Chapter 7| Listen me!

159 24 116
                                    

ternyata berbicara apa adanya saja belum cukup, apalagi orang yang berbicara fakta itu orang kau benci. jelas kau tidak akan percaya! bodoh

****

HUJAN masih membungkus kota Jakarta, jalanan basah dan penuh kumbangan. Seluruh penduduk kota berbondong bondong mencari tempat peneduh dari rintik air hujan. Begitu pula elena dan Marcell perjalanan pulang mereka terhambat karena derasnya air hujan yang jatuh. Mereka mengambil tempat berteduh disebuah halte bus. sunyi masih terasa diantara mereka berdua

sebenarnya elena ingin mengutarakan kebenaran yang ia lihat kemarin. melihat Marcell yang begitu tulus sayang dengan Riri ia menjadi tidak tega memberi kabar buruk ini. Elena mengambil duduk disamping marcell ia melirik sebentar lelaki tengil disampingnya. Marcell menekuk lutut dan beberapa kali menggosok kan tangannya, ia nampak kedinginan

"jepe" panggil elena pelan nyaris kalah dengan derasnya air hujan

namun Marcell tetap mendengar nya ia menoleh sebentar ke arah elena. muka Marcell pucat diantara hembusan angin yang kuat sehingga ia kedinginan atau Marcell terkena demam

"jepe sakit?" elena mencoba mengecek suhu badan Marcell dengan memegang dahi serta pipi

"nggak panas" lanjutnya

namun Marcell tetap terdiam, ia mengigil karena Jersey yang ia kenakan tidak cukup untuk menepis dinginnya cuaca siang ini

"jepe kalau sakit bilang El ya"

namun kembali tak ada jawaban dari Marcell ia masih diam mengigil disana. elena tau Marcell sedang kedinginan ia takut jika menceritakan semuanya malah membuat Marcell semakin drop. maka ia menunggu waktu sebentar agar kondisi Marcell membaik terlebih dahulu

terlintas ide di otak elena, ia langsung membuka tas kecil yang ia gendong dari tadi, nampak syal biru muda di dalamnya ini selalu ia bawa digunakan untuk berjaga jaga saja. elena mengambil syal biru itu dan mengalungkan pada leher Marcell

"hangat kan pe?" elena tersenyum singkat kemudian kembali menatap lurus kearah hujan yang kian mengalir deras

sementara itu Marcell masih diam terpaku disana, ia masih belum percaya dengan sikap elena barusan. memberikannya sebuah syal supaya ia tidak kedinginan, ternyata elena orangnya perhatian.

"makasih el"

elena menoleh kembali ke Marsel lalu tersenyum,tidak seperti tadi yang kerjaannya hanya marah kepada Marcell

elena menarik nafas, mencoba untuk lebih rileks

"jepe, El mau beritahu jepe kabar penting nih"

"apa?"

elena menatap Marcell dengan tatapan serius, Marcell harus tau soal ini karena bila Marcell tidak tau ia akan terjerumus pada rencana Riri

"tapi jepe jangan marah ya"

"tergantung"

elena melototi Marcell, ia memajukan bibirnya

"kok tergantung?"

"yaudah iya kasih tau apa?"

YOU BE MINEWhere stories live. Discover now