Chapter 4| Tatapan itu..

163 28 52
                                    

titik tertinggi dalam mencintai adalah dimana hanya bisa memendam secara diam dan ikhlas ketika dia pergi dengan yang lain.

*****


ELENA berjalan di lorong stadion hari ini ia merasa lebih baik dan juga semangat.
kali ini dengan rambut dikucir kuda dan kamera yang tergantung di lehernya ia siap untuk mengawali hari dengan pekerjaan favoritnya.

Senyumnya merekah ketika ia menemui satu persatu para staff maupun official boy yang sedang bekerja. Langkahnya terhenti ketika seseorang memanggilnya, suara itu nampak familiar bahkan suara itu yang selalu elena harapkan selama ini

"EL!"

Elena menengok ke sumber suara dimana tepat dibelakang nya. seorang lelaki memakai Jersey Timnas berwarna hijau sedang melambai kepadanya tanda ia ingin elena menunggunya. Lelaki berkulit putih itu menghampiri nya kali ini senyumnya kembali merekah elena tidak bisa menahan kesenangannya.

"va....valeron?" balasnya gugup

"mau ke dalem kan?"

elena mengangguk ia hanya bisa menunduk untuk menahan kegembiraannya. Ini seperti mimpi bahkan bisa berbincang dengan Valeron itu hanya sekedar ekspetasinya dulu

"ehh itu apa?" tanya Valeron mengetahui ada sekotak bekal di tangan elena

"eh ini? ini tuh bekal buat athalah dari Zaza katanya dia nitip" jelas elena

"Zaza suka ya sama athalah sampai kasih bekal kaya gitu?"

"banget, dia udah ngeidolakan athalah dari dulu waktu kita masih SMA"

Mereka berjalan beriringan menuju lapangan tengah stadion. Sampai tak terasa percakapan mereka berakhir ketika lelaki berjersey sama dengan valeron yang duduk di kursi official menatap sinis mereka berdua

"enak ya pagi pagi udah pacaran" ucapnya beranjak dari kursi official

"maksud jepe apa?" balas elena tidak terima

"ya gue cuman ngingetin disini itu tempat latihan bukan tempat buat para bucin kaya kalian!"

"El bingung deh sama jepe. El tadi itu nggak sengaja ketemu sama valeron di lorong terus apa salahnya kita jalan bareng?"

"Lo tuh..."

pertengkaran pagi mereka terpotong ketika valeron yang tadi terkacangkan angkat bicara

"Udah woi!! masih aja hal sepele diributin. gue sama elena cuma jalan bareng nggak bucin! dan coba ngaca! disini yang bucin siapa?!" ucap valeron sedikit meninggikan nadanya

"terus kalau nggak bucin itu bekal buat siapa?" tanya Marcell

"kepo amat sih!" cerca elena kemudian pergi meninggalkan kedua punggawa timnas itu.

"woi cewek bar bar gue belum selesai ngomong!!" gerutu Marcell

Elena berjalan ke tepi lapangan menemui athalah. Jika ia tidak segera menemui athalah yang ada hanyalah salah paham karena bekal di tangannya ini. Ia menyempit kan mata lalu meratakan Pandanga ke seluruh penjuru stadion dan  yak! elena menemukan keberadaan athalah. nampaknya Atha sedang pemanasan.

"thal..." sapanya

seluruh teman teman athalah yang berada di samping nya menengok ke sumber suara

"ehh El" sahut Wahyu

"ada apa El?" jawab athalah memberhentikan aktivitas mengayunkan kakinya

"ini thal... bekal dari Zaza dan nanti kalau Zaza udah selesai seleksi dia bakal kesini jengukin thalah" ucap elena menyodorkan bekal kotak berukuran sedang itu

YOU BE MINEWhere stories live. Discover now