lanjutin sparingannya biar riri saya suruh yang lain antar pulang"

YOU BE MINEWhere stories live. Discover now